Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Senin, 25 Juli 2011

Kebanggan Bapak

Sejak kecil saya sudah menyadari bahwa Bapak adalah orang yang tidak dipandang dalam keluarga besarnya, karena selalu tidak punya pekerjaan tetap, selalu kekurangan uang, menikah dengan bukan dengan orang Jawa dan tingkat pendidikannya yang cuma SMA, itupun dilaluinya dengan susah payah karena keseringan gak naik kelas.  Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa Bapak itu anak nakal sampai pernah ditahan polisi segala ketika masih muda.  Jadi imej kebengalannya melekat hingga sekarang.

Parahnya lagi setelah menikah dengan Mama saya yang bukan orang Jawa dan bukan dari keluarga yang berada, Bapak memiliki 4 anak yang kesemuanya dididik dengan nyeleneh.  Kami berempat sering dianggap gak sopan dan selalu berpenampilan dekil ketika kecil.  Mama saya sering kali marah-marah sama kami, jika kami sedang berkunjung ke tempat Eyang dan kami lalu bermain seenaknya tanpa mempedulikan sopan santun dan tata krama.  Bahkan dulu kalau saya lapar, saya langsung meminta makanan dari Eyang Putri tanpa istilah permisi dan menggunakan tangan kanan, sehingga Yang Ti marah besar kepada saya.  Tapi gimana dong umur saya masih 2 tahun dan saya belum tahu bedanya kanan dan kiri, ditambah lagi tangan kanan dan kiri saya punya kecedrungan sama aktifnya.

Kakak saya malah mengalami nasib yang tragis.  Karena dia seenaknya main di rumah Yang Ti saya, Bu Dek saya memarahi dia sampai Kakak saya yang umurnya tiga tahun bersembunyi di sudut ruangan dan berusaha menyembunyikan tubuhnya di belakang lemari.  Bahkan ketika Mama menemukan dia, dia dalam keadaan basah dengan air mata dan kencing di celana saking takutnya kakak saya akan kemarahan Bu De.

Beruntung akhirnya kami pindah ke Bontang, sehingga Bapak yang tadinya sering pergi ke rumah keluarga besarnya akhirnya harus menghadapi segala sesuatunya sendiri.  Ada sih saudara disana tapi terkadang lebih baik semua diurus dan ditangani sendiri.

Akhirnya kami berempat besar di Bontang , jauh dari Jakarta.  Selama 13 tahun saya di Bontang, saya hanya empat kali ke Jakarta untuk bertemu dengan keluarga besar Bapak, walaupun terasa aneh tapi toh kami baik-baik saja.
Setalah itu kakak saya lulus SMA dan sempat tinggal dengan keluarga besar Bapak.  Mama sebenarnya tidak setuju dengan keputusan Bapak untuk mengajak Kakak saya tinggal bersama dengan Yang Ti, namun saat itu Bapak sudah tidak bisa dilawan sehingga dengan hati was was Mama membiarkan Kakak saya tinggal dengan Yang Ti dan keluarga adik perempuan Bapak.

Ternyata Kakak saya bisa menunjukan bahwa dia adalah anak yang baik, gak macem-macem dan pintar sehingga akhirnya dia lulus UMPTN dan pindah ke Makassar.  Setelah dia, disusul oleh saya 2 tahun kemudian untuk mencari tempat kuliah di Jakarta dan ternyata saya dapat kuliah di Yogyakarta.  Kedua adik saya tidak sempat tinggal dengan keluarga besar Bapak namun mereka menunjukan bahwa mereka pun bis akuliah di PTN bergengsi mengikuti jejak saya dan kakak saya.

Setelah lulus kuliah, kakak, saya dan kedua adik saya pun bekerja.  Kakak saya di sebuah perusahaan kimia joint venture antara Indonesia dan Jepang, saya di televisi swasta, adik saya di perusahaan pipe line lalu adik bungsu saya bekerja di BUMN yang bergerak di bidang transpotasi Gas Jawa Sumatera.  Kami memang tidak kaya namun kami juga tidak kekurangan, apalagi Mama yang pensiunan anak perusahaan Pertamina masih mempunyai beberapa hak menggunakan fasilitas perusahaan. 

Pada suatu hari untuk kesekian kalinya Bapak datang ke Jakarta untuk mengurus rumah kami di Jakarta.  Bapak menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah adiknya yang letaknya tak jauh dari rumah kami.  Kebetulan adik perempuan Bapak ini bisa dikatakan hidupnya selalu berkecukupan.  Anak-anaknya disekolahkan di sekolah bergengsi di Jakarta.  Bahkan anak perempuannya lulusan PTN bergengsi di negeri ini dengan jurusan yang tidak main-main MIPA Kimia.

Tiba-tiba saja sepupu saya bertanya kepada Bapak padahal menurut Bapak sepupu saya ini dulunya jarang sekali mau ngobrol dengan Bapak.  Mungkin dia dulu menganggap Bapak adalah produk gagal dari keluarga Ibunya.  Dia bertanya bagaimana membesarkan anak, mengasuh dan mendidik anak.  Bapak hanya menjawab singkat, anak kalau sudah mulai konsisten dilepas aja gak usah dipaksa belajar kalo dia sudah sadar diri belajar. 

Sebenarnya hal itu amat mengejutkan Bapak, sejak dulu Bapak dianggap tidak dapat mendidik anak karena kami ini waktu kecil suka ngaco beda dari anak-anak lain yang sejak kecil sudah mengenal sopan santun.  Bahkan Bapak sama sekali tidak mengenalkan agama seperti mengaji.  Semua mengalir saja tanpa banyak aturan namun tanpa kami sadari sebenarnya Bapak menerapkan banyak sekali batasan pada kami.

Bahkan Bapak dengan nada datar (tapi agak sombong) dia bilang begini "anak-anak saya memang tidak ada yang kaya dan saya pun juga tidak kaya.  Tapi saya bisa ke Jakarta pergi dan pulang, saya tidak mengeluarkan uang sepersen pun, free semua.  Sudah begitu Mamanya kemarin diajak ke Bali, gratis semua dibayarin sama anaknya.  Saya saja diajak ke Tidung sama anak-anak.  Saya cuma bawa badan semua sudah diatur sama anak-anak".

Saya langsung sadar memang kami tidak bisa memberikan yang lebih daripada itu kepada kedua orang tua saya, tetapi itu sudah amat sangat lebih baik daripada sepupu-sepupu saya yang lain karena orang tua mereka belum pernah merasakan dibayarin sama anak-anaknya, bahkan Bu De yang dulu suka memarahi kami, anak-anaknya selalu membuat masalah dan malu bagi keluarga besar.  

Saya juga akhirnya mengerti mengapa dulu Bapak saya membebaskan saya dari aturan dan sopan santun, bahkan tata krama Jawa karena Bapak ingin kami melakukan segala sesuatunya dengan tulus bukan karena dipaksa oleh orang lain untuk melakukan hal tersebut.  Bahkan kami terbiasa jadi mandiri dan speak up, sehingga kami tidak bergantung dengan saudara apalagi membawa-bawa nama saudara untuk hal-hal yang gak baik.  

Entah kenapa mendengar cerita Bapak, saya merasa bahwa biar bagaimanapun keadaan saya, betapa kecil gaji saya atau sampai setua ini saya belum menikah, Bapak selalu bangga dengan saya karena bagaimanapun saya, saya hampir tidak pernah memberikan masalah kepada Bapak, bahkan bulan lalu saya bisa mengajak Bapak jalan-jalan ke Pulau Tidung.  Saya juga ikut urunan membiayai perjalanan Bapak ke Jawa bersama kakak dan kedua adik saya.  Dan itu yang membuat saudara-saudara Bapak iri sama Bapak walaupun sekali lagi Bapak tidak kaya, paling tidak dia punya 4 anak yang akan "ada" ketika Bapak membutuhkannya.

Minggu, 24 Juli 2011

Show Must Go On, Apapun Yang Terjadi Harus Tayang (Kisah Seorang Creative di Sebuah Industri Pertelevisian)

1311532574127701603
Cover Buku
Saya baru saja menyelesaikan sebuah buku berjudul Show Must Go On karya Soni Marti Lova.  Buku ini adalah kompilasi dari pengalaman Soni selama bekerja sebagai Creative untuk tiga televisi swasta yaitu TransTV, Trans7 dan TV7.  Kebetulan juga beberapa pengalaman yang ditulis ayah tiga anak ini, saya berada satu tim dengan dia bahkan foto saya ada di dalam buku itu *ayo tebak yang mana*.

Saya kenal Soni sejak saya pertama kali terjun (bebas) dalam dunia broadcast.  Walaupun saya lulusan Broadcast tetapi dunia nyata penyiaran baru saya ketahui setelah tenggelam di dalamnya.  Nah Soni inilah bersama Yeye (teman akrab Soni di Trio Perezz) senior yang pertama kali menyapa saya.  Itupun bukan dlaam arti kata menyapa yang sebenarnya, lebi tepatnya mereka sedang kelimpungan mencari bintang tamu untuk Dorce Show dan entah kenapa tiba-tiba si Yeye langsung berteriak "Hei anak baru ada yang bantuin gue gak nyari bintang tamu buat Dorce Show?"  Lalu dia ngelihat saya, "Eh lu jadi apa?"  Saya jawab "Creative", Lalu dengan gaya nyebelinnya dia langsung teriak "Sini lu bantuin gue buktiin kalo lu Creative".  Dan disitulah saya terjebak dengan dua orang creative paling menyebalkan dan nyinyir sedunia pada waktu itu, Yeye dan Soni.

Anyway, butuh waktu yang lama untuk menyadari bahwa saya sebenarnya bertemu dengan dua orang creative super kreatif yang sudah membidani program-program hebat di TransTV, bukan hanya itu saja mereka juga sudah membuat program-program tersebut mencapai puncaknya.  Dan dengan bodohnya saya melepaskan kesempatan untuk sekedar "mencuri" sedikit ilmu dari mereka hanya karena kesan pertama.

Beruntung Soni akhirnya memutuskan jadi penulis setelah memutuskan menjadi "Bapak rumah tangga" demi menemani istrinya yang sedang bertugas di KBRI Seoul.  Penyesalan saya kenapa tidak berusaha mendekati Soni waktu masih jadi anak baru sedikit terbayar.  Dalam buku ini walaupun dituliskan dalam format kisah nyata namun isinya lebih lengkap daripada buku-buku tentang dunia broadcast yang selama ini terbit di Indonesia.

Dengan bahasa yang mudah dimengerti Soni, menceritakan bagaimana suka dukanya menjadi creative di program yang dulunya dianggap kampungan yaitu program dangdut.  Lalu bagaimana dia ikut memberikan "benih" ide terhadap program Opera Van Java dan bagaimana putus asanya dia, ketika program ini tidak pernah disetujui oleh Pak Chairul Tanjung selaku pemilik Transcorp.  Belum lagi sulitnya mengundang Ibu Berkawat dari Sangatta, Kalimantan Timur karena masalah budget dan rekan yang diharapkan membantu tidak bisa dihubungi (kebetulan rekan itu adalah saya...maaf yah Uda memang hubungan telpon susah disana:D), atau apa yang sebenarnya terjadi ketika program 4 Mata dan oleh KPI dilarang tayang gara-gara kasus Makan Kodok.  Anehnya Soni malah menganngap program anak "Dunia Ceria" adalah program tersulit yang pernah dia pegang sekaligus yang paling menyenangkan.

Bukan hanya program yang dibicarakan, namun juga Soni menuliskan hubungannya dengan artis-artis yang seringkali tidak harmoni namun tak jarang tercipta simbiosis mutualisme diantara mereka.  Bahkan ditulis juga bagaimana hubungan Soni dan Bundo Dorce memanas bahkan sampai pernah diumunkan Bundo di depan Ibu-Ibu penonton Dorce Show.  Ketika harus menghadapi presenter ngelunjak dan harus ditindak tegas bahkan ketika ada saudara nara sumber marah-marah.  Pengalaman jadi bodyguard artis sampai pengalaman mencela artis yang akhirnya malah jadi berteman dekat.

Namun pekerjaan Creative bukan hanya mengurusi artis dan program, sering kali Soni akhirnya menjadi pembuka jalan bagi orang yang membutuhkan.  Seperti ketika ada seorang penyapu jalanan yang diundang olehnya untuk program Dorce Show, yang ternyata membutuhkan uang untuk melunasi biaya operasi Rumah Sakit.  Dengan kehadirannya di Dorce Show, bukan hanya dia bisa melunasi hutangnya tetapi juga meringankan sedikit beban hidupnya dengan sumbangan dari Bundo.  Sesuai dengan salah satu nasehat Boss kami "Pekerjaan kita harus memberikan manfaat bagi orang lain".  Walaupu tidak langsung, namun sedikitnya Soni sudah memberikan jalan bagi Ibu Penyapu Jalan tersebut.

Bukan hanya cerita tentang pengalaman Soni yang ada di buku ini.  Namun buku ini dilengkapi dengan contoh rundown, script on air, proposal awal Opera Van Java (yang masih berjudul Van Java), script voice over, script gimmick bahkan ada beberapa foto Soni ketika bertugas di beberapa program (ada foto saya juga lho).  Soni pun berbaik hati menerangkan arti share dan rating yang bahkan ketika saya kuliah di broadcast tidak ada.  Tak lupa Soni menambahkan Glossary atau istilah yang beken dalam dunia pertelevisian khususnya dunia televisi seragam hitam.

Tak salah lagi buku ini wajib dibaca oleh semua mahasiswa Broadcast karena yang menulis adalah praktisi terjun bebas di dunia pertelevisian banyak hal yang tidak ada dibangku kuliah, yang punya cita-cita menjadi broadcaster agar anda mengetahui bahwa dunia broadcast adalah dunia "medan perang", orang yang ingin tahu di balik layar dunia televisi dan bukan hanya teori tapi kenyataan,  juga bagi mereka yang hanya sekedar mentertawakan lucunya dunia broadcasting....hehehehehehe......

Minggu, 17 Juli 2011

Snorkling di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu

Ke Pernikahan Teman

Ini foto beberapa minggu yang lalu, salah seorang teman kantor menikah dan acaranya hanya selemparan batu dari rumah jadi mau gak mau harus datang.  Saya pakai baju kuning dengan bawahan sarung batik warna biru dan coklat.  Saya kelihatan gemuk sekali pakai baju ini tapi entah kenapa saya suka sekali memakainya.  Dari kecil saya dididik untuk menghormati pernikahan orang, jadi kalau ada nikahan saya selalu mengusahakan untuk bernampilan all out lah.  Dan saya selalu suka pakai batik dan kalung besar karena saya sendiri besar.  Tidak ada dalam hidup saya ke pernikahan pakai celana jeans dan baju kaos, rasanya kok gak banget aja.

Sabtu, 16 Juli 2011

Jadi Production Assistant, Quality Control dan Peraturan KPI

Malam ini pukul 20.50 akhirnya saya bisa bernapas lega karena boss saya memutuskan untuk menyerahkan semua materi tayang untuk diedit oleh Quality Control kantor saya.  Sungguh menit-menit yang menegangkan ketika hampir waktu on air tetapi QC masih menelpon untuk merevisi Master On Air.  Jadilah kami para Production Assistant berjibaku untuk me-revisi walaupun itu hari Libur seperti hari ini.

Saya tahu pekerjaan Quality Control tidak mudah, karena mereka benteng terakhir setiap materi tayang yang akhirnya ditonton oleh pemirsa di rumah.  Bahkan Lembaga sebesar LSF pun tak akan mampu menyamai ketelitian dan kepatuhan mereka terhadap peraturan KPI, padahal kantor kami sudah menyetor materi tayang dan membayar untuk itu demi nomor-nomor pengesahan dari LSF.  Tetapi ternyata Lembaga milik Departemen Kominfo ini pun tak mampu "membela" kami jika KPI sudah bersabda.  Aneh gak sih??  Akhirnya kami lebih mematuhi QC kantor daripada LSF.

Orang-orang Quality Control di kantor saya tuh orang-orang yang sabar dan berhati emas.  Kalau ada masalah seringkali mereka menyelesaikan sendiri tanpa harus menelpon Production Assistant seperti kami ini.  Hanya jika ada masalah yang benar-benar mereka tidak sanggup baru menelpon kami.  Hanya saja saking mereka sangat mematuhi peraturan sering terjadi perbedaan kepentingan antara Tim Produksi dan QC.  Satunya mementingkan konten satunya lagi mementingkan jangan sampai "kena" dengan KPI....hehehehehe....yang intinya sih sama-sama demi kepentingan perusahaan.

Seperti hari ini, QC Officer sampai ninggiin suaranya gara-gara ada miskom antara saya dan rekan-rekan QC.  Lucunya mereka bicara seakan-akan saya Producer Program.....sampai berulang-ulang saya bilang ke dia "Iya saya telpon boss saya dulu, gimana keputusannya?  Saya gak bisa memutuskan kan saya bukan Producer".....eeeehhh dia gak berhenti masih terus menerangkan bahwa mereka takut "kena" KPI.....hehehehehehe....Saya langsung ngomong baik-baik dengan suara setenang mungkin (walaupun sebenarnya hampir naik juga nih darah....hehehehehhehehe) "Yah udah Mas saya kasih tau Producer saya, biar bagaimanapun dia harus tahu kan masalah ini dan saya tidak bisa memutuskan kan saya cuma Production Assistant"....akhirnya dia melunak tapi tetap dengan nada mengancam "Yah udah bilang dulu deh....tapi kami gak nerima revisi sudah mepet waktunya lagian episode ini sudah kami edit kok sudah siap tayang" Tuh kan sejutek-juteknya mereka, mereka tetap orang yang berhati emas....hehehehehehehe....tapi masih ada terusannya "Kalau sampai nanti gak ada kabarnya saya akan tayangin episode back up" tetep lho ngancem hahahahahaha, Fyi episode back up adalah episode yang sudah tayang minggu lalu dan dijadikan back up jika terjadi masalah yang tidak dapat diatasi pada episode yang mau tayang.

Beruntung kali ini, boss saya menyerahkan semuanya pada Quality Control yah walaupun kami berdua menyadari bahwa akan ada yang hilang dalam episode kali ini. Kami tidak bisa berkutik karena apa yang QC katakan memang ada benarnya.....hiks....hiks.......Jadi saya menelpon kembali ke ruangan QC untuk menyetujui segala keputusan mereka dan mereka menjawab OK....hehehehehehehehe.........

Jadi teman-teman QC kantor, maaf yah kami ini PA gak bisa memutuskan.  Kami gak bermaksud memberatkan kalian dan kalian juga gak bermaksud ngeberatin para PA, hanya saja kadang perbedaan kepentingan membuat kita jadi suka berdebat kusir yang gak jelas di telpon....hehehehehehehe......Senang bekerja dengan kalian...:D








Jumat, 15 Juli 2011

Kita adalah Orang Miskin Yang Ceria

13107713481965073679
Cover Buku
Seperti yang sudah-sudah saya kembali membeli buku secara impulsif jika menyangkut tentang Jepan, Cina, Korea dan India.  Di Perpustakaan Mini (saking mininya cuma punya buku 2 rak), saya menimbun buku tentang Asia, namun tak semua saya baca, entah karena terjemahan jelek, entah karena terlalu banyak filosofi, entah karena saya memang gak ngerti mau dibawa kemana (aih Armada sekali) buku ini.  Jadi lah saya buku-buku itu sekedar koleksi/ pajangan rumah tanpa pernah disentuh lagi.

Sebulan yang lalu saya dengan penuh semangat membeli buku karya Yoshichi Shimada yang berjudul Saga no Gabai Baachan atau Nenek Hebat Dari Saga.  Sekali lagi saya membuktikan betapa impulsifnya diri saya jika menyangkut buku-buku tentang Asia, jadi setelah dibeli dan masih terbungkus plastik, buku ini hanya saya taruh di rak lama-kelamaan menjadi bagian bawah tumpukan buku-buku yang belum saya baca.

Sampai minggu lalu ketika saya dan Bapak ke Festival Buku Jakarta, tak sengaja saya mencuri dengar  seorang perempuan muda dengan semangat mempromosikan buku terbitan Kansha Books ini kepada temannya, saya jadi bertanya apa sih hebatnya buku ini.

Ternyata yang dikatakan yang dikatakan perempuan itu seratus persen benar.  Saya begitu menyukai buku ini sehingga seperti biasa jika saya menyukai sebuah buku, maka dalam sekejap saya sudah mengkhatamkan bukunya.

Buku ini adalah kisah nyata seorang pelawak Jepang bernama Akihiro Tokunaga yang kemudian hari mengganti namanya menjadi Yoshichi Shimada ketika dia harus hidup dengan neneknya di sebuah tempat terpencil (saat itu tahun 50-an) bernama Saga.  Akihiro yang kehilangan ayahnya ketika kecil akibat penyakit yang diakibatkan oleh radiasi bom atom Hiroshima, terpaksa tinggal dengan neneknya setelah "ditipu" oleh Ibunya ketika mengantarkan Bibinya pulang ke Saga.  Akihiro kecil di dorong ke dalam kereta api yang hampir berangkat agar dia tidak menolak keinginan Ibunya.

"Penipuan" ini dilakukan karena Akihiro yang saat itu berumur 8 tahun pad amalam hari sering menyusul sang Ibu ke bar milik keluarga mereka.  Demi menyelamatkan masa depan anaknya maka Ibunya dengan berat hati memutuskan untuk menitipkan Akihiro kepada neneknya di Saga.

Sebenarnya kehidupan di Saga tidak menjadi lebih baik bagi Akihiro, bahkan malah satu tingkat lebih miskin.  Namun dengan sejuta akal, sang Nenek yang sudah membesar 7 anaknya sendiri dapat membuat kehidupan Akihiro penuh dengan warna.  Bahkan disaat kelaparan pun Sang Nenek pun masih bisa "mengeyangkan" perut Akihiro dengan berjuta jawaban ajaib, jika Akihiro mulai menanyakan makanan.

Kehidupan yang serba kekurangan tidak membuat Sang Nenek menjadi orang yang menderita, karena dia selalu mempunyai prinsip bahwa "Kita adalah Orang Miskin Yang Ceria".  Bahkan jika ada orang lain yang datang minta tolong maka Nenek Tokugawa selalu membantu.

Selain Nenek, Akihiro menyadari bahwa hidupnya tidak akan seperti sekarang tanpa bantuan orang-orang di sekitarnya.  Bahkan tanpa diketahuinya guru-guru SD-nya selalu mau menukar makanan lezat mereka dengan makanan sederhana milik Akihiro ketika Festival Olah Raga Sekolahnya.  Dengan alasan sakit perut, tiap tahun secara bergantian menawarkan makanan lezat tanpa membuat Akihiro kecil berkecil hati atau merasa dikasihani.

Juga ketika gurunya ikut khawatir ketika Ibu yang ditunggu-tunggu Akihiro tak juga datang padahal sudah berjanji akan datang pada Festival Sekolah setelah setiap tahun tidak dapat menghadirinya karena kesibukan bekerja.  Ketika akhirnya Ibu Akihiro dapat hadir, guru tersebut malah menangis lebih kencang daripada Akihiro sambil berkata "Syukurlah akhirnya Ibu datang".  Disitulah Akihiro sadar bahwa selama ini banyak orang yang begitu memperhatikan dan menyanginya.

Buku yang sudah dibuat filmnya ini memang tidak menghasilkan seorang S2, S3 atau seorang pengusaha apalagi Presiden, namun buku ini banyak mengajarkan pada kita tentang kasih sayang yang mendidik, kesedihan yang dibalut dalam ketegaran dan keteguhan, kegembiraan dalam kemiskinan dan keserdahanaan dan selalu bersemangat apapun yang terjadi.  Meminjam istilah dari Nenek Tokunaga "Sampai mati, manusia harus punya mimpi! Kalaupun tidak terkabul, bagaimanapun itu kan cuma mimpi"

Kamis, 14 Juli 2011

Tanda-Tanda Orang Kampungan di TransJakarta


Jika anda mempunyai tanda-tanda atau kebiasaan dibawah ini 
  1. Gak mau antri saat orang lain sedang antri, anda dengan wajah sok-tidak-bersalah sama sekali atau wajah-aduh-aku-terlambat-nih terus tega merusak antrian orang.  Orang kayak gini nih gak makan sekolahan sama sekali.  Padahal kalau antri dengan baik semua orang bisa terlayani, petugas juga bisa melayani dengan maksimal dan anda juga bisa naik TransJakarta dengan aman, nyaman dan tenang.
  2. Dorong-dorongan ketika masuk TransJakarta.  Apa sih yang kalian kejar sampai mendorong orang di depan.  Gak akan banyak pengaruh toh kalau bis-nya penuh anda juga gak bisa masuk yang ada orang di depan bisa jatuh.  Jadi santai sajalah sambil selalu waspada dengan langkah anda.
  3. Makan dan minum di dalam TransJakarta, padahal ada tanda dilarang minum dan makan di dalam bis terpampang besar.  Kadang saya bertanya kalau ada orang yang makan minum di bis. "Nih orang bisa baca gak sih?"
  4. Buang sampah sembarangan.  Please deh emang bis tempat sampah yah??? 
  5. Tidak mau memberikan tempat duduk anda kepada ibu hamil, ibu yang menggendong anak, anak kecil, orang tua/ lansia.
  6. Tidak mau mengalah dengan orang yang akan keluar dari Transjakarta ketika anda akan masuk.  Padahal kan bagaimana bisa masuk jika penumpang yang akan turun tidak bisa keluar.
  7. Sudah bawa anak kecil dan masih ada bis di belakangnya, masih maksa masuk dengan alasan biar cepat sampai di rumah, padahal anaknnya harus berdiri dan dia sendiri harus berdiri sambil menggendong anak. Menyiksa diri dan menyiksa anak....boleh gak saya laporkan ini ke Komnas Perlindungan Anak karena ada orang tua yang membahayakan dan menyiksa anak??
  8. PDA alias menunjukan kemesraan pacaran. Saya tau kalian lagi saling mencintai, tapi gak usahlah kemesraan kalian diumbar ke publik, bahkan sampai ciuman pelukan...haduuuhhhh terus apa bedanya kalian sama anjing kawin dong??
Nah kalau anda mempunyai ciri-ciri 1 saja dari 8 ciri-ciri tersebut anda termasuk orang kampungan.  Jadi lain kali anda menggunakan TransJakarta tolong deh hilangkan kebiasaan anda, terus terang aja itu membuat orang lain tidak nyaman.

Gambar ngopi dari www.krikosa.wordpress.com

Ke Arab, Siap-Siap Diperkosa Jiwa dan Raga

13106470821947317198
Cover Buku"Kedai 1001 Mimpi" oleh Valiant Budi
Akhirnya buku terbaru yang baca bisa saya selesaikan dalam waktu satu malam, walaupun resikonya saya harus mengedap-ngendap diantar kubikel karena menghindari pandangan boss karena saya kesorean ke kantor (tapi tetap dihujat dengan tatapan sirik teman-teman sekantor).  Yah resiko yang sebanding menurut saya dengan buku "Kedai 1001 Mimpi" karya Valiant Budi.

Anda pasti bertanya apa sih hebatnya buku karya seorang TKI "jadi-jadian" sampai membuat saya sampai merelakan tidur yang merupakan kemewahan terindah bagi seorang broadcaster.  Membaca buku ini membuat saya seperti mempunyai ikatan sebangsa dan se-tanah air dengan Valiant atau Vibi.  Pemuda yang tergila-gila dengan Timur Tengah ini dengan lancar (dan emosi) menceritakan pengalamannya selama bekerja di sebuah jaringan kedai kopi Amerika Serikat di Kerajaan Arab Saudi.  Dengan niat ingin merasakan hidup di Timur Tengah, Vabi melamar menjadi Barista, ternyata menghadapi budaya Arab dan segala tetek bengeknya adalah pengorbanan jiwa raga yang tidak terkira.

Kehebohan tentang Arab Saudi dimulai sejak pertama kali Vibi tiba di kota Dhamman, kota yang berbatasan dengan Bahrain ini ternyata memberikan Culture Shock bagi Vibi.  Bayangkan saja, baru masuk sudah disuruh kerja oleh boss asal Lebanon tanpa dikasih pengarahan apapun.  Belum lagi harus mendapatkan rekan kerja dari Filipina yang selalu punya 1001 cara untuk "ngerjain" pelanggan yang notabene orang Arab dan korupsi.  Lalu ada rekan kerja dari Saudi, yang kerjanya malas dan arogan karena merasa mereka kasta tertinggi di Saudi.

Itu belum seberapa, Vibi terkaget-kaget ketika mengetahui betapa susahnya pria dan perempuan di Arab Saudi untuk sekedar bertemu dan bercakap-cakap akibat dari ketatnya pengawasan Muttawa (semaca polisi syariah), sehingga akhirnya mereka mempunyai sejuta cara agar bisa "berkencan" mulaiu dari cara sopan dengan lirik-lirikan yang berakhir dengan lemparan kertas berisi nomor telpon, mengaktifkan bluetooth ketika berada di tempat umum siapa tahu ada yang mau kenalan sampai cara yang benar-benar tidak sopan dan kelihatan kebelet ketemu lawan jenis, yaitu nongkrong di toilet perempuan....alamak....gak banget.

Itu masih soal lawan jenis, ternyata di Arab Saudi juga mengenal istilah gay, homo dan teman-temannya.  Parahnya lagi Vibi yang memiliki perawakan tinggi dan berkulit putih termasuk tipe pria yang disukai oleh pria homo berbangsa Arab.  Bahkan seringkali dikira orang Filipini yang suka mempunyai perkerjaan "part time" membahagiakan para pria hidung belang Arab.

Parahnya lagi Vibi sering dikejar-kejar oleh pria Arab sambil mengipas-ngipas uang di depannya agar mau menemani mereka ke hotel.  Yang tak malu bahkan menawar tarif dia ketika masih di bar tempat Vibi melayani tamu saking kebelet melihat sosok Vibi yang menurut mereka menggemaskan.

Buku ini juga membahas tentang budaya Arab yang suka marah-marah kepada pelayan, arogan terhadap pekerja asing dan bagaimana mereka memandang rendah pekerja Indonesia.  Vibi bahkan pernah ditanya kok dia bisa bahasa Inggris dengan baik, dituduh mencuri dan menggelapkan uang perusahaan karena punya 2 HP dan Notebook, mendengarkan Black Eyed Peas dan dianggap aneh ketikan membaca buku karya Dan Brown oleh orang-orang Arab.  Padahal mereka sendiri adalah orang kaya, namun karena pendidikannya minim sehingga kebanyakan orang Arab kampungan, bahkan menggunakan Notebook untuk mengakses internet saja tidak bisa.  Bahkan lebih pintar pembantu mereka yang asal Filipina daripada majikan Arab mereka.

Yang paling membuat Vibi marah terhadap orang Arab, adalah ketika seorang Bapak-Bapak Arab menceritakan liburannya di Puncak ketika tahu Vibi orang Indonesia.  Mending kalau ceritanya bagus, si Bapak yang tidak tahu malu ini malah bercerita tentang pengalamannya nikah sementara dengan perempuan Indonesia di Puncak hanya demi memuaskan nafsu birahi yang jarang bisa dilampiaskan di negerinya.

Selain itu karena adanya diskriminasi terhadap orang asing, membuat orang Saudi suka semena-mena terhadap pekerja asing.  Bahkan jika ada perkelahian, biarpun orang Saudi yang salah tetap orang asing yang dikenai hukuman.  Jadi tidak heran jika kasus TKW bunuh majikan pria yang suka memperkosanya, malah berbalik jadi salahnya TKW, sudah terancam kehilangan anggota tubuh yaitu kepala (meminjam istilah Vibi) masih disuruh bayar uang ganti rugi juga.

Membaca buku ini bagi saya memperluas cakrawala budaya saya tentang orang Arab.  Dulu teman Bapak saya ada yang meninggal dipancung gara-gara mobilnya ditabrak oleh anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi, lalu ada juga teman kerja Uncle Sam (teman orang tua saya, orang India warga negara Malaysia) yang pernah bekerja di Arab Saudi tetapi akhirnya minta pulang karena salah seorang rekan pria Malaysia-nya keturunan Tionghoa diculik orang, balik-balik langsung masuk Rumah Sakit karena diperkosa secara bergilir oleh pria-pria Arab.  Sempat saya tidak percaya dengan cerita tersebut karena bagi saya orang Arab adalah keturunan Nabi yang seharusnya baik dan dijaga dari dosa.  Ternyata orang Arab juga manusia, walaupun konon mereka keturunan para Nabi namun mereka tetap manusia yang bisa berbuat salah.  Mengutip salah satu kalimat di buku ini "Ke Arab, siap-siap diperkosa jiwa dan raga" sepertinya ada benarnya.

Dilain pihak Guru Agama sekolah saya selalu berkata bahwa Bangsa Arab adalah bangsa yang unggul dalambaik secara fisik maupun intelektual, sehingga tak heran Islam turun di negeri Padang Pasir ini.  Bukan hanya itu mereka juga punya budaya yang tinggi dan mereka juga amat menyukai sastra dan keindahan.  Setelah itu disebutlah tokoh-tokoh yang menurutnya orang Arab, Ibnu Sina Bapak Kedokteran dan Al Khwarizmi Bapak Al Jabbar.  Ah, Bapak lupa atau gak tahu yahkalau Ibnu Sina dan Al Khwarizmi orang Persia yang beragama Islam bukan orang Arab.  Jadi orang Arab nurunin apa dong???

Rabu, 13 Juli 2011

Big Big Me.....

Saya gemuk, saya tau itu...lihat aja lengan saya gede banget

Lihat aja perut sama dada ampir menang perut majunya...:(
Saya gemuk yah....tapi saya lagi berusaha menurunkan berat badan.  Makanya saya suka olah raga jalan kaki dan baru aja ngedaftar gym yang ada di lingkungan kantor saya tapi sudah 3 hari saya daftar belum satu kalipun saya sempat datang padahal sudah bawa peralatan nge-gym......hiks.....jangan sampe kayak tahun lalu udah bayar tapi sama sekali gak pernah datang.

Selasa, 12 Juli 2011

Hari ini berakhir dengan flu dan MASUK TV

Saya sekarang bertugas di Program MASUK TV jadi saya harus memeriksa banyak video kiriman dari pemirsa berupa DVD ditambah dengan video yang ter-link di Facebook Page kami.  Sebelum itu, hari ini saya mengcasting kira-kira 40 orang perempuan untuk dijadikan talent Trans7 yang nantinya mereka akan dipakai untuk berbagai program yang sesuai.
 
Lumayan juga kan casting 40 orang, dengan ciri-ciri sama tinggi, rambut panjang, rok pendek atau celana panjang ketat dan full make up.  Saya sih gak terlalu semangat selain karena saya cewek saya juga pegang handycam untuk merekam mereka jadi lumayan berdiri untuk 40 orang perempuan, teman-teman kantor yang cowok yang lumayan semangat menghadapi mereka.

Setelah itu saya berinisiatif untuk memeriksa semua video MASUK TV yang masuk.  Satu hal yang membuat saya agak sebel kalau memeriksa video adalah banyak orang narsis yang yakin mereka lucu dan layak masuk ke dunia entertaiment namun ternyata mereka itu sama sekali tidak adak bakat dan kreatif.  Sudah begitu, video yang mereka kirim isinya cuma joget-joget, komat-kamit menirukan lirik lagu atau sok asyik menirukan gaya lipsync yang sudah terkenal (yang pali sering ditiru gaya Briptu Nurman dan Sinta & Jojo)....sekali dua kali sih OK tapi kalau lihat lebih dari 100 video seperti itu males gak sih.  Dan mendengarkan lagu SM*SH (dan segala turunannya), Chaiya Chaiya dan Jason Bieber berkali-kali membuat saya agak eneg mendengar ketiga lagu itu.

Belum lagi, jika ada video yang sudah kami tayangin biasanya tidak lama kemudian akan ditiru oleh orang lain.  Sebenarnya kami tidak masalah kalau menirunya bisa membuat tambah lucu, tapi kalau ditiru 100 persen dan malah sama sekali gak bagus dan gak lucu udah deh yang ada tambah pusing ngelihatnya.

Saya bekerja di dunia televisi selama lebih dari 6 tahun, saya melihat seorang pelawak sekaliber Sule dan Tukul pun membutuhkan kreatifitas dan bakat, bukan hanya modal narsis dan pengen eksis di dunia entertaiment apalagi kalau modalnya butuh uang atau impian atau memohon-mohon karena ingin membahagiakan orang tua.  Kalau mimpi menjadi entertainer, tunjukan dong kalau kamu punya kreatifitas dan orisinilitas, jangan hanya meniru, meniru dan meniru....apalagi meniru Briptu Nurman dan Sule......basi banget.

Ada juga yang aneh, masa video teman cewek dan cowok lagi berantem dikirimkan kepada kami.  Katanya lucu.  Sumpah sama sekali gak lucu.  Bagian paling menyebalkan teman-teman disekitar mereka tidak ada satupun yang melerai malah melambai-lambaikan uang buat taruhan.  Sakit gak sih??  Padahal anak SD lho yang ngirim videonya.....jadi bertanya-tanya apakah kekerasan sudah begitu parahnya di negeri ini sampai ada teman pukul-pukulan dianggap lucu.

Yang paling mengesalkan adalah orang-orang yang ke-PD-an tadi menagih kepada kami kapan akan ditayangkan videonya, padahal pas dicek videonya sama sekali gak lucu malah membuat wajah kami semakin ruwet akibat bosan.  Malah beberapa mulai cenderung menjelekan kami, rasanya pengen ngundang mereka ke kantor terus pengen ngomong di depan mereka "woooooiiiiii video kamu tuh gak bisa bikin saya ketawa, apalgi penonton.....jadi stop deh kamu ngerasa punya bakat ngelucu".....Biasanya orang yang jenis begini adalah orang yang benar-benar narsis atau ruang lingkupnya sempit karena dia ngasih lihat video itu sama teman-teman dan keluarganya aja, jadinya yah dianggap lucu padahal untuk orang lain yang dia tidak kenal hal itu sama sekali crap. 

Bahkan ada nih yang ngirim video banyak banget yang kesemuanya lipsync.  Lucunya saking udah banyak gaya lipsync yang dia keluarkan mulai gaya Baby-nya Justin Bieber sampai gaya Chaiya Chaiya (dan satupun gak ada membuat kami tertawa) akhirnya dia mengirim gaya pamungkas lipsync, yaitu gaya lipsync sambil tiduran terkurap pakai bantal dengan muka lempeng komat kamit mengikuti nyanyian dan itu dianggapnya video paling lucu, coba bayangkan lucunya dimana yah.  Parahnya lagi begitu semua video tidak ada satupun yang ditayangkan, dia mulai menanyakan, lanjut mengeluh terakhir protes kepada kami kenapa satupun videonya gak ada yang nembus tayangan kami.  Aduh kalau kayak begini kami cuma mengelus dada dan menunggu kesadaran orang tersebut sambil bertelepati kekesalan kami dalam hati "Wooooiiiiiiiiii semua video kamu tuh gak  ada yang bagus sadar doooonnngggg!!!".

Akhirnya setelah pusing mikirin video-video yang gak jelas (bayangkan dari sekian banyak video hanya satu yang memenuhi syarat....aaaarrrrgggghhhhh) saya menyerah.  Tiba-tiba saja saya bersin-bersin....yah saya kena flu berat kayaknya ketularan sama adek. Yaaaahhhhhh.....akhirnya saya pulang sambil berdo'a yah Tuhan sembuhkan saya dari sakit flu dan mereka semua yang merasa berbakat jadi pelawak walaupun sebenarnya mereka tidak punya apa-apa, buat mereka sadar kami ini hanya mediator mereka, selanjutnya hanya bakat, kreatifitas, orisinalitas dan kerja keras mereka yang membuat mereka sukses.












Minggu, 10 Juli 2011

Ganti Template

Setelah sekian lama background blog saya bergambar buku dan header berupa tumpukan buku....sudah waktunya ganti dengan lebih cerah dan masa kini.  Akhirnya saya memilih background tumpukan koper dan tanpa header.....bergaya vintage namun tidak menghilang kesederhanaan dan mood ceria pun tetap tercipta.  Gimana suka gak???

Bingung Sama Pembantu

Lagi bingung sama Pembantu, ini dia alasannya.......

  1. Dia membiayai perpisahan anaknya sebesar 300 ribu.
  2. Beli cream muka 150 ribu
  3. Nitip baju sama saya seharga 100 ribu
  4. Bikin selametan anaknya sunat
  5. Tadi pagi pinjem duit sama aku katanya butuh 500 ribu buat biaya anak masuk SMP.
Jika saja dia tidak membayar perpisahan anak, beli cream muka. dan bikin selametan dia pasti bisa masukin anaknya ke sekolah yang lebih baik dan pembayaran lunas......ckckckckckckck......

Tidak memiliki prioritas hidup itulah yang membuat pembantu saya membingungkan saya.  Dulu waktu saya masih sekolah Ibu saya berusaha untuk tidak melakukan pengeluaran yang tidak perlu.  Bahkan keluarga kami selama 13 tahun, yang namanya liburan di luar kota bisa dihitung sama jari satu tangan.  Ibu saya pun jarang sekali membelikan kami baju baru dan mainan, apalagi untuk dirinya agar bisa menabung biaya pendidikan kami.

Lha ini pembantu, dengan pendapatan perbulannya jauh lebih rendah daripada Ibu saya namun tingkat manajemen prioritas membuat saya terkaget-kaget.....pusing saya.....

Weekend Agak Gak Bagus

  1. Ternyata ngajak Bapak ke Pulau Tidung di Kepulauan Seribu, gak cocok buat Bapak karena Bapak sudah biasa diving dan sudah pernah lihat terumbu karang di Bunaken dan Derawan yang 1000 kali lebih bagus daripada Pulau Tidung jadinya dia gak semangat.
  2. Cuma snoekling doang jadi kembali Bapak kecewa karena kurang tantangan selama di Pulau Tidung.  
  3. Camera Digital yang katanya waterproof rusak total....:(
  4. Ternyata selama ditinggalkan, keadaan tim lagi darurat, jadi gak enak deh.
  5. Dan cowok itu kembali menghilang....hiks....hiks.....lelaki macam apa itu????

Rabu, 06 Juli 2011

Harga Plang Nama dan Seragam PNS (Belajar Dari PNS Malaysia)

Jika anda pernah ke markas besar stasiun televisi TransTV dan Trans7, anda pasti akan melihat pasukan berpakaian hitam dari atas sampai bawah.  Kalaupun tidak hitam biasanya sepatu dan itupun biasanya dengan alasan khusus.  Bukannya stasiun televisi swasta milik Para Group ini ingin membedakan diri atau eksklusif namun ini seragam dengan ciri khas lambang Transcorp di bagian lengan ini digunakan untuk mempertegas identitas para pekerjanya sehingga pada akhirnya seluruh karyawan Transcorp dapat melayani masyarakat dengan baik.

Selain itu, setiap orang dengan jabatan tertentu akan diberikan plang nama dan jabatan di dada kanan mereka.  Inipun bukan untuk sok-sok-an namun dimaksudkan agar dapat melayani masyarakat secara maksimal.
Semua ini didapat oleh Wishnutama sebagai direktur utama TransTV ketika beliau bertemu dengan Perdana Malaysia Mahathir Mohammad.  Mahathir selama bertugas sebagai Perdana Menteri, selalu memakai plang nama beliau dengan tulisan hanya "MAHATHIR MOHAMMAD" tanpa gelar dan tanpa jabatan.
Sebenarnya siapa sih yang tidak tahu Mahathir Mohammad di negeri jiran tersebut.  Tapi Mahathir ingin memberikan contoh melayani rakyat kepada kaki tangan kerajaan yang dipimpinnya.  Bayangkan saja ketika anda datang ke kelurahan ingin protes kepada lurah misalnya, tapi anda tidak tahu siapa lurahnya.  Dengan plang nama, anda bisa tahu dengan siapa anda berhadapan dan apakah sesuai dengan protes anda.  Dan yang menggunakan plang nama pun (seharusnya) akan menerima protes anda dengan baik karena dia lah lurah tersebut.

Seragam dan plang nama memang cuma benda, namun itulah yang menandakan identitas dan penghargaan terhadap anda dan profesi anda.  Saya pernah bertemu dengan seorang pegawai negeri Departemen Kesehatan yang baru saja antri di Halte Transjakarta Ragunan pukul 10.00 siang untuk berangkat kerja, Sudah terlambat tingkahnya ketika mengantri menyebalkan tidak ada etika sampai membuat marah seorang Bapak.  Darimana saya tahu dia PNS dari Departemen Kesehatan, dari seragam yang dia gunakan.  Sayangnya tidak ada nama tercantum di seragamnya, kalau ada sudah saya laporkan.  Sekarang yang malu siapa, seluruh Departemen Kesehatan.  Yang kesal siapa?  Seluruh pembayar pajak yang baik karena orang yang dia gaji jam 10 pagi masih mengantri di Halte Transjakarta.

Seharusnya dengan seragam, seorang harus mawas diri bukan malah bertingkah tidak pada tempatnya.  Seragam PNS adalah seragam yang menyatakan anda siap menjadi abdi negara, bukan yang membebani negara ini apalagi untuk sok-sok-an sambil menunjukan jabatan anda.  Seragam anda adalah seragam "pelayan" masyarakat/ rakyat bukan seragam gagah-gagahan apalagi terus membuat anda menjadi "boss" di depan pembayar gaji anda yaitu rakyat.

Mungkin sudah saatnya kita meniru PNS di negeri jiran, senang atau tidak, PNS mereka lebih serius menangani rakyat tanpa harus kehilangan kebanggan menjadi PNS.  Seragam dan plang nama bukan hanya hiasan yang menunjukan anda bekerja dimana, sekali lagi itulah tanda semua PNS siap melayani rakyat.  Tolong lah jangan mempermalukan seragam anda.  Malu saya.....

Menjadi Terkenal Dengan Lipsync


1309952182758653013
Moymoy Palaboy, duet Lipsync yang berhasil menjadi artis di Filipina
Sejak saya punya tugas untuk mencari video Lipsync dari Indonesia yang lucu, saya baru menyadari bahwa orang Indonesia banyak yang ingin eksis/ terkenal, namun sayangnya tidak didukung dengan kreatifitas dan kemampuan.  Sehingga dari 100 video lipsync yang saya lihat paling hanya 10 video lipsync yang benar-benar lucu, sedangkan yang lainnya, sedikit lucu dan maksa lucu.
Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk membuat video Lipsync lucu, yang diperlukan adalah kreatifitas.  Jika video Briptu Norman dengan Chaiya Chaiya berhasil membuat kita tertawa (walaupun sebenarnya lebih pada faktor dia memakai seragam Brimob dan dihukum oleh atasannya) bukan berarti anda juga harus memilih lagu Chaiya Chaiya juga bahkan mengikuti semua gerakan Briptu Nurman, kecuali anda memang seorang pelawak sekaliber Sule di OVJ.  Bukannya orang lain suka melihat video anda, yang ada anda akan dicap sebagai pencontek selucu apapun anda mengikuti gerakan Briptu Nurman.
Sebenarnya semua orang bisa membuat lipsync yang lucu dan menarik.  Saya akan berikan beberapa tips lipsync yang sederhana hasil melihat ratusan video lipsync.
  1. Konsep.  Anda harus punya konsep yang jelas, mulai dari pilihan lagu sampai mau ngapain di video.  Jika anda pernah melihat lipsync Moymoy Palaboy di Youtube.  Anda bisa melihat mereka begitu rapi mengonsep lipsync yang mereka rekam.  Mulai dari pilihan lagu, sampai bagian mana yang akan di lipsync bahkan ada kelompok Dormboys, memakai kostum teater Cina ketika melakukan lipsync lagu Opera Cina.  Intinya jangan asal berdiri di depan kamera terus anda bergaya lucu.  Bahkan Sule, Andre, Parto, Azis, Nunung dan Wendy yang sudah punya pengalaman dalam dunia lawak selalu mengkonsep lawakan mereka sebelum naik panggung, apalagi anda yang belum apa-apa.  Selain itu yang wajib anda lakukan adalah menghafal lagunya, karena inti dari lipsync adalah anda mengikuti suara penyanyinya bukan hanya melihat anda joget gak jelas, jadi carilah lagu yang benar-benar anda hafal dan anda pahami.
  2. Ajaklah teman anda.  Lipsync yang dilakukan 2 orang atau lebih, memang lebih menarik.  Namun jika anda cukup percaya diri dengan kemampuan lipsync anda kenapa nggak.  Yang penting adalah anda dan teman anda tahu apa yang harus dilakukan selama lipsync.  Jangan asal joget, atau berbuat lucu (yang akhirnya jadi sama sekali tidak lucu).  Berkomitmen lah dengan pembagian yang sudah ada, jangan sampai ada teman yang tiba-tiba sok asyik sendiri sehingga merusak konsep yang sudah ada.
  3. Kamera.  Kamera apa saja sebenarnya bisa asal kualitas video yang dihasilkan tidak patah-patah dan kabur.  Jadi tidak disarankan memakai kamera HP karena biasanya kamera HP menghasilkan gambar patah-patah.  Karena kualitas gambar akan mempengaruhi kenyamanan menonton.
  4. Pencahayaan/ lighting.  Saya paling menyesal kalau melihat video lipsync lucu tapi pencahayaan kurang alias gelap.  Sampai ekspresi wajah yang melakukan lipsync tidak terlihat.  Yang harus dipahami adalah lipsync adalah video yang amat mengandalkan ekspresi wajah seseorang yang melakukannya, jadi pastikan ruangan atau tempat yang anda gunakan cukup cahaya, kalau gelap nyalakan lampu.  Kalau selesai merekam anda preview lagi jika terlihat ekspresi wajah anda tidak terlihat, pindah tempat yang pencahayaan lebih jelas.
  5. Gerakan kamera.  Sebaiknya kamera anda pantek saja tidak usah bergerak apalagi memainkan zoom in zoom out, kecuali anda seorang cameraman.  Taruh saja kamera di tripod lalu pakailah zoom out yang paling maksimal.  Hasilnya memang tidak maksimal namun paling gak penonton tidak pusing.
  6. Pakailah seragam kebesaran anda.  Jika anda tentara, polisi, guru, brimob, PNS, mahasiswa IPDN, atau apapun anda yang diharuskan memakai seragam, pakailah seragam ketika lipsync.  Karena faktor anda berseragam akan membesarkan faktor kelucuan anda, seperti Briptu Nurman.  Coba bayangkan kalau Briptu Nurman tidak memakai seragam Brimob-nya apakah dia akan seterkenal sekarang.  Saya rasa tidak, karena faktor seragam lah dia menjadi lucu.
  7. Berilah judul video anda yang bombastis dan bagi-bagikan video anda kepada orang lain.  Siapa tahu saja ada karyawan stasiun televisi melihat lipsync anda dan video anda cukup lucu untuk diangkat dalam program mereka.  Malah ada stasiun televisi yang khusus membuat program untuk mereka yang ingin eksis seperti MASUK TV Trans7.  Coba saja anda kirimkan video anda siapa tahu anda bisa jadi the next Briptu Nurman.

Semoga tips ini membantu anda yang ingin ber-lipsync ria di depan kamera.  Jika anda cukup berbakat melawak anda jadi bisa mempromosikan diri anda, yang penting adalah jangan asal eksis ah.

Cari Blog Ini