Saya masih gak habis pikir dengan aturan
baru di sebuah daerah yaitu Perempua tidak boleh ngangkang di sepeda
motor, dapat lagi berita tentang sebuah suku yang merasa terusik karena
sebuah film yang konon kabarnya aktris tersebut memerankan tokoh berasal
dari suku tertentu yang terkenal dengan kuatnya mereka sebagai pemeluk
Islam. Namun disini aktris tersebut berperan sebagai seorang Katolik.
Hal
ini membuat beberapa perwakilan dan organisasi massa yang kabarnya
mewakili suku tersebut marah dan tidak terima ada karakter dengan latar
belakang suku tersebut tetapi beragama non muslim.
Dulu
saya pernah menghadapi situasi yang sama. Mama saya orang Ambon dengan
fam Noya. Beliau selalu dikira mualaf, karena menikah dengan Bapak
makanya masuk Islam. Atau Mama beda agama sama saya. Jaman itu wawasan
orang masih gak seprti sekarang, sehingga masih menganggap Ambon
identik dengan Kristen. Jadilah saya harus menjelaskan bahwa Mama saya
Islam dari lahir dan lebih kuat daripada Bapak saya yang Orang Jawa.
Beberapa
tahun kemudian, saya praktek kerja di TVRI. Suatu hari saya meliput
Natal Bersama di sebuah instasi pemerintah. Mereka mengundang seorang
artis, yaitu Rina Hashim. Setahu saya Rina Hashim itu bersuku Bugis dan
juga saya baru tahu beliau Kristen. Yah selama ini saya masih
menganggap Suku Bugis sama dengan Islam.
Pada
event yang sama juga, pihak penyelenggara juga mengundang Band.
Anggota Bandnya berbusana adat Betawi. Setelah memainkan beberapa lagu
Rohani, salah seorang vokalisnya yang juga memainkan Flute langsung maju
dan berkata "Haloooo....kami adalah Band Tanjidor dari Betawi. Kami
orang Betawi asli bukan campuran Portugis apalagi Belanda, kami 100
persen Betawi. Yang beda kami beragam Katholik. Karena kami Katholik
makanya kami suka gak dipercaya bahwa kami orang Betawi.....", vokalis
perempuan itu tertawa, lalu dia melanjutkan "Tapi percayalah kami ini
adalah orang Betawi asli dan 100 persen Katholik". Lalu meteka kembali
memainkan lagu-lagu bertema Natal. Saya suprise juga, ada yah orang
Betawi bukan beragama Islam.
Saya juga pernah membaca Koran Kompas, tentang orang Batak beragama Hindu. Bahkan berhasil menjadi Pendeta Hindu....wow.....
Pengalaman
ini memang aneh pada awalnya tetapi membukan mata saya bahwa suku
adalah sesuatu yang dibawa dari lahir, tetapi agama gak pernah
berafiliasi dengan suku dan bangsa. Agama adalah pilihan, proses
pencarian dan urusan pribadi. Jika ada orang dari suku X yang identik
dengan agama Z, tetapi ternyata orang itu ternyata berama Y, maka
sepertinya orang lain dari suku X gak berhak untuk meributkan hal
tersebut. Apalagi ini cerita film yang diambil dari kisah nyata, kok
seperti "mengatur" kehidupan dan hak orang lain dalam memilih agama
sendiri. Jangan karena agama, sehingga asal muasal akar hidup dicerabut
dengan paksa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar