Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Kamis, 31 Maret 2011

Waktunya SPT 2010

SPT, selain karena saya memang tidak percaya dengan pengelolaan pajak seperti sebagian besar wajib pajak di Republik ini, saya juga tidak terlalu suka berurusan dengan birokrasi dan pegawai negeri.  Sejak dulu saya selalu menitipkan pada Bapak saya segala urusan birokrasi dari KTP sampai Kartu Keluarga, bahkan SIM saya cuma datang foto, cap jempol langsung tanda tangan.

Sifat pemalas ini timbul mungkin karena dulu saya tinggal di Kompleks sebuah perusahaan yang menjalankan sistem birokrasi Amerika, jadi mau apa-apa cepat.  Mau daftar sekolah (fasilitas perusahaan) dalah hitungan jam jadi itupun tanpa diantar orang tua.  Mau berobat, tinggal daftar nunggu dokter langsung deh ketemu dokternya.  Ada kerusakan listrik di rumah, tinggal telpon bagian Maintanance dalam hitungan 30 menit datang deh petugasnya.  Jadi birokrasi bertele-tele dan tidak jelas bukan bagian hidup saya.

Sekarang semua berubah, saya hidup sendiri di Jakarta sedangkan orang tua tinggal di Kalimantan.  Masa Bapak saya harus dipanggil dari Kalimantan cuma karena urusan SPT.  Jadi saya beranikan diri saya untuk mengurus SPT tahunan yang kalau tidak salah Drop Box-nya berakhir pada hari ini 31 Maret 2011, namun kalau saya tidak salah baca juga sebenarnya 31 Maret itu cuma berakhir “jemput bola” Dirjen Pajak, selanjutnya jika ingin menyerahkan SPT bisa langsung ke KPP masing-masing daerah.  Ini berlaku sampai tanggal 30 April 2011.

Kebetulan di dekat rumah saya di daerah Cilandak, dekat dengan KPP Cilandak yang terletak di Jl. TB Simatupang dan karena ketidaktahuan saya bahwa ternyata Drop Box masih ada di kantor saya, maka saya niatkan untuk memberikan SPT saya ke KPP Cilandak.  Malam sebelumnya saya sudah mengisi 4 lembar form dan tentu saja saya tidak bisa mengisi semua karena kemalasan saya untuk datang pada sosialisasi pajak yang diadakan kantor saya.  Yang bisa saya isi cuma nomor NPWP, nama lengkap sama pajak Neto yang lainnya saya serahkan saja pada langit dan bumi deh….hehehehe….padahal saya sudah baca buku petunjuknya tapi kok yah tetap saya tidak mengerti.  Apalagi ditambah ada pajak pasal 17, pajak pasal 25 dan sebagainya.  Kayaknya Dirjen Pajak harus mempertimbangkan membuat anime seperti Nuclear Boy agar mempermudah sosialisasi pengisian SPT.

Anyway dengan berbekal nekat dan lembaran 1770 karena KTP dan kartu NPWP saya hilang berangkatlah saya ke kantor KPP Cilandak pada pukul 11.00 diantar oleh ojek langganan saya.  Sampai disana, saya sudah niat kalau antriannya panjang saya akan datang lagi Jumat, karena pengalaman tahun 2009 ketika saya menyampaikan SPT 2008, antriannya panjang dan ribet banget birokrasinya karena saya harus mendatangi 4 meja mulai dari ngambil nomor antrian sampai akhirnya diberikan tanda terima.

Begitu saya masuk, saya langsung bertanya pada security yang jaga di pintu depan dimana saya bisa menyerahkan SPT saya.  Security langsung menunjukan pojok kanan kantor pajak.  Langsung menuju kesana dan bertemu dengan seorang Ibu yang sedang berdiri dan menjawab semua pertanyaan dengan sabar dan hebatnya dengan senyum lho.  Ibu itu langsung mengecek formulir saya sekaligus juga memberikan formulir cadangan kalau-kalau saya salah dan langsung menunjukan meja bagian pemeriksaan berkas yang kosong.

Setelah itu saya duduk antri di depan meja pemeriksaan.  Disitu ada petugas yang juga seorang Ibu dan seorang Bapak yang merupakan wajib pajak.  Saya mendengar sedikit ketegangan antara mereka berdua, yang nantinya Ibu petugas curhat colongan sama saya ternyata Bapak itu tidak tahu bahwa harus membawa lampiran pajak dari petusahaannya.  Ketika oleh si Ibu Petugas diminta untuk melengkapi berkasnya dan datang lagi, Bapak itu tidak mau malah terima ribut sama petugas pajak…..yaaaaaahhhhh……susah juga yah……

Di meja pemeriksaan formulir yang sudah saya isi diperiksa ternyata masih banyak yang salah dan kosong.  Sama Ibu tadi disuruh mengisi dulu tapi saya nolak karena saya gak tau mesti ngisi apa di formulir itu.  Akhirnya dengan sabar Ibu tadi memberikan pengarahan kepada saya bagaimana caranya mengisi formulir.  Ternyata yang mudah kok dan tidak memakan waktu lama….langsung saya meruntuki diri kalau tau gitu bisa dari kemarin-kemarin….hehehehehe…..
Setelah selesai saya langsung ke meja tanda terima.  Saya diterima oleh seorang Bapak setengah baya.  Setelah diperiksa sebentar berkas saya, langsung saya diberikan tanda terima SPT.  Akhirnya SPT 2010 saya selesai juga.  Sekalian juga saya bertanya sama Bapak itu bagaimana cara membuat kartu NPWP untuk menggantikan NPWP saya yang hilang….yah mumpung di KPP kan.  Bapak itu langsung menunjukan loket pengurusan kartu NPWP.

Jadilah saya menuju loket tersebut untuk membuat kartu NPWP.  Niat saya cuma bertanya karena saya belum mengurus KTP yang baru, setahu saya kartu NPWP dapat diperoleh jika memberikan fotocopy KTP.  Ternyata oleh Bapak Petugas Loket saya ditawarkan mengurus langsung kartu NPWP langsung tanpa KTP asal ada nomor NPWP-nya.  Penawaran ini disampaikan sambil bercanda karena kebetulan saya sedang memakai seragam kantor saya (saya bekerja di sebuah stasiun televisi swasta nasional), jadi dia bilang “Yah sudahlah kita urusa saja kartunya ntar dia siarkan lagi”, Saya langsung mengiyakan sambil ketawa, apalagi saya tau bukan karena seragam saya dilayani dengan baik namun karena memang sistem “jemput bola” Dirjen Pajak sudah mendarah daging pada pegawainya.

Saya disuruh menunggu selama kira-kira 20 menit dan jadilah kartu NPWP saya yang baru.  Tiba-tiba saya takjub dengan birokrasi di KPP Cilandak ternyata hanya memakan waktu kurang dari 40 menit saya sudah bisa menyelesaikan 2 urusan sekaligus.  Hebat!!!…..Saya jadi salut sama KPP Cilandak, karena sudah begitu cepat melayani saya.  Ternyata dalam jangka waktu 2 tahun, KPP Cilandak sudah sangat berbenah.

Selasa, 29 Maret 2011

What a man

Saya mau curhat dikit....tapi tenang saya gak akan mengharubirukan anda dengan kisah cinta saya yang jarang berhasil.....hehehehe.....anyway kira-kira dua tahun yang lalu saya naksir berat sama teman sekantor saya.  Saking sukanya saya rela nungguin dia di depan studio tempat di bertugas walaupun itu artinya saya harus pulang lebih malam dan melewatkan antaran pulang gratis yang disediakan kantor....(namanya juga cinta kan butuh pengorbanan...hehehehe).

Akhirnya setelah beberapa lama saya baru tahu dia menyukai perempuan lain.  dan karena harga diri terlalu berharga maka haram bagi saya untuk rebutan cowok, jadi saya berhenti untuk mencoba menarik perhatian dia.  Dan gak lama kemudian mereka pacaran.

Setelah pacaran kira-kira 2 tahun, gak lama kemudian mereka putus sepertinya karena saya perhatikan (tanpa sengaja saya perhatikan) yang perempuan sedang dekat dengan cowok lain yang juga rekan sekantor kami dan kedekatan mereka bisa dibilang intim, jika diperhatikan dari bahasa tubuh mereka.

Sedangkan sang cowok kayaknya masih sendiri dan anehnya akhir-akhir ini rajin menegur saya.  Bahkan ada kejadian yang menurut saya aneh, kebetulan saya lagi main ke cubicle IT yang selantai dengan departemen dia.  Saya datang ketika dia tidak ada dan cubicle IT itu tertutup sekali karena berada di sudut ruangan.  Entah kenapa tiba-tiba dia muncul di cubicle itu dan bertanya saya sedang apa, setelah mendengar saya tertawa di cubicle itu.

Atau ketika saya sedang ada urusan di procurement yang juga satu lantai dengan departemennya, tiba-tiba dia muncul dan menatap saya lumayan lama.  Atau ketika saya sedang ngobrol dengan teman dan tubuh saya membelakangi jalan, tiba-tiba dari belakang dia memukul saya dengan gulungan kertas (memukul sebagai tanda sapaan bukan memukul dalam artian kekerasan lhooo).

Tiba-tiba saya menyadari benar juga isi buku tentang relationship yang pernah saya baca, bahwa cowok tuh ditakdirkan untuk mengejar dan memburu, tambah tuh cewek tidak memberikan tanggapan tambah kenceng dia memburu.  Itulah sebabnya cewek yang sudah punya pacar khususnya yang mau menikah menjadi menarik bagi cowok lain karena mereka tidak memberikan tanggapan yang diinginkan cowok tersebut.  Makin kuat cewek tidak menanggapi, makin kuat rasa penasaran cowok makin gencar dia mengejarnya.

What a man......

Jumat, 25 Maret 2011

Facebook, Drama King dan Drama Queen

Beberapa hari yang lalu saya mendapat kabar yang kurang menyenangkan dari salah seorang teman saya, sebut saja namanya Lizbeth.  Jadi ceritanya dia baru saja dituduh oleh mantan pacarnya, sebut saja namanya Koko, LIzbeth sudah meneror account facebook Koko dan pacarnya yang sekarang dengan menuliskan kata-kata dan foto-foto tak senonoh di wall milik pasangan kekasih ini.

Lizbeth sendiri menyanggah semua tuduhan Koko, karena baginya Koko adalah masa lalu yang sudah menjadi masa lalu, jadi dia sama sekali tidak mau berhubungan dengan Koko dengan cara apapun.  Namun Koko tetap yakin bahwa Lizbeth dan salah seorang teman cowoknya sudah melakukan hal yang tak terpuji.  Maklum mereka memang putus tidak secara baik-baik alias Koko selingkuh dengan perempuan lain.

Jika memang benar tindakan yang menjijikan itu dilakukan oleh Lizbeth, maka tindakan itu bisa dikategorikan Cyber Bullying.  Cyber Bullying termasuk kejahatan yang masuk dalam undang-undang kejahatan internet, sayangnya saya tidak tahu pasal tepatnya.  Dan itu berarti Lizbeth dapat ditahan Polisi jika Koko melaporkannya.

Namun yang saya heran sampai saat ini adalah reaksi Koko dalam menanggapi hal ini, padahal kalau dipikir dia dengan mudah bisa mengatasi Cyber Bullying, apalagi adalah pria dewasa berumur 20 tahunan, saya rasa mudah baginya untuk "melawan" penerornya tanpa menjadikan dirinya seorang Drama King.

Kenapa saya menjuluki Koko seorang Drama King??  Pertama ada kecendrungan Koko untuk men-confirm semua orang yang meng-add dia.  Padahal hal seperti ini amat sangat dihindarkan bagi mereka yang masih menghormati privasi diri sendiri.

Kedua, begitu serangan teror sudah mulai muncul ada lima hal yang bisa dilakukan Koko. 

  1. Koko langsung bisa men-delete comment tak senonoh itu.  Saya sering lakukan jika Facebook saya dibajak oleh teman-teman saya.
  2. Langsung block orang yang melakukannya.  Otomatis dia tidak bisa melakukannya lagi.
  3. Laporkan kelakuan tak senonoh user tersebut kepada admin Facebook.
  4. Remove orang itu dari friendlist otomatis dia tidak akan bisa menulis langsung ke wall.
  5. Setting facebook account menjadi setting yang hanya bisa dilihat oleh friendlist.
Kelima hal di atas tidak satupun dilakukan oleh Koko, malah lucunya dia mau aja diajak oleh si peneror balas-balasan comment di wall dengan kata-kata kasar bahkan cenderung tak senonoh.  Alasannya walaupun di block, si peneror tetap menyerang melalui teman-temannya.....haloooooo hari gini masa gak ngerti sih cara nge-block orang gila dari wall.

Lalu seakan-akan Koko dan pacarnya adalah korban dari cyber bullying.  Ayo....lllllaaaaaahhhhhh......untuk cowok berumur pertengahan 20 tahunan tindakan itu sama saja dengan tindakan drama king.  Pria yang menginginkan sebuah drama dalam hidupnya, bahkan lucunya dia mengajak teman-temannya untuk menyerang peneror itu....walah.....

Terlepas salah atau benar teman saya Lizbeth, namun menurut saya tindakan Koko juga bukan tindakan pria dewasa dan baik-baik.  Malah seakan-akan mencari-cari masalah.  Jika memang Koko sudah tidak tahan dengan tindakan peneror itu setelah sudah dilakukan blokade-blokade yang diperlukan, bukankah ada Polisi yang dapat membantu.  
 
Sudah lah Kok, jangan memainkan satu scene lagi dan berakting menjadi korban, karena jikan kamu mau Ko, kamu bisa kok melawan peneror kamu tanpa kamu harus menjadi drama king.

Cari Blog Ini