Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Minggu, 25 November 2012

Follow My Passion.....Ready or Not I will.....

Saya di Karimunjawa
Sejak saya kembali dari liburan, saya merasa gelisah karena saya tidak merindukan kantor saya.  Saya jadi bingung sendiri apalagi sejak saya menyelesaikan postingan perjalanan saya ke Karimunjawa.  Saya merasa secepatnya ingin merencanakan travelling lagi dan kemudian menuliskannya di blog.

Kemarin saya membaca Naked Traveller 4.  Di bab Follow Your Passion, saya jadi terinspirasi untuk melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Trinity, meninggalkan pekerjaannya yang nyaman dan mengejar passion menjadi Travel Writer.  Namun saya sadar bahwa semua itu membutuhkan perencanaan yang mantang karena mimpi bisa ditunda tetapi isi perut tidak dapat ditunda.  Begitu juga kesiapan mental jika saya harus melepaskan "kenikmatan" yang telah diberikan kantor saya selama ini.  Intinya saya sudah terjebak dalam comfort zone.

Saya juga baru aja membaca buku Dream Catcher yang ditulis oleh Alanda Kariza.  Nampaknya buku ini ditujukan bagi pembaca dibawah umur 20 tahun, namun bagi saya buku ini seperti "menempeleng" kesadaran saya bahwa saya punya passion, punya mimpi yang membuat saya hidup dan punya tujuan.  

Sabtu, 24 November 2012

Hujan, Budaya dan Film

"Yang hujan turun lagi......dibawah payung hitam kita berdua....."

Angkatan 80-an pasti tahu cuplikan lagu yang didendangkan oleh Ratih Purwasih berjudul Benci Tapi Rindu.  Lagu itu melambangkan hujan sebagai "tangisan" dalam hubungan mereka, juga menjadi trigger akan kenangan masa lalu dalam sebuah hubungan.

Ketika saya duduk di Taksi hari ini sambil memandang hujan deras membasahi Jakarta, saya jadi ingat dulu saya pernah mempelajari arti hujan dalam budaya India yang dihubungkan kenapa hampir setiap film India pasti ada adegan kehujanan dan atau berhujan-hujanan.

Bagi orang India yang memiliki budaya agraris, hujan adalah berkah yang sangat mereka harapkan.  Dengan hujan mereka bisa kembali bertani dan sumber air tersedia melimpah.  Jadi gak heran hujan amat "dipuja" di negara Mahatma Ghandi ini.  Bahkan menjadi lambang kebahagiaan mereka.  Di film India ketika sepasang kekasih sedang memadu kasih maka biasanya akan ditambahkan hujan, selain artis dan aktornya akan kelihaan seksi, juga karena hujan adalah penggambaran bahagia yang bisa dimengerti oleh orang India. Sedangka jika hujan itu menyedihakan, biasanya mereka akan menambahkan petir dan badai.  Tak jarang pada bulan Moonsoon ini diadakan pernikahan dan festival-festival.

Jumat, 23 November 2012

Tembak Langsung Ke Karimunjawa

Sebenarnya perjalanan ke Karimunjawa sudah lama saya dan adik saya rencanakan.  Bahkan jauh-jauh hari adik saya sudah memesan tiket pesawat menuju Semarang dengan menggunakan promo tiket murah.  Mungkin karena sudah terlalu lama direncanakan membuat adik saya, Cali memilih untuk tidak mengikuti paket yang banyak ditawarkan di internet dengan alasan takut terikat dengan Tour Guide.  Apalagi kemudian grup kami bertambah dengan Mama, yang tiba-tiba ingin ikut ke Karimunjawa setelah perjalanannya ke Thailand.

Akhirnya grup kami terdiri dari enam orang, saya, Cali, Mama, Ruth (teman Cali travelling), Chacha (adik Ruth) dan Kim Heegang (orang Korea, teman Ruth di Jerman) nekat berangkat ke Semarang tanpa memegang tiket Kapal Cepat menuju Karimunjawa.  Bahkan saya dan Cali sudah punya back up plan jika tidak jadi berangkat ke karimunjawa, kami akan keliling beberapa kota di sekitar Semarang.  Sedangkan Ruth, Chacha dan Hee-gang menuju Yogyakarta karena Hee-gang belum pernah kesana.

Begitu sampai Semarang jam 7 pagi, kami langsung menuju Pelabuhan Tanjung Emas untuk tembak langsung membeli tiket KMC Kartini yang kabarnya akan berangkat jam 10 pagi.  Sayangnya begitu sampai di Pelabuhan, informasi yang kami dapat simpang siur.  Bahkan kami sampai tidak percaya dengan keterangan petugas Pelabuhan, karena sempat menyesatkan kami.  Belum lagi orang-orang yang bicara tanpa kami tanya menambah pusing kepala kami.  

Beruntung Ruth menemukan seorang tukang ojek yang mau mengantarkan adik saya untuk mengecek keberadaan KMC Kartini yang tidak jelas berlabuh dimana (bisa dibayangkan kan betapa membingungkannya).  Sekitar 20 menit kemudian adik saya datang lagi dan melaporkan bahwa KMC Kartini penuh sehingga tidak mungkin menambah penumpang lagi (memang kami lupa bahwa kami datang ke Karimunjawa pas dengan long weekend).

Cari Blog Ini