Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Jumat, 25 Maret 2011

Facebook, Drama King dan Drama Queen

Beberapa hari yang lalu saya mendapat kabar yang kurang menyenangkan dari salah seorang teman saya, sebut saja namanya Lizbeth.  Jadi ceritanya dia baru saja dituduh oleh mantan pacarnya, sebut saja namanya Koko, LIzbeth sudah meneror account facebook Koko dan pacarnya yang sekarang dengan menuliskan kata-kata dan foto-foto tak senonoh di wall milik pasangan kekasih ini.

Lizbeth sendiri menyanggah semua tuduhan Koko, karena baginya Koko adalah masa lalu yang sudah menjadi masa lalu, jadi dia sama sekali tidak mau berhubungan dengan Koko dengan cara apapun.  Namun Koko tetap yakin bahwa Lizbeth dan salah seorang teman cowoknya sudah melakukan hal yang tak terpuji.  Maklum mereka memang putus tidak secara baik-baik alias Koko selingkuh dengan perempuan lain.

Jika memang benar tindakan yang menjijikan itu dilakukan oleh Lizbeth, maka tindakan itu bisa dikategorikan Cyber Bullying.  Cyber Bullying termasuk kejahatan yang masuk dalam undang-undang kejahatan internet, sayangnya saya tidak tahu pasal tepatnya.  Dan itu berarti Lizbeth dapat ditahan Polisi jika Koko melaporkannya.

Namun yang saya heran sampai saat ini adalah reaksi Koko dalam menanggapi hal ini, padahal kalau dipikir dia dengan mudah bisa mengatasi Cyber Bullying, apalagi adalah pria dewasa berumur 20 tahunan, saya rasa mudah baginya untuk "melawan" penerornya tanpa menjadikan dirinya seorang Drama King.

Kenapa saya menjuluki Koko seorang Drama King??  Pertama ada kecendrungan Koko untuk men-confirm semua orang yang meng-add dia.  Padahal hal seperti ini amat sangat dihindarkan bagi mereka yang masih menghormati privasi diri sendiri.

Kedua, begitu serangan teror sudah mulai muncul ada lima hal yang bisa dilakukan Koko. 

  1. Koko langsung bisa men-delete comment tak senonoh itu.  Saya sering lakukan jika Facebook saya dibajak oleh teman-teman saya.
  2. Langsung block orang yang melakukannya.  Otomatis dia tidak bisa melakukannya lagi.
  3. Laporkan kelakuan tak senonoh user tersebut kepada admin Facebook.
  4. Remove orang itu dari friendlist otomatis dia tidak akan bisa menulis langsung ke wall.
  5. Setting facebook account menjadi setting yang hanya bisa dilihat oleh friendlist.
Kelima hal di atas tidak satupun dilakukan oleh Koko, malah lucunya dia mau aja diajak oleh si peneror balas-balasan comment di wall dengan kata-kata kasar bahkan cenderung tak senonoh.  Alasannya walaupun di block, si peneror tetap menyerang melalui teman-temannya.....haloooooo hari gini masa gak ngerti sih cara nge-block orang gila dari wall.

Lalu seakan-akan Koko dan pacarnya adalah korban dari cyber bullying.  Ayo....lllllaaaaaahhhhhh......untuk cowok berumur pertengahan 20 tahunan tindakan itu sama saja dengan tindakan drama king.  Pria yang menginginkan sebuah drama dalam hidupnya, bahkan lucunya dia mengajak teman-temannya untuk menyerang peneror itu....walah.....

Terlepas salah atau benar teman saya Lizbeth, namun menurut saya tindakan Koko juga bukan tindakan pria dewasa dan baik-baik.  Malah seakan-akan mencari-cari masalah.  Jika memang Koko sudah tidak tahan dengan tindakan peneror itu setelah sudah dilakukan blokade-blokade yang diperlukan, bukankah ada Polisi yang dapat membantu.  
 
Sudah lah Kok, jangan memainkan satu scene lagi dan berakting menjadi korban, karena jikan kamu mau Ko, kamu bisa kok melawan peneror kamu tanpa kamu harus menjadi drama king.

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini