Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Sabtu, 08 Januari 2011

Bahkan seragam Timnas Malaysia pun tidak ada yang sampai begini

Teman saya Novi menemukan seorang anak bule di Universal Studio S'pore memakai seragam Timnas Indonesia dengan nomor punggung 9 "El Loco"

Ok mungkin saya agak berlebihan dengan judulnya tetapi memang benar kan Timnas Indonesia di Piala AFF tuh memang bermain cantik.  Walaupun Timnas Malaysia menang, namun Timnas Indonesia sudah "menang" di hati anak bule ini, itu yang lebih penting....menang di hati penonton internasional.....hidup Timnas....hidup El Loco....dan Hidup Arif Suyono (maklum groupies Arif Suyono....hahahahahahahahaha)

Thx buat teman saya Novi silakan lihat di sini

Jumat, 07 Januari 2011

Bermain Kolase....

Belajar membuat kolase nih....ini adalah kegiatan saya selama ini.  Saya bekerja di sebuah stasiun televisi yang dari seragamnya saja pasti sudah anda ketahui.....^_^

Cell Phone Photography : Suatu Sore Yang Cerah

Bayangan dalam gelapnya air diambil dengan kamera BB 3G Curve


Suatu Sore Yang Cerah  diambil dengan Blackberry 3G Curve

Bermain bayangan dalam air diambil dengan Blackberry 3G Curve


Melihat sore yang cerah setelah sekian lama Jakarta terguyur hujan ternyata menyenangkan juga.  Maka saya memutuskan keluar dari kantor sejenak sambil menikmati angin sore dan redup cahaya matahari.  Tiba-tiba saya merasa saya jika kenyamanan ini tidak saya abadikan sehingga walaupun sesaat saya bisa menghentikan waktu.


Memang tidak sebagus Camera HP Nokia E71 namun Camera Blackberry Curve 3G saya mampu mewakili perasaan saya di sore itu.  Tenang, nyaman dan lapaaaaaarrrrr.....hehehehehe......

Bapak-Bapak Mellow

duhhh bokap tambah tuir koq tontonannya makin meloww!FTV muluu, akika nge-game ajalahhhhhh! hhhh


12 hours ago via BlackBerry · ·


    • Abram  H¡°H¡°H¡°H¡°H¡°•••<=-P<=-P .
      Mantap tuh, Sist..
      Selera-nya sama ama gue..
      Salam FTV aja buat Om ya..

      12 hours ago ·

    • Zhytha Wkkwkwk cape dehhh....slm blk katanye...
      12 hours ago ·

    • Santa  Bener Zhyt... FTV critanya lucu2 ko... g jg suka... hehee..
      Salam jg utk bokap yaa...

      12 hours ago ·

    • Zhytha  Kadang2 sihh silll,tp gw mau nntn gosiipp wkwkwkw
      12 hours ago ·

    • Noni  Tyt sama Bapakku jg tontonan gitu sama infotaiment. Lucky me aku py byk buku jd ada pengalihan...hehehehe...dan TV kembali dikuasai olehku.
      11 hours ago ·

    • Zhytha  ‎@noni: trnyt mrk tmbh tua,tmbh meloww wkwkwk saya jd gk sabar pengen balik k jogjaaaa dan puas2in menguasai tipi sndriannnnn hehhe
      11 hours ago ·

    • Noni  Mkn nambah umur nambah mellow kali yah. Cm yg gak habis pikir jd hapal artis abg gak cewek gak cowok plus gosip n pacarany tp nama anak2nya suka kebalik-balik...untung mas arief udah ngasih cucu klo gak...parah deh...hehehe
      11 hours ago ·

    • Zhytha Hahhahahaha..... Abiss lbh sering ktmu tipi drpd anak2nya!
      11 hours ago ·

    • Erik wkkkkk, malah lu yg ababil....kukukuk
      10 hours ago ·



  • Tadi siang temenku Zhytha meng-update statusnya di facebook tentang Bapaknya yang sekarang suka nonton FTV, fyi Bapaknya Zhytha lebih tua dari Bapak saya jadi umurnya hampir 70 tahun.

    Saya jadi ingat sama Bapak di rumah yang hobinya juga sama, nonton TV di rumah sampai-sampai infotaiment juga dilahap.  Mungkin karena sudah pensiun dan anak-anak yang sudah pada besar, bahkan kata Mama saya punya anak banyak (saya 4 bersaudara) sia-sia juga karena satu demi satu pada punya urusan sendiri dan jadi sepi deh rumah.  

    Jadilah kedua orang tua saya tiba-tiba tidak punya kerjaan tetap sehingga mengisi waktunya dengan menonton TV.  Bapak saya tiba-tiba jadi hapal sinetron, nama-nama artis ABG plus gosip dan pacar-pacar mereka, melebihi saya yang pernah bekerja menjadi reporter di Infotaiment.......T_T  Yang menyedihkan bin menyebalkan adalah nama anak-anak sendiri manggil aja masih kebolak balik, bahkan mau manggil satu anak aja mesti diurutin dari anak pertama sampai keempat, sampai-sampai adik saya pernah bilang sama Bapak "Pak...hhhaaayyyoooo mau manggil siapa nih?" bukannya malah manggil tambah bener, eh urutan manggilnya diulang lagi....hehehehehe....

    Bener kata Zhytha, tambah tua bapak-bapak tuh tambah mellow.  Bapaknya Zhytha dulunya adalah marinir bahkan salah satu marinir yang ikut mengambil ketujuh Pahlawan Revolusi di Lubang Buaya.  Diver yang punya sertifikat PADI yang untuk mendapatkannya mesti ke Phillipina masa lalu, bahkan konon tes untuk mendapatkan sertifikat sudah sejajar standartnya dengan mendapatkan sertifikat diving tentara Amerika....kebayangkan beratnya tapi Bapaknya Zhytha melaluinya dengan mudah karena secara fisik beliau memang kuat.  Namun bertambahnya usia maka makin mellow perasaannya...hal yang tidak bisa dihindari oleh beliau.....hehehehehehehe......

Kamis, 06 Januari 2011

Berjuang Mengurangi Berat Badan


Tahun 2010 merupakan tahun paling berat dalam hidup saya akibat kegagalan saya dalam usaha mencapai target mengurangi berat badan yang artinya saya mulai merasa sakit yang diakibatkan oleh berat badan saya.  Setiap tahun saya punya target untuk menurunkan berat badan saya.  Karena selalu gagal maka saya mengikuti nasehat seorang teman untuk merubah mindset saya bukan mengurangi berat badan tetapi hidup lebih sehat.  Ternyata tetap saja saya tidak bisa mengubah pola hidup saya dan alhasil bukannya mengurangi malah menambah berat badan saya.
Saya terlalu cinta dengan kebiasaan makan saya yang tidak pada waktunya.  Seperti perokok berat maka saya adalah pecandu makanan berat.  Saya harus makan ketika saya tidak melakukan apapun, ketika saya berpikir dan ketika saya sedang punya masalah.  Juga saya suka sekali sama minuman bersoda dan manis.  Ini disebabkan saya tidak merubah pola makan saya ketika saya masih remaja yang punya banyak kegiatan olah raga dengan sekarang ketika saya lebih banyak berada di kantor.  Sehingga ketika saya remaja saya memang besar namun atletis sedangkan sekarang gemuk.

Sehingga tidak heran tiap tahun hanya ada target, target dan target menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan yang sama,  tanpa ada usaha untuk melakukannya.  Mungkin karena saya merasa sudah kalah sebelum “bertanding” dengan pola hidup tidak sehat saya.

Beberapa mingu lalu, ketika saya menyaksikan pelatih Alfred Riedl diwawancarai menjelang pertandingan Indonesia VS Malaysia, saya menemukan kekuatan untuk menempuh tahun 2011

“Kemenangan Indonesia terhadap Malaysia 5-1 adalah masa lalu yang harus kita lupakan.  Yang kita akan hadapi adalah pertandingan yang berbeda”

Bagi saya kata-kata itu seperti “tamparan” pada hidup saya.  Selama ini saya menganggap bahwa saya bisa kembali seperti saat remaja, berat badan tetap dengan pola makan gila-gilaan.  Ternyata perjuangan saya sekarang berbeda dengan ketika saya remaja.  Seperti kata Riedl keberhasilan masa lalu harus kita lupakan, karena “musuh” yang saya hadapi sekarang sudah berbeda yaitu metabolisme saya melambat berbanding lurus dengan bertambahnya usia.  Jadi kehebatan metabolisme tubuh masa remaja saya harus saya lupakan digantikan dengan mindset baru, yaitu metabolisme saya menurun, sehingga saya butuh strategi baru untuk menghadapinya.

Jika saya tetap mempertahankan pola makan saya yang sekarang, sama saja bertindak seperti Timnas Indonesia ketika di Bukit Jalil, kalah karena kehilangan fokus dalam menjalankan strategi melawan “musuh” yang sudah betransformasi menjadi lebih kuat. Saya jadi harus kuat melawan godaan atau ajakan untuk menikmati makanan-makanan lezat, seperti ketika Riedl pasang badan untuk menolak undangan seorang menteri untuk makan malam bagi Timnas di Malaysia atau ketika Timnas Indonesia bisa kembali fokus untuk memberikan perlawanan terhadap Timnas Malaysia di GBK.

Tahun ini adalah tahun terbaik untuk saya bangkit dari masalah berat badan.  Kalau Timnas Indonesia saja bisa melakukan yang terbaik untuk bangsa ini, maka saya yakin saya juga bisa melakukan yang terbaik untuk hidup saya.  Mungkin tidak secepat Timnas membalas kekalahannya, namun saya yakin suatu hari pada tahun 2011 saya memang dalam perang menurunkan berat badan.  Amin.

Tulisan ini saya buat untuk mengikuti lomba blog. Jika kalian suka tolong klik ke sini sehingga karya saya dapat dibaca kalian.

Selasa, 04 Januari 2011

Salah Kaprah Di Televisi

Sejak sebelum saya bekerja di stasiun televisi, saya paling gak tahan kalau ada yang salah kaprah dalam menyajikan informasi, walaupun hanya bersifat hiburan namun kalau itu salah kaprah maka sebuah pekerjaan besar akan menjadi sia-sia.

Seperti tadi malam, ketika ada VT (video tape) berita tentang dijualnya rumah tempat Ringo Star  lahir di Liverpool yang ditayangkan di sebuah televisi swasta (thanks God bukan tempat saya bekerja).  Backsound yang digunakan adalah lagu Imagine-nya John Lennon.  Padahal Ringo Star adalah anggota The Beatles dan John Lennon belum tentu The Beatles, karena dia selain The Beatles dia juga bersolo karir  yang salah satunya mempopulerkan lagu Imagine.  Jadi Imagine tidak tepat untuk dijadikan sebagai backsound kisah Ringo Star, seharusnya yang dijadikan backsound adalah lagu-lagunya The Beatles.  Akhirnya malah jadi basi kan beritanya....T_T

Dulu juga pernah ada berita tentang pesta bertema Jepang yang ditayangkan oleh stasiun tempat saya bekerja.  Ceritanya si penulis berita ingin memperkaya bahasanya dengan mengganti kata Jepang menajdi Tirai Bambu.  Saya langsung kaget waktu berita itu ditayangkan, karena setahu saya dan selama belum berubah Tirai Bambu adalah julukan untuk Cina sedangkan Jepang adalah Negeri Matahari Terbit, seperti juga Uni Soviet yang dulu dijuluki Negeri Beruang Merah dan Amerika Serikat, Negeri Paman Sam.

Ketika saya mengkritik hal ini di status facebook saya (dan mungkin memang bukan pada tempatnya sih mengkritik rekan sendiri di facebook) banyak yang protes sama saya kenapa harus protes di facebook bukan langsung aja.....aaarrrgghhhhh....gini-gini saya orang Indonesia, lebih baik mengkritik melalui media daripada langsung berhadapan dengan orang tersebut....(yaaahhh kayak Nurdin Halid dan Andi Mallarangeng soal Irfan Bachdim masuk ke Timnas atau nggak....bukannya ketemu langsung malah bikin pernyataan di media....^_^).
Yang paling parah ketika saya masih kuliah, saya nonton promo program Ramadhan di sebuah televisi swasta.  Backsound yang dipakai membuat saya kaget sekaget kagetnya...kenapa karena musik yang dipakai gak banget.  Memang sih nuansanya Timur Tengah karena memang lagu dari Aljazair tapi lagu yang berjudul Didi itu bercerita tentang kecantikan seorang perempuan bernama Didi yang telah membuat si penyanyi jatuh cinta.  Ditambah lagi video clip lagu yang mempopulerkan penyanyi, Khaled berisi dengan para perempua-perempuan yang berpakain minim....(menurut ukuran Indonesia lhoooo....).  Kalau gak percaya lihat aja di youtube.....^_^

Masih bagus kalau cuma lagu, saya pernah pengen protes sama sebuah Stasiun Televisi gara-gara saban hari besar agama Islam (yaitu agam saya walaupun yaaahhh cuma KTP), selalu menayangkan film Lawrence Of Arabia.  Padahal film itu sama sekali bukan menggambarkan kebesaran Islam namun pecahnya Islam dan masuknya pengaruh barat ke dalam Islam baik secara sosial, budaya dan politik. Malah menjadikan orang Inggris bernama Lawrence pahlawan bagi umat Islam.  Padahal lihat hasilnya yang ada negara-negara Islam didikte oleh negara-negara barat gara-gara mereka (maksudnya emir-emir Arab) merasa terikat dengan negara-negara tersebut dan Palestina tidak pernah merdeka.  Film bagus memang (saya pribadi mengakuinya) namun sayangnya amat salah kaprah jika ditayangkan ketika hari besar Agama Islam.

Tidak hanya Stasiun televisi, penontonnya pun sering salah kaprah.  Salah satu kasus yang pernah saya temukan ketika saya masih aktif disebuah milis.  Salah seorang anggota milis mau protes kepada SCTV gara-gara Tiga Bersaudara Azhari diminta tari perut dengan diiringi sebuah lagu Arab. yang menurut dia lagu itu adalah lagu memuja Allah SWT. tidak pada tempatnya dijadikan lagu untuk mengiringi tari perut  Kok dilalah saya menonton acara tersebut, lagu Arab yang dimaksud adalah lagu Nour El Ain yang dinyanyikan oleh Amr Diab.  

Waktu itu setahu saya lagu itu tentang cinta karena seringnya dinyanyikan oleh penyanyi dangdut.  Namun orang yang protes bilang lagu itu untuk Allah SWT walaupun tidak ada kata Allah SWT.  Ini merujuk dengan Jalalludin Rumi, tokoh sufi yang konon kabarnya selalu membuat pujian untuk Allah SWT namun selalu mengganti kata Allah dengan Habibie (Kekasih-ku), persis dengan lirik lagu tersebut "Habibie...Habibie yah Nurul Aiiinnn.....".

Tak lama kemudian, milis itu dibalas dengan oleh orang Indonesia yang tinggal Timur Tengah (tepatnya saya lupa) dia mengatakan bahwa memang lagu tersebut lagu cinta untuk kekasih bukan "Kekasih".  Diingatkan juga bahwa lagu Arab tidak berarti lagu Islam dan lagu Islam bukan berarti lagu Arab.

Sayangnya di Indonesia salah kaprah bukannya diperbaiki, tapi malah melegalkan sesuatu yang salah....^_^

Sumber gambar : bincangmedia.wordpress.com

Senin, 03 Januari 2011

Yang Tersisa Dari Piala AFF

Enaknya kerja di stasiun televisi adalah punya banyak kesempatan untuk ketemu langsung orang-orang yang lagi menjadi topik pemberitaan.  Kayak beberapa hari yang lalu sebuah program di tempat saya bekerja mengundang dua anggota Timna,  Hamka Hamzah dan Yongki.  Ya sudah hajar buat foto-foto dulu aaahhhh.  

Walaupun sudah dilirik sama security yang jagain mereka dan producer program tersebut, saya cuma cengar-cengir aja.  Yaahhh namanya juga groupies Timnas, jadi saya pasang muka memelas sambil minta ijin.  Eh bener aja begitu selesai shooting mereka udah dirubungin penonton dan ditunggu wawancara.  Haduh alamat gak bisa foto nih. 

Untung saya punya jurus maut ngerayu Producer-nya hasilnya saya malah ditarik ke ruang make up dan serunya Producer-nya yang motoin saya bersama Yongki Aribowo.....hehehehehe....keluar dari studio Ka. dept saya sudah ngelihat sambil senyum-senyum....asli malu juga masa karyawan ikutan jadi groupies, ternyata dia cuma nanya udah dapet belum fotonya.....ya udah sekalian aja titip ngundang Arif Suyono....hehehehehe...(pasti Ka.Dept pikirannya nih anak buah udah dikasih hati minta daging....)

Sebenarnya sih sudah dari semi final, saya mengkampanyekan anggota Timnas Indonesia untuk diundang di beberapa program talkshow.  Saya update status di Facebook dan Twitter, biar kebaca sama teman-teman yang bertugas di Program Talkshow.  Saya amat merekomendasikan Arif Suyono, ternyata teman-teman saya belum berjodoh jadinya saya juga belum berjodoh untuk fotoan sama Arif Suyono...T_T  Ayo teman-teman harus lebih berusaha lagi (lalu teman-teman saya akan menjawab "yah lu aja kali yang nyariin Arif Suyuno emang gampang?")....hehehehehehe....

Bersama Hamka Hamzah.  Kirain dia jutek pas dimintain foto gak senyum sama sekali ternyata dia baik juga mau senyum.



Bersama Yongki Aribowo dan penampakan di belakangnya.  Teryata dia muda banget...berasa Tante sama ponakan yah.



Tunggu aja deh kehadiran Arif Suyono dan Christian "El Loco" Gonzalez, karena teman-teman saya akan berusaha menghadirkannya dan itu artinya kesempatan "Meet & Greet" sama Arif Suyono....hooooorrraaayyyyyy......

Minggu, 02 Januari 2011

Komedi Ala Iran, cara menertawakan budaya sendiri tanpa merendahkannya

Akhirnya khatam juga saya baca kedua buku karya Firoozeh Dumas, Funny in Iran dan Launghing Without Accent kalau dalam bahasa Indonesia Komedi ala Iran dan Tertawa ala Persia dengan sampul biru dan merah, terbitan Esensi (wah lengkap nih biar Esensi mau pasang iklan *_^)

Pertama kali saya lihat buku ini, sebenarnya tidak terlalu menarik mungkin karena desain sampulnya warnanya terlalu lembut jadi gak eye catching.  Karena saya lagi tertarik sama kebudayaan Iran, jadi nekat beli walaupun saya masih ragu juga apakah masa depan buku ini akan hanya menghiasi rak buku tanpa pernah disentuh sama sekali, seperti nasib buku-buku yang saya beli gara-gara kena hipnotis Oprah Books Club....hehehehehe....yang ternyata sumpah sudah tebal eeehhhh saya bingung dengan apa yang saya baca karena kok hidup jadi lebih rumit yah dengan segala pencarian jati diri yang ada dalam buku tersebut...jadi saran saya jangan terlalu percaya dengan apa yang dikatakan Oprah, percaya saja dengan saya dan kata hati anda....hehehehehe...

Lanjut dengan Firoozeh Dumas, kedua buku ini mengisahkan kehidupa Firoozeh dan keluarganya dalam usaha mereka "menyatu" dengan Amerika.  Maklum saja mereka adalah imigran Iran yang ingin mendapatkan kestabilan hidup ketika Revolusi Islam membuat Ayah Firoozeh harus kehilangan pekerjaan sebagai Insinyur di perusahaan minyak asing.
Membaca buku ini, bukan hanya menimbulkan kelucuan tentang gegar budaya yang harus dihadapi selama mereka tinggal Amerika namun juga kita jadi menghargai akar budaya kita.  Karena seperti juga Firoozeh saya berasal dari keluarga besar, yang seringkali hanya mengenal sapaan Om, Tante, Bude, Pakde, Eyang dan sebagainya namun tidak mengenal siapa namanya dan apa hubungan kekerabatan kita dengan mereka.  Namun menjadi bagian dari keluarga merupakan sebuah jalan untuk kita mengenal siapa diri kita sebenarnya.

Contohnya saja masalah kesukaan makan Babi Ayah Firoozeh.  Ini membuat Firoozeh penasaran kenapa Ayahnya makan Babi padahal beliau muslim.  Ibunya sendiri tidak makan babi.  Masalah ini kemudian menjadi kelucuan ketika Firoozeh bercerita tentang bagaimana mendapatkan Babi di Iran, negeri (yang pada saat itu masih kerajaan) Islam dan bagaimana beliau mereka alasan "yang memperbolehkan" dia makan Babi, tanpa harus sok merubah hukum haram Babi.
Atau ketika Ayahnya yang Insiyur dan pernah kuliah di Amerika dengan Beasiswa Fulbright selalu bercerita tentang Amerika kepada seluruh keluarga, kerabat dan teman berulang-ulang sampai Firoozeh hapal, namun ketika di Amerika bahasa Inggris yang beliau gunakan sama sekali tidak bisa dimengerti oleh orang-orang Amerika.  Lha kok bisa yaaahhh???.....ckckckckck....

Bagi saya buku begitu "dekat" dengan saya.  Sebagai anak yang lahir dari beberapa latar belakang suku dan budaya, saya sering merasa berada ditengah-tengah "tembok budaya dan kepentingan" yang pelan-pelan maju untuk menghimpit saya.  Ketika membaca buku ini, saya seperti bercermin pada diri saya sendiri, bahwa semua budaya itu merupakan "harta karun", apalagi di jaman sekarang dimana pernikahan antar suka makin sering terjadi sehingga banyak pasangan yang akhirnya memutuskan anaknya menjadi orang Indonesia bukan bagian dari suku tertentu.  

Bagi saya itu amat disayangkan.  Saya masih ingat ketika saya kecil, sepupu saya dari pihak Mama "mematikan" rasa kesukuan Ambon saya dengan mengatakan bahwa saya lebih baik jadi orang Jawa karena saya punya setengah darah Jawa, sedangkan Ambon hanya seperempat dibandingkan mereka yang punya setengah darah Ambon.  Saya yang masih berumur 7 tahun langsung ingin menangis karena saya ingin sekali jadi orang Ambon mengikuti Mama saya, walaupun saya tidak mengerti maksudnya seperempat dan setengah darah, yang saya tahu saya tidak diijinkan jadi orang Ambon oleh sepupu saya.  Hal ini saya adukan ke Bapak, saya masih ingat Bapak kelihatan "sedih" ketika saya bilang saya ingin jadi orang Ambon daripada orang Jawa tapi saya cuma punya seperempat darah Ambon.

Sekarang saya tidak peduli dengan setengah atau seperempat atau seperlapan darah.  Saya orang Ambon walaupun yang saya tersisa dari Ke-Ambon-an saya hanya fam Mama dan lagu-lagunya.  Saya orang Makassar walaupun saya hanya tahu satu jenis makanan Makassar yaitu Cotto dan saya orang Jawa.  Saya tahu saya masih nol untuk menjadi bagian dari suku-suku tersebut tetapi saya ingin terus mempelajari akar budaya saya sehingga ketika saya punya anak nanti, mereka bukan hanya mengenal bahwa mereka punya darah tetapi juga bagian dari budaya dan suku tersebut.

Jadi jika anda berani mentertawakan buadaya anda, maka silakan mebaca buku ini karena buku ini pantas untuk anda nikmati tanpa harus memikirkan hal lain.
Firoozeh Dumas, penulis buku Komedi ala Persia (Funny in Farsi) dan Tertawa ala Persia (Laugh Without An Accent)


Sumber gambar : metroactive.com dan metronews.fajar.co.id




Sabtu, 01 Januari 2011

Ramona and Beezus, Me and My Brother

Hari ini saya barusa aja nonton film Ramona and Beezus.  Film anak-anak sih namun saya menikmati banget filmnya.  Lagian ternyata ini adalah karya klasik dari Amerika, serial Ramona, penulisnya adalah Beverly Clearly.  Ceritanya sederhana tentang kehidupan kakak beradik bernama Ramona Quimby (Joey King) dan Beatrice "Beezus" Quimby (Selena Gomez).

Ramona dan Beezus mempunya hubungan "hate and love" kakak beradik, ini disebabkan Ramona yang selalu kreatif dan imajinatif seakan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya, sedangkan Beezus lebih kalem dan pintar.  Ramona selalu menjadi "biang" masalah sedangkan Beezus selalu menjadi kakak yang baik untuk menyelesaikan masalah yang disebabkan oleh Ramona, dan itu berarti Beezus akan marah-marah ke Ramona.

Menonton Ramona, membuat saya jadi tertawa sekaligus jadi nostalgia masa kanak-kanak saya.  Bisa dikatakan saya adalah Ramona sedangkan kakak saya adalah Beezus versi laki-laki.  Saya punya kecendrungan untuk berimajinasi berlebihan, misalnya saya bisa ngobrol dengan diri saya sendiri selama berjam-jam.  Jadi saya membuat diri saya menjadi dua orang, lalu ngobrollah "kedua" orang itu selama berjam-jam.
Sedangkan kakak saya selalu berusaha menjadi kakak yang baik (indeed he is a great big brother never let anyone hurt me).  Kegiatannya adalah belajar, main, belajar lagi, main eeehhh mentok belajar terus tidur.  Sedangkan adiknya yang manis ini baca buku, nonton TV, gosipan sama teman-teman, main, berenang, menggambar, main masak-masakan, ribut di kelas dan sebagainya.  Tapi biar saya banyak kegiatan, tetap lho kakak saya berprestasi di bidang olah raga kayak jadi atlit sailing, sedangkan saya tetap sebagai suporter sejati....hehehehehhehe....

Film ini memang bukan film sejenis "Laskar Pelangi" atau "Children Of Heaven" namun film ini amat menyenangkan dan membuat kita menjadi mengharga masa anak-anak yang penuh dengan imajinasi, impian dan kreatifitas, sehingga layak dinikmati oleh seluruh keluarga.  Jadi ketika melihat anak-anak masuk ke dalam dunia "mimpi" mereka kalian tidak akan tega untuk menggangunya apalagi memarahinya.

PS.  Mama dan Bapak terima kasih untuk membiarkan saya hidup dalam imajinasi saya.
Sumber gambar www.tentangfilmdanmusik.blogpot.com dan yakanefortunata.blogspot.com




Cari Blog Ini