Yang berlangganan TV Kabel, mungkin tahu kalau di Channel Fox Crime ada program baru yang berjudul VICE. VICE jauh sekali dengan Don Johnson dengan Miami Vice-nya, program ini adalah program feature/ dokumenter tentang sisi lain sebuah peristiwa, budaya, politik, pendidikan bahkan agama di seluruh dunia.
Awalnya mereka adalah media Internet, namun karena keberanian dan determinasi jurnalisnya maka dokumenter yang mereka hasilkan berbeda dari media televisi. Saking beraninya bahkan Stasiun TV Kabel sekaliber Fox pun diawal, pertengahan dan akhir program selalu memberikan Telop yang berisi warning bahwa program VICE adalah program dewasa, ideologi yang berbeda dan banyak gambar-gambar yang tidak pantas. Diakhir program Fox, memasang tulisan "apapun yang terjadi dan diucapkan oleh nara sumber dan host bukan keputusan kami sebagai Stasiun Yang Menyiarkan Program Ini"......wow.....segitu seriusnya yah VICE.
Tapi nonton VICE memang worth it banget apalagi perjuangan saya menahan kantuk agar bisa menonton 2 episode berturut-turut. Kemarin saya menyaksikan Kerusuhan di Yunani karena krisis moneter yang melanda negara asal Pangeran Phillip ini. Bahkan dengan beraninya jurnalis berada di garis depan demonstrasi.
Belum lengkap uji nyali yang dilakukan oleh sang jurnalis, mereka bertemu dengan Organisasi Garis Keras Sayap Kanan yang berideologi Neo Nazi (walaupun oleh para anggotanya dinafikan bahwa mereka adalah Neo Nazi, mereka hanya meneruskan nilai-nilai Yunani lama). Mereka inilah dengan berani menentang masuknya imigran asing dari negara-negara Afrika. Sebelas dua belas dengan Kluk Kluk Klan-nya Amerika.
Mereka juga meliput daerah kumuh di Mumbai dan memperlihatkan bahwa kesenjangan sosial antara kaya dan miskin bagaikan palung lautan dan bulan. Lalu juga meliput tentang budaya menggemukan perempuan di Mauritania, karena disana perempuan dianggap cantik jika dia gemuk. Kontras dengan negara mereka yang sebenarnya miskin. Bahkan jurnalisnya mencoba diet tinggi lemak ala perempuan Mauritania yang ingin menikah. Selain naik berat badan 4 kilogram, dia juga harus muntah-muntah hampir setiap saat karena kebanyakan makan dan minum susu.
Melihat program mereka, saya langsung googling program VICE. Ternyata banyak sekali liputan yang sudah mereka buat, termasuk di Indonesia tentang Pesatren Waria di Yogyakarta yang judulnya THE WARIAS.
Sang Jurnalis perempuan dengan semangat mengikuti kehidupan seorang Waria bernama Mariyana. Mariyana termasuk waria yang berhasil walau masa lalunya pernah menjadi pelacur waria dan pengamen. Beliau berhasil membuka usaha salon dan mengangkat harkat hidupnya sendiri. Waria berjilbab ini juga mengangkat seorang anak perempuan bernama Rizky.
Berbekal pengalaman masa lalu yang kelam, Mariyana berusaha membantu para waria muda lainnya agar mempunyai masa depan dan kedudukan terhormat di masyarakat antara lain dengan mengajarkan tata rias dan tata rambut juga menjadikan rumahnya menjadi Pesatren khusus waria. Dimana waria bisa bebas beribadah dan mempelajari agama.
Pesatren yang dikasih nama Senin - Kamis ini, dibuka oleh Mariyana karena beliau merasa susahnya waria beribadah di Mesjid-Mesjid konvensional karena penolakan masyarakat terhadap mereka. Padahal Mariyana menyadari bahkan seorang waria ingin menyembah Sang Pencipta.
"Hak semua manusia untuk menyembah Allah....." salah satu kata-kata yang keluar dari waria setengah abad ini. Saya tertegun.....menyebah Allah adalah hak semua orang, bahkan pelacur paling hina pun berhak menyembah Allah. Kenapa kita yang katanya normal ini bisa-bisanya melarang orang ke Mesjid untuk menyembah Allah karena dia waria, gay, lesbian atau pembunuh sekalipun.
"Saya sekarang hanya ingin membesarkan anak, bekerja dan beribadah. Bagi saya gak soal surga atau neraka, karena yang menentukan neraka atau surga itu hanya Allah. Ya sudah saya beribadah saja".
Saya terdiam......
Saya rasa malu di depan Mariyana......
Sudahkah saya menerima prang-orang seperti Mariyana untuk meminta haknya menyembah Allah???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar