Perkenalkan ini Ucing, kucing peliharaan saya yang baru aja saya adopsi 2 bulan yang lalu gara-gara Ucing sering tidur di Garasi rumah, akhirnya saya kasih makan Whiskas yang sebenarnya dibeli untuk kucing di editing bernama Princess. Tadinya saya pikir dia jantan taunya betina. Dia suka dielus di kepala dan dagu, bisa sampe kriyep-kriyep keenakan. Selain itu nih cewek termasuk cewek malam, tiap malam dia pergi sama 2 jantan kampung teman se-gangnya. Pagi-pagi dia pulang ke rumah terus tidur dan kalau bangun minta dielus-elus....dddduuuhhhh cewek malam banget ^_^
Selain tidur, dia sering ke-gap lagi duduk di kursi sambil males-malesan sambil nonton TV, khususnya Gag Concert yang tayang di KBS World. Nontonnya bisa sampe gak berkedip. Saya aja bingung kenapa bisa begitu, apa kucing suka kali yah sama humor slapstik???
Anyway, kalo ngelihat Ucing saya jadi inget Desa Houtong di Taiwan. Desa ini sebenarnya gak ada istimewanya sama sekali, bahkan hampir ditinggalkan oleh penghuninya setelah tambang yang menjadi sumber mata pencarian utama Desa itu ditutup pada tahun 90-an.
Hingga pada suatu hari para penyelamat hewan datang ke Desa tersebut untuk merawat populasi Kucing yang tidak terkontrol. Selain memberi makan, mereka juga memotret kucing-kucing tersebut dan kemudian diupload di Facebook. Foto-foto kucing itu yang kemudian menarik para pengguna Facebook dan akhirnya banyak yang berkunjung ke Desa Houtong untuk menyaksikan tingkah pola kucing-kucing itu.
Kedatangan wisatawan karena kucing, membuat Desa sepi itu kembali hidup. Bahkan mereka berbenah dengan menyediakan fasilitas pariwisata yang disesuaikan dengan tema kucing. Penduduk desa bersama-sama merawat kucing-kucing tersebut, menjaga kebersihan desa dari kotoran kucing sehingga membuat nyaman para wisatawan, menjual makanan kucing agar wisatawan bisa memberi makan kucing, sampai ada yang membuat papan petunjuk cara memotret kucing.
Sumber Foto : http://beranger.org/ludditus/wp-content/uploads/2013/06/copycatko2.jpg |
Obyek wisata yang sederhana namun kreatif sekali, tanpa harus menghabiskan uang banyak untuk menyediakan fasilitas kepada wisatawan. Andai kampung saya di Jakarta bisa seperti Desa Houtong, karena populasi kucing dan anjing liar di kampung saya cukup besar. Saya rasa jika seluruh penghuni kampung bisa kompak untuk sama-sama merawat Kucing dan Anjing, maka mungkin saja kampung saya bisa jadi obyek wisata.....hehehehehehehehe............
Saya perhatikan juga kucing-kucing di Desa Houtong, Taiwan juga bukan kucing-kucing jenis khusus seperti Persia, hanya kucing-kucing liar biasa yang dirawat. Karena mereka sehat, bahagia dan nyaman berada di Desa Houtong, maka kucing-kucing itu pun berani bertingkah lucu. (Fyi, saya baru sadar sekarang kalau diperhatikan si Ucing kalau tidur di Garasi selalu tengkurap dan tidak pernah memperlihatkan bagian dadanya, menurut Cesar Milan jika anjing atau kucing tidur tidak pernah memperlihatkan bagian perut artinya dia masih dalam posisi waspada, belum percaya dengan keadaan sekelilingnya. Nah si Ucing baru tidur dalam posisi lucu kalau tiduran di kursi dalam rumah....:D)
Ayo adopsi kucing liar........biar liar mereka tau kok kalau disayang dan bakal menyanyangi kita balik......:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar