Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Senin, 31 Desember 2012

Selamat Tahun Baru 2013

Ditengah-tengah suara petasan, mercon dan kembang api saya ngerayain malam Tahun Baru di rumah ditemani dengan Serial - Serial Detektif yang ditayangkan di TV Kabel langganan.

Seharusnya saya punya banyak To Do List untuk tahun 2013, tapi kok rasanya belum pas untuk dishare di blog ini.  Nanti saya matangkan dulu yah.  Yang pasti tahun ini saya pengen berusaha lagi menurunkan berat badan (dan ini tahun kesekian saya berjanji untuk nurunin berat badan....hikssss....).  Tahun 2012 sempat berhasil tapi kemudian gemuk lagi.

Habibie & Ainun

Terima kasih yah Allah
Engkau telah lahirkan saya untuk Ainung
Dan Ainun untuk saya
Akhirnya setelah "ribut" pengen nonton Habibie & Ainun dari 2 minggu yang lalu, akhirnya saya berkesempatan juga menonton film ini.  Kisah cinta yang luar biasa dari pasangan Bapak Habibie dan Ibu Ainun.  Untung ada Upit yang ngajakin nonton di Gandari City, bareng Ime akhirnya nonton deh film ini.

Alhamdulillah-nya film ini berusaha total untuk menggambarkan kisah cinta Mantan Presiden ini, mulai dari PDKT di Bandung, miskin-miskinan di Jerman sampai berhasil dan akhirnya kembali ke Indonesia.  Bahkan figuran-figuran bulenya juga total berakting dan memakai baju dari era seeting kisah mereka.

Lucunya, yang malah kecolongan adegan di IPTN ketika membangun pesawat N250 Gatotkoco.  Ada pekerjanya memakai celana jeans yang modelnya saya tahun baru keluar tahun 2000-an.  Tapi itu bisa dimaafkan lah karena ketotalan produksi film ini.

Kamis, 27 Desember 2012

Ajari Aku, Lagu Di Antara Dua Negara Indonesia dan Malaysia


Kemarin penyanyi Malaysia favorit saya Anuar Zain sudah sebulan mengeluarkan single terbarunya yang berjudul Ajari Aku.  Pas mainin di kantor, tiba-tiba ada yang teriak "Eh kayaknya lagu ini udah pernah aku denger deh".

Langsung search lagu ini di Youtube, dan ternyata lagu ini aslinya dinyanyikan oleh Ardian Martadinata.  Jadi lagu ini dijual hak ciptanya kepada Anuar Zain.  Lalu arrasemennya dirubah.  Jikan Ardian Martadinata lebih nge-rock maka Anuar Zain lebih orkestra dengan sentuhan cengkok Melayu.

Jumat, 21 Desember 2012

Tiba-Tiba Jadi Miskin di TransJakarta

Naik TransJakarta memang banyak menemukan hal-hal ajaib yang dilakukan penumpang.  Salah satunya yang baru saja terjadi siang ini di Halte Ragunan.

Seperti biasa, pkl. 12.00 saya sudah berada di Halte Ragunan.  Ketika di loket Karcis/ Tiket, ada seorang Ibu tampak berumur 50-an, berpenampilan rapi dengan blus Batik, jilbab hitam dan celana jeans.   Di tangan kirinya memegang tas yang tampak kepenuhan isinya, dijari-jari kelingking, jari manis dan tengah berhiaskan cincin emas besar dengan mata cincin permata yang menyilaukan mata (dan saya tahu emas itu asli bukan imitasi) dan tangan kanannya menggandeng seorang bocah laki-laki yang tingginya melebihin pinggang sang nenek.

Rabu, 19 Desember 2012

Kepo Quiz : Gak Selamanya Kepo Itu Negatif

Segment Dress Like A Star
Sejak September saya masuk tim program Kuis, yang dikasih nama Kepo Quiz.  Kenapa namanya Kepo Quiz?  Karena basic program ini adalah kuis untuk orang-orang Kepo....hehehehehehe....Kalau ditanya apa itu Kepo sebenarnya, sumpah butuh penjelasan yang lama dan panjang asal muasal bahasa Alay ini.  Untuk mempersingkat posting ini saya berusaha menggambarkan apa itu Kepo. Kepo adalah ketika ada orang yang mau tau urusan orang lain, yang sebenarnya dia tau apa gak juga gak masalah.  Ini juga bukan definisi yang disetujui oleh IS. Badudu lho...masih bisa berkembang lagi sesuai perkembangan kepintaran para alay.

Selasa, 18 Desember 2012

It's About The First Time

Baru aja ngerayain keberhasilan teman bernama Kiki yang diangkat jadi Best Employee Of The Year dengan nonton The Hobbit 3D di Senayan City.  Hampir aja gak jadi karena dikejar deadline editing tapi karena 3D ya udah dibela-belain hujan badai yang melanda Jakarta dengan naik ojek.  

Singkat cerita, The Hobbit itu keren banget.  Untungnya nonton 3D jadi opening yang lambat jadi gak terlalu berasa banget, kalau 2D udah ditinggal tidur kali....hehehehehehe.

Senin, 17 Desember 2012

5cm....Kenapa Ada Adegan Ala Film India-nya?

Akhirnya saya nonton film 5cm, film yang selama ini digembar-gemborkan bakal jadi film of the year karena novelnya aja banyak dibicarakan orang.  Seperti Perahu Kertas, saya belum pernah baca buku 5cm walaupun adik saya punya dan ditersusun rapi di rak buku.  Jadi i don't have any clue what kind of movie the 5cm is.

Karena ajakan kedua patner in crime saya, Mula dan Upit maka kemarin sore saya pergi juga nonton film arahan Rizal Mantovani ini.  Sejujurnya kami bertiga sudah dalam posisi nothing to lose, kami ini cuma kemakan sama promo.  Dan dari kami bertiga cuma Mula yang sudah baca bukunya Dhonny Dhirgantoro ini, sialnya lagi Mula orang yang paling gak mau kasih spoiler.  Jadi sebelum kita nonton mulutnya tertutup rapat dan gak akan mau ngomongin 5cm.  

Jumat, 14 Desember 2012

Strong In The Rain



Kita ingin jadi manusia seperti apa sih?  

Banyak orang akan memberikan jawaban, mau jadi manusia yang sukses, punya banyak uang, taat beragama dan masuk surga.  Gak ada yang salah dengan semua itu, karena setiap manusia harus punya keinginan akan menjadi seperti apa dia.  Kalau saya, saya ingin menjadi manusia seperti di dalam puisi Ame Ni Mo Makezu yang ditulis oleh Kenji Miyazawa.

Kamis, 13 Desember 2012

Nothing Can't Stop Me Now

Saya gak nyangka ternyata banyak teman-teman kantor baca blog saya.  So far, kebanyakan komennya ngasih dukungan dan suka dengan postingan saya.  Yang paling menyenangkan pas ke bagian Grafis, salah designer bilang kalau dia baca blog saya dan bahkan dia bookmark (thanks yah udah bikin saya semangat nulis).

Akhirnya beberapa bulan ini saya beranikan untuk promo blog ke Twitter, Google dan Facebook. Ternyata yang statistik yang baca cukup signifikan.  Tadinya cuma 50-an orang kemarin jadi 173 orang.  Wow, memang promosi itu penting yah.

Tapi yang namanya jalan saya untuk memajukan blog harus menghadapi komentar-komentar negatif dari beberapa teman.  Gak usahlah saya tulis komentar apa aja yang pasti kalau Noni yang dulu udah drop deh dan gak akan nerusin rencana.

Sekarang sih saya udah gak ada perasaan apa-apa dengan segala celaan itu.  Sekarang saya lebih fokus dan gak mau mikirin apapun yang diluar itu.  Jadi "nothing can't stop me now".

Rabu, 12 Desember 2012

Lessons From A Boss


“Some people come into our lives and quickly go. Some stay for awhile and leave footprints on our hearts. And we are never, ever the same.”

Akhirnya salah satu boss saya, kang @andriloenggana pamit untuk berkarya di tempat yang baru.  Sedih juga sih denger kabar ini yang disampaikan langsung oleh kang @andriloenggana sendiri.  Biar gitu tetap lho anak-anak masih bisa bikin ketawa di momen kayak gitu, apalagi pas Ka. Dept kami ini menitikan air mata, bukannya malah ikutan sedih kami malah tambah panas cela-celaannya.

Mungkin dalam hati mereka semua sedih tapi kami semua memilih untuk merayakan kebersamaan kami bersama Kang Aloeng, bukan memikirkan perpisahan.  

Soal pekerjaan Kang Aloeng emang "guru" kami.  Beliau bisa menjadikan seorang yang tidak tahu menjadi ahli.  Apalagi soal detail, kinerja, manajemen waktu sampai gimana caranya tetap membuat semua pihak nyaman bekerja.

Hidup Itu Punya Banyak Pilihan, Tinggal Milih Yang Mana

Saya, Mama dan Cali di Karimunjawa
 You've got to do what you wanna do (Do what you wanna do) Say what you wanna say (Say what you wanna say) And don't be afraid As long as everybodies happy And everybodies feeling okay You've got to do what you wanna do Say what you wanna say, now
Do What You Wanna Do - Mocca

Saya punya 2 orang adik, cowok semua.  Salah satunya adalah Cali.  Posisinya pas setelah saya.  Beberapa tahun ini dia bekerja di sebuah perusahaan vendor VICO di Muara Badak (Gak tau Muara Badak, googling yah biar sekalian belajar).  Bekerja 7 hari dalam seminggu, lembur dan lokasi kerja yang antah berantah di tengah hutan Kalimantan plus ditemenin buaya, maka jangan tanya soal gaji, fasilitas dan liburan, singkat kata semua terpenuhi dengan baik.

Karena beberapa bulan sekali dia bisa libur sampai 2 minggu dan uangnya gak ada nomor seri, maka dia sering kursus, jalan-jalan ke Jakarta dan yang paling sering dilakukan adalah Travelling.  Untuk hobi travelling ini saya akui memang dia niat banget, entah sudah berapa tempat dan negara yang dia kunjungi.  Bahkan dia melengkapi dirinya dengan berbagi peralatan travelling.

Selasa, 11 Desember 2012

Rhoma Irama dari Sudut Pandang Saya Seorang Perempuan Biasa

Rhoma Irama, sang Raja Dangdut akan mencalonkan dirinya menjadi Presiden dan kabarnya didukung oleh salah satu Partai Islam.  Tanggapan yang datang beragam ada yang pro namun gak sedikit yang kontra.  Yang menarik adalah kehidupan pribadi Sang Raja pun menjadi sorotan publik, khususnya kehidupan poligaminya.


Poligami masih merupakan kontroversi, bahkan sampai sekarang jika ada diskusi tentang poligami maka akan berakhir dengan debat kusir.  Saya sendiri pernah menyaksikan debat tentang hokum poligami yang berakhir dengan penghujatan satu sama lain.  Satunya bilang itu sudah hukum Allah SWT, satunya lagi bilang “anda sudah menginjak hak perempuan”.

Walaupun saya sendiri bukan “pengikut” poligami, namun bagi beberapa orang poligami adalah jalan terbaik mereka untuk menjalani hidup.  Bahkan saya pernah membaca seorang pengusaha perempuan yang mampu secara financial dan berpendidikan rela dinikahi oleh pria beristri dan beranak enam, agar sebagai perempuan dia merasa utuh dapat menjadi istri dan melayani suami.  Hebatnya lagi istri pertama sama sekali tidak keberatan bahkan mendukung, karena dia merasa sudah berbuat baik menolong madunya itu.

Senin, 10 Desember 2012

Pursuit Your Happiness



Minggu sore saya jalan dengan teman bernama Upit.  Upit adalah sala seorang teman yang saya kagumi.  Tadinya saya menganggap dia “junior” saya baik dalam pekerjaan dan kehidupan.  Namun 2 tahun belakangan ini, saya melihat Upit bukan lagi junior tetapi sedikit dari teman saya yang punya prinsip dalam hidupnya.  Itu yang membuat saya selalu “ngintilin” dia untuk hanya sekedar curhat, karaokean sampai berbagi pemikiran soal agama dan kehidupan.

Saat itu Upit punya sedikit masalah dalam hidup dia.  Dia merasa sekarang hidupnya terlalu “lempeng” sehingga ketika dia mendapatkan pekerjaan barunya, dia gak merasakan apapun, bahagia gak sedih juga gak. 

Sambil makan di Imperial Kitchen, Pejaten Village, kami pun bercerita panjang lebar tentang teman-teman, mimpi, rencana traveling impulsif kami ke Yogya, rencana pernikahan sampai tentang kebahagiaan dan tujuan hidup. 

Akhirnya kami membicarakan mengapa semakin lama Upit merasa apa yang dia lakukan tidak lagi menimbulkan semangat dan kebahagiaan.  Baginya hidup hanya menjalani keberuntungan demi keberuntungan, ketika baru lulus kuliah langsung mendpaatkan pekerjaan, berhenti kerja di tempat kerja kami, minggu depannya sudah bekerja di sebuah Pusat Kebugaran.  Lalu berhenti dari Pusat Kebugaran, minggu depannya sudah mendapatkan pekerjaan lagi.  Gak ada tantangan sama sekali menurut teman saya itu.

Saya sendiri bukan orang bijaksana, dan saya pun sedang mencari passion sejati saya.  Dan juga saya sudah lama tidak merasakan bahagianya bekerja.  Sehingga saya mencari dan mencari eksistensi di dunia ini.

Minggu, 25 November 2012

Follow My Passion.....Ready or Not I will.....

Saya di Karimunjawa
Sejak saya kembali dari liburan, saya merasa gelisah karena saya tidak merindukan kantor saya.  Saya jadi bingung sendiri apalagi sejak saya menyelesaikan postingan perjalanan saya ke Karimunjawa.  Saya merasa secepatnya ingin merencanakan travelling lagi dan kemudian menuliskannya di blog.

Kemarin saya membaca Naked Traveller 4.  Di bab Follow Your Passion, saya jadi terinspirasi untuk melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Trinity, meninggalkan pekerjaannya yang nyaman dan mengejar passion menjadi Travel Writer.  Namun saya sadar bahwa semua itu membutuhkan perencanaan yang mantang karena mimpi bisa ditunda tetapi isi perut tidak dapat ditunda.  Begitu juga kesiapan mental jika saya harus melepaskan "kenikmatan" yang telah diberikan kantor saya selama ini.  Intinya saya sudah terjebak dalam comfort zone.

Saya juga baru aja membaca buku Dream Catcher yang ditulis oleh Alanda Kariza.  Nampaknya buku ini ditujukan bagi pembaca dibawah umur 20 tahun, namun bagi saya buku ini seperti "menempeleng" kesadaran saya bahwa saya punya passion, punya mimpi yang membuat saya hidup dan punya tujuan.  

Sabtu, 24 November 2012

Hujan, Budaya dan Film

"Yang hujan turun lagi......dibawah payung hitam kita berdua....."

Angkatan 80-an pasti tahu cuplikan lagu yang didendangkan oleh Ratih Purwasih berjudul Benci Tapi Rindu.  Lagu itu melambangkan hujan sebagai "tangisan" dalam hubungan mereka, juga menjadi trigger akan kenangan masa lalu dalam sebuah hubungan.

Ketika saya duduk di Taksi hari ini sambil memandang hujan deras membasahi Jakarta, saya jadi ingat dulu saya pernah mempelajari arti hujan dalam budaya India yang dihubungkan kenapa hampir setiap film India pasti ada adegan kehujanan dan atau berhujan-hujanan.

Bagi orang India yang memiliki budaya agraris, hujan adalah berkah yang sangat mereka harapkan.  Dengan hujan mereka bisa kembali bertani dan sumber air tersedia melimpah.  Jadi gak heran hujan amat "dipuja" di negara Mahatma Ghandi ini.  Bahkan menjadi lambang kebahagiaan mereka.  Di film India ketika sepasang kekasih sedang memadu kasih maka biasanya akan ditambahkan hujan, selain artis dan aktornya akan kelihaan seksi, juga karena hujan adalah penggambaran bahagia yang bisa dimengerti oleh orang India. Sedangka jika hujan itu menyedihakan, biasanya mereka akan menambahkan petir dan badai.  Tak jarang pada bulan Moonsoon ini diadakan pernikahan dan festival-festival.

Jumat, 23 November 2012

Tembak Langsung Ke Karimunjawa

Sebenarnya perjalanan ke Karimunjawa sudah lama saya dan adik saya rencanakan.  Bahkan jauh-jauh hari adik saya sudah memesan tiket pesawat menuju Semarang dengan menggunakan promo tiket murah.  Mungkin karena sudah terlalu lama direncanakan membuat adik saya, Cali memilih untuk tidak mengikuti paket yang banyak ditawarkan di internet dengan alasan takut terikat dengan Tour Guide.  Apalagi kemudian grup kami bertambah dengan Mama, yang tiba-tiba ingin ikut ke Karimunjawa setelah perjalanannya ke Thailand.

Akhirnya grup kami terdiri dari enam orang, saya, Cali, Mama, Ruth (teman Cali travelling), Chacha (adik Ruth) dan Kim Heegang (orang Korea, teman Ruth di Jerman) nekat berangkat ke Semarang tanpa memegang tiket Kapal Cepat menuju Karimunjawa.  Bahkan saya dan Cali sudah punya back up plan jika tidak jadi berangkat ke karimunjawa, kami akan keliling beberapa kota di sekitar Semarang.  Sedangkan Ruth, Chacha dan Hee-gang menuju Yogyakarta karena Hee-gang belum pernah kesana.

Begitu sampai Semarang jam 7 pagi, kami langsung menuju Pelabuhan Tanjung Emas untuk tembak langsung membeli tiket KMC Kartini yang kabarnya akan berangkat jam 10 pagi.  Sayangnya begitu sampai di Pelabuhan, informasi yang kami dapat simpang siur.  Bahkan kami sampai tidak percaya dengan keterangan petugas Pelabuhan, karena sempat menyesatkan kami.  Belum lagi orang-orang yang bicara tanpa kami tanya menambah pusing kepala kami.  

Beruntung Ruth menemukan seorang tukang ojek yang mau mengantarkan adik saya untuk mengecek keberadaan KMC Kartini yang tidak jelas berlabuh dimana (bisa dibayangkan kan betapa membingungkannya).  Sekitar 20 menit kemudian adik saya datang lagi dan melaporkan bahwa KMC Kartini penuh sehingga tidak mungkin menambah penumpang lagi (memang kami lupa bahwa kami datang ke Karimunjawa pas dengan long weekend).

Senin, 29 Oktober 2012

Yang Kita Kenakan Bukan Sembarangan

Dulu waktu saya SMP, saya mendapatkan pelajaran PKK.  Selain belajar menjahit dan memasak, kita juga mempelajari dasar-dasar Busana sampai dengan fungsi busana, yang antara lain adalah melindungi tubuh, keindahan/etestika, tingkatan sosial, mewakili agama, golongan atau lembaga tertentu sampai menunjukan perasaan kita.  

Karena teringat dengan pelajaran PKK itu sejak saya bekerja di stasiun televisi swasta nasional yang terkenal di seluruh Indonesia dengan seragam hitam-hitamnya saya jadi menghormati seragam saya.  Saya berusaha bagaimana caranya saya tidak mempermalukan seragam yang saya kenakan karena apa yang saya lakukan akan menjadi cerminan perusahaan saya.  Bahkan ketika kami ditilang pun kami gak pernah ngeyel, malah melakukan pengakuan dosa di depan Polisi.  Sampai Polisinya ketawa dan akhirnya cuma menasehati kami lalu melepaskan kami....hehehehehehehehe....

Bagi saya menjunjung apa yang kita kenakan itu penting, seperti PNS menggunakan seragam Hansip.  Bagi saya, jika saya mengenakan seragam itu saya pasti akan bangga karena menjadi PNS (sebenarnya) tidak mudah.  Berbagai tahapan ujian harus dilalui belum lagi setelah diterima masih ada masa percobaan dan pra jabatan dimana mereka dilatih secara militer.  Sehingga mengenakan seragam PNS, saya akan ""sombong" melakukan perbuatan tercela.

Selasa, 09 Oktober 2012

Peppertones....

Beberapa hari yang lalu saya baru saja dapat kiriman e-mail dari orang Korea.  Jadi ceritanya saya comment di video sebuah Grup Band Indie bernama Peppertones.  Saya kagum musik Peppertones tapi saya gak pernah tahu arti lirik lagunya, apalagi lagu terbaru mereka Bikini.  Dengan broken english juga saya tulis bahwa saya pengen banget ada yang bantu saya mengerti lirik lagu-lagu Peppertones.

Setelah sekian lama, ada orang Korea yang ngebales dan mengirimkan English Subtittle dari lagu Bikini, yang ternyata artinya romantis banget....aduh senangnya.

Sebenarnya selain saya suka sama aliran musik mainstream Korea, saya suka juga dengan beberapa musik Indie Korea seperti Peppertones dan beberapa band indie Korea lainnya.  Khususnya Peppertones, saya suka sejak pertama kali denger lagunya yang sampe sekarang saya gak ngerti bacanya dalam Hangul.  Terpaksa tebak-tebak buah Manggis waktu nyari di youtube.  


Jumat, 05 Oktober 2012

Kehidupan Kugy Babak Kedua

"Hati itu dipilih bukan memilih, jatuh cinta lah pelan-pelan...."
Yup, dari judulnya pasti sudah tau kalo saya baru saja menonton Film Perahu Kertas 2.  Saya gak tau juga kalo Perahu Kertas 2 tayang perdana hari ini, beruntung saya punya teman bernama Upit yang begitu setianya sama Kugy sampai ngajak saya lagi untuk menyaksikan kisah cinta Kugy dan Keenan bagian kedua.

Kali ini ekspektasi lebih tinggi daripada Perahu Kertas sebelumnya, karena bagian pertama Hanung Bramantyo lumayan berhasil membawa film tersebut menjadi kisah cinta yang cantik.  Apalagi setelah nonton Perahu Kertas 1, saya jadi terinspirasi untuk membaca bukunya walaupun akhirnya hanya tergeletak di atas meja kerja saya....hehehehehehehe....


Ulang Tahun

Sebenarnya ulang tahun sudah lewar minggu lalu, jadi akhirnya umur saya genap dipertengahan 30 tahunan.  Karena udah 30 tahun lebih ngerayain ulang tahun jadi rasanya kok ulang tahun ini kurang bersemangat juga ngerayain.  Akhirnya saya putuskan ngajakin kedua teman jalan saya, Upit dan Mula sekedar makan-makan di The Reading Room, Kemang.  Kebetulan tempat ini sudah lama pengen saya datangin dan kebetulan juga kedua teman saya belum pernah ke sana.  Jadilah kami nongkrong disana agak lamaan.

Mula, Saya dan Upit di The Reading Room


Kamis, 04 Oktober 2012

Oh No Another African Man

Dulu saya gak percaya cerita kalau Cowok Afrika itu suka sama cewek gemuk atau yang berisi.  Sampai saya sempat ketawa ngakak ketika saya baca pengalaman Trinity ditaksir Cowok Afrika di Amerika.  Dan bukan saya orang yang rasial, cuma saya gak ngebayangin aja gimana yah ditaksir sama Cowok Afrika....

Sampai kira-kira tiga minggu yang lalu saya bersama dua teman, Upit dan Sekar jalan-jalan ke Pejaten Village.  Seperti biasa akhirnya kami nongkrong di Roppan.  Entah gimana ceritanya Upit cerita pengalamannya sama Sekar diajak kenalan sama Cowok Afrika di Starbuck.  Mereka cerita sampai saya ketawa ngakak.....dan tiba-tiba......jegeeeeeeeerrrrrrrrrr.......di sebelah saya sudah berdiri Cowok Afrika ngajakin kami bertiga kenalan.

Bukannya kami senang diajak kenalan sama cowok, kami bertiga langsung pucat pasi dan berusaha nyuekin tuh Cowok.  Tapi entah gimana atau saraf malunya udah putus dia ngajakin kenalan padahal jelas-jelas kami "menolak"....

Jantung saya tiba-tiba jadi deg-degan banget.  Saya lihat wajah kedua teman saya juga aneh.  Akhirnya tanpa aba-aba yang jelas kami kompak kabur ke segala penjuru pintu menuju parkiran.  Masuk mobil baru kami ketawa ngakak....Abis itu bukannya kapok, saya dan Upit langsung nyela Sekar, sebagai selera orang Negro (Saya tahu Negro adalah kata rasial tapi di Indonesia kata Negro itu biasa dan lebih akrab daripada African Man).  Itu karena Sekar lah yang duluan pernah dideketin sama Cowok Afrika.  Sekar sampai kesal karena diserang 2 arah, tapi cukup membuat kami ketawa....hehehehehe....seneng banget lihat teman menderita....maaf yah Sekar......

Tapi emang bener yah semua itu ada balasannya....begitu juga dengan kelakuan saya terhadap Sekar.  Begini ceritanya....(jeng...jeng....setannya lewat....hihihihihihihi)....seperti biasa kalau kerja saya pake TransJakarta naik dari Halte Ragunan.  Kebetulan sepi jadi saya langsung ke pintu Halte.  Dari jauh sebenarnya saya sudah lihat sosok Cowok hitam dengan menggunakan baju putih, topi putih, jeans biru muda dan headphone putih.  Karena kontras banget antara warna kulit dan warna baju, cowok itu jadi eye catching banget. 

Ketika di pintu Halte, hanya saya dan dia.  Mengingat pengalaman "traumatis" sebelumnya, saya agak-agak minggir ke kiri karena dia ada di kanan.  Tapi apa daya segala usaha saya untuk menghindar cowok itu ternyata gak membuahkan hasil dan dia "berhasil" melihat saya.  Tiba-tiba aja saya sepasang mata cowok itu gak mau lepas dari saya, dan tiba-tiba aja dia sok asyik joget-joget sendiri.  Sumpah saya deg-degan lagi.  Sampe gak sadar saya nyumpahin TransJakarta yang gak kunjung dateng.  Saya takut tuh cowok nekat kayak cowok di Penvil.

Begitu TransJakarta nyampe saya langsung loncat masuk takut tuh cowok ngajakin kenalan karena tuh cowok udah ada tanda-tanda mau maju ngedeketin saya.  Sambil duduk di TransJakarta saya komat kamit berdoa semoga dia gak sejurusan dengan saya.  Ternyata Tuhan masih sayang sama saya *lebay* tuh cowok gak masuk ke TransJakarta yang sama.  Begitu TransJakarta jalan meninggalkan Halte Ragunan, saya langsung bernapas lega......aduh beneran deh berasa kualat sama Sekar.

Gak lagi-lagi deh ketemu Cowok Afrika...tapi nyela Sekar harus tetap jalan......hehehehehehehehe

Selasa, 02 Oktober 2012

Cafe Batavia, Museum Fatahillah, Kota Tua

Dua minggu yang lalu saya, Upit dan Mula ceritanya main ke Kota Tua, Museum Fatahillah.  Dilalah di depan Museum tumplek umplek orang-orang, mulai dari yang fotoan sampai yang jualan.  Kami sampai gak bisa ngapa-ngapain bahkan jalan mesti hati-hati karena banyaknya yang jualan.  Jadi rencana foto-foto di halaman Museum pun tinggal rencana.

Akhirnya kami nongkrong di Cafe Batavia.  Cafe-nya keren banget.  Kami jadi berasa Inlander masuk ke sarang Kompeni.  Mulai dari interior sampai musik yang mengiringin sesuai banget buat kami nongkrong.  Dan yang pasti, bagi yang suka sama bule, disini sarangnya....

Tapi jangan tanya soal makanan yah....maharani boooooo.....(menurut kantong karyawan biasa kayak kami)....bahkan saking aslinya resep yang digunakan rasa makanannya lempeng bangeeeeettttttttt.....kagak ada naik turunnya.....teman saya Upit aja sampe gak abis......

Akhirnya kami foto-foto aja deh....gak papa deh norak....kirain kami aja yang norak ternyata banyak lho yang foto-foto di Cafe ini.  Bahkan ada perempuan sampai pose bak foto model di depan Pilar Cafe ini yang memang cantik.








Kami juga foto-fotoan di Toilet Cafe ini.  Toiletnya keren banget, didesain ala-ala toilet Bar ala film-film Mafia yang pernah saya lihat waktu kecil.  Disekeliling dindingnya banyak foto-foto yang dipasang dengan gaya cozy.....kereeeeeeennnnn........Akhirnya kami berkesimpulan bahwa Cafe Batavia ini orang gak hanya beli dan menikmati makanan namun juga suasana ala Batavia yang gak ada duanya.....pantes lha mahal.....hehehehehehe.....

Senin, 01 Oktober 2012

Try This Eyeshadows

Saya baru saja membeli 2 eyeshadows merk Caring dan Wardah.  Sebenarnya sama Caring dan Wardah sudah pakai beberapa produk.  Kayak dulu saya pakai bedak Caring, cuma kesini-sini kok bedaknya agak-agak bikin kayak Pemain Kabuki atau Geisha yah....putih dan medok.

Kalau Wardah suka sama eyeshadow coklat yang matte.  Saking bagusnya sampai diambil sama Mama.  Tapi lama-lama kalau diperhatikan eyeshadow-nya terlalu matte jadi tenggelam sama warna kulit eksotis saya.  Sampai sekarang produk Wardah yang masih dipakai adalah eyeliner putihnya yang memang nendang banget, udah lembut dan tahan lama.  Sekali pakai di mata, langsung deh mata ngantuk langsung etrlihat segar.

Produk yang pertama saya kasih lihat adalah Palette Caring How To Love Your Job, Beauty Guide Vol. 2




Pertama saya pakai eyeshadow-nya pecah-pecah, gak sehalus eyeshadow yang selama ini saya pakai.  Namun akhirnya saya punya trik agar eyeshadownya nempel dengan sempurna yaitu dengan menggunakan eyeshadow base dan eyeshadow cream sebelum memakai eyeshadow ini. Warna yang dikeluarkan adalah warna merah keunguan, cukup bagus sebenarnya hanya tetap kurang halus.

Lipsticknya juga tidak begitu berwarna, bagus untuk perempuan yang tidak terlalu suka warna lipstick yang terlalu terang.  Hanya saja cepat sekali hilangnya.  Sedangkan blush on-nya berwarna ungu muda yang sayangnya sekali lagi tenggelam dalam warna kulit saya yang eksotis, sehingga saya harus mencampurnya dengan blush on warna pink.




Kalau menurut saya sih dari semua produk yang ada di Palette ini, saya lebih suka dengan eyeshadow-nya.  Blush on, lipstick dan bedaknya gak begitu ok untuk kulit saya, dan juga kualitas warnanya gampang memudar.  Menurut saya sih harga Rp. 93.000,- cukuplah untuk produk ini.  Tapi apakah saya akan melengkapi seri How To Love Your Job dari Caring, kayaknya gak dulu deh.

Next produk eyeshadow dari Wardah.



Produk ini saya beli seharga Rp. 36.000,- dan nasibnya hampir sama dengan Produk Caring tapi 3 tingkat lebih baiklah.  Warnanya lumayan kereng.  Kali ini saya cuma pakai warna pink yang bagian tengah, dipadukan dengan eyeshadow bubuk warna hitam kecoklatan.  Dan produk ini lumayan tahan lama, mungkin juga karena sebelumnya saya pakai eyeshadow base dan eyeshadow cream warna putih.




Kayaknya saya mau melengkapi koleksi eyeshadow Wardah saya karena murah, warnanya juga ok dan tahan lama.  Bulan depan saya pengen beli yang seri warna hijau deh.....

Kalau tertarik dengan bagaimana cara saya memakai eyeshadow saya....silakan kasih comment kamu yah....

Selasa, 25 September 2012

Tugas Dari Boss




Ditugasin sama boss untuk memblocking kamera program BBC Test The Nation.  Sebenarnya ini pekerjaan tricky karena kita gak tau secara tepat jumlah kamera program apalagi jika PD-nya bisa memaksimalkan jumlah kamera.  Namun untuk program ini, saya perkirakan ada 7 kamera yang terdiri dari satu kamera Porta Jib, 2 Kamera tripod, 2 kamera Handheld, 1 kamera master, 1 kamera Jimmy Jib.






Keterangan gambar :

1.                  Porta Jib dengan lensa standart, khusus digunakan jika host membacakan soal.

2.               Kamera Master menuju main set/ stage/ host gate, menggunakan lensa winde.  Digunakan untuk mengcover main set dan inframe host.  Dalam program ini memang pengambilan gambar master dibuat miring sekitar 45 derajat.


3.        Handheld, dengan lensa standart.  Digunakan ketika opening untuk mengambil gambar wide peserta/ tim dan digunakan ketika host mewawancara peserta sebagai kamera master.

4.        Handheld, dengan lensa standart.  Digunakan ketika opening untuk mengambil gambar wide peserta/ tim dan digunakan ketika host mewawancara peserta sebagai kamera master.


5.                  Kamera tripod, menggunakan lensa tele.  Ketika opening digunakan untuk mengambil gambar peserta/ tim dan ketika games atau wawancara digunakan untuk mengcover close up peserta.

5A.      Posisi kamera 5 ketika games atau wawancara.  Posisi dapat disesuaikan dengan tim yang akan dicover.  Posisi ini khusus untuk mengambil close up.

6.                  Kamera tripod, menggunakan lensa tele.  Ketika opening digunakan untuk mengambil gambar peserta/ tim dan ketika games atau wawancara digunakan untuk mengcover close up peserta

6A.      Posisi kamera 5 ketika games atau wawancara.  Posisi dapat disesuaikan dengan tim yang akan dicover.  Posisi ini khusus untuk mengambil close up.

7.         Jimmy Jib menggunakan lensa wide.  Digunakan untuk mengcover seluruh set.

Jumat, 21 September 2012

Pemilukada....


Kemarin tanggal 20 September 2012 Pemilukada DKI Jakarta.  Sebagai warga DKI yang baru saja memegang KTP DKI selama 5 tahun tentu saja saya ikutan nyoblos.  Sebenarnya sih bukan atas kemauan sendiri, karena kalau kemauan sendiri mah saya males berat yah saya termasuk salah satu warga Jakarta yang pesimis sama kedua calon Gurbenur.  Tapi karena pembantu saya semangat banget ngebangunin saya untuk ikutan nyoblos dan Pak RT juga udah heboh ngejakin nyoblos sejak jauh-jauh hari yah udah sih ikutan aja.

Nah biar kelihatan manis pas nyoblos, saya dandan dulu dong...hehehehehe...bagi saya dandan itu bikin semangat untuk nyoblos.  Hari itu saya pake eyeliner biru, eyeliner hitam, maskara hitam, pensil alis coklat, blush pink maybeline dan lipstick pink maybeline.....lumayan bisa bikin mata ngantuk saya jadi segar.


Ini dia surat suaranya....No. 1 Bang Kumis No. 2 Pak De Joko....lama juga saya di bilik suara bingung mana yang mau saya pilih....boleh kah saya golput??  Ah udah setengah jalan sekalian aja nyoblos....blooossss.....pilihannya????  RAHASIA DONG....tapi siapapun pilihannya mudah-mudahan bisa membuat Jakarta lebih baik.


Setelah itu jari kelingking dikasih tinta.  Padahal baru ngasih Cutex tapi demi PEMILUKADA harus dirusak.  Jadi tolong yah Bapak Gurbenur yang baru jangan sia-siakan Cutex baru saya....jadilah Gurbenur yang membuat Jakarta lebih baik dan nyaman.

Rabu, 19 September 2012

Lost In Translation di Palu

Lama juga gak nge-blog gara-gara gak mood dan saya liburan ke Palu sekaligus juga menghadiri pernikahan Sepupu saya Bram.  Akhirnya saya menginjakan kaki di Palu, setelah selama ini cuma tahu namanya doang gara-gara adik bungsu Mama tugas disana sebagai PNS di BKKBN.

Pernikahannya lumayan menyenangkan, walaupun tidak memakai adat tertentu karena baik pengantin perempuan dan pria merupakan campuran dari berbagai macam suku, namun kehadiran sisi Ambon dan Makassar keluarga Mama membuat saya bersemangat.  Jadi dibela-belain cuti demi pernikahan ini biar bisa ketemu sama keluarga besar Mama yaitu keluarga besar Noya dan keluarga besar Maipi.  Sayangnya pas hari-H, Mama sakit jadi saya cuma satu jam di pernikahan terus menemani Mama balik ke Hotel.  

Lucunya karena ada sedikit accident di Pesta, keluarga Mama menyusul ke Hotel yang akhirnya Pesta keluarga Noya kemudian berlanjut di Hotel sambil menemani Mama.  Jadi pas mau fot keluarga orang-orang pada menghilang.....hehehehehehehe.....

Anyway Kota Palu itu ternyata indah yah sayangnya orang Palu belum sadar kalo Kota mereka yang dikelilingi oleh gunung-gunung, terletak di pinggir pantai dan ada sungai besar yang melintas itu indah sehingga jangan heran kalau Kotanya seperti kurang/ sama sekali tidak terawat.  

Kayaknya sudah waktunya nih PEMDA Palu mulai membenahi Kota nan indah ini agar bisa dinikmati oleh para Traveler.  Bayangkan saja ketika duduk di tepi Pantai, kita bisa melihat pemandangan laut dengan latar belakang gunung yang hijau.....haduuuuuhhhhhh indah sekali.  Sayangnya pembangunan yang terkesan tidak selesai membuat pemandangan itu rusak.....nyebelin.


Selain menikmati Kota Palu, saya juga sempat bertemu dengan keluarga Mama dari pihak Oma.  Kebetulan Oma saya orang Masamba, desanya namanya Maipi.  Ciri khas orang-orang asli Maipi adalah kulit mereka putih dan wajah mereka cantik, kalau prianya tampan (sumpah saya gak boong......)....kulit mereka rata-rata putih mulus, mata belok, bibir penuh dan hidung panjang membuat mereka diperkirakan keturunan Bajak Lalut Portugis.  Jarang sekali saya melihat Maipi berkulit hitam dan berhidung pesek, jika wajahnya dibawah standart maka biasanya mereka sudah campuran seperti saya yang mewarisi kulit sawo matang dari pihak Opa dan Bapak saya.

Disana kami banyak bercerita tentang Opa.  Opa saya adalah Edward Noya, orang Ambon yang termasuk orang pertama yang memperkenalkan pendidikan di Maipi.  Opa Noya ini sudah mengajar di Maipi sejak jaman Belanda.  Bahkan sempat dikejar-kejar oleh Belanda, Jepang dan tentara Kahar Muzakar gara-gara profesinya sebagai guru, tentu saja dengan alasan berbeda-beda.

Ada seorang Kakek (Uwak Mama) yang ternyata salah seorang murid Opa.  Beliau bercerita lancar dalam Bahasa Makassar (atau Bahasa Bugis Maipi yah....) tentang Opa.  Mulai bagaimana Opa harus bersembunyi dari kejaran Belanda sampa dikejar-kejar Gerombolan Kahar Muzakar agar beliau bisa mengajar tentara Kahar di dalam hutan.  Sayangnya karena saya gak bisa berbahasa Makassar, saya berasa lost in translation.  Namun yang membuat saya terharu ketika Kakek itu bercerita bahwa Opa saya adalah seorang Pahlawan yang membuka wawasan pendidikan orang-orang di Maipi.  Bagi saya itu amat berarti melebihi Pahlawan yang mendapatkan bintang jasa dari pemerintah.  Lebih baik dianggap Pahlawan dengan tulus di Maipi dari pada menjadi Pahlawan namun penuh kontroversi.

Walaupun ada beberapa bagian dari cerita Kakek tidak saya mengerti namun dengan bantuan Om saya akhirnya saya bisa menyambungkan puzzle kehidupan Opa Noya yang saya ingat samar-samar karena ketika beliau meninggal saya masih terlalu kecil untuk mengingatnya.

Lucunya lagi, Kakek yang bercerita itu ternyata mantan pengawal istri Kahar Muzakar jadi termasuk orang yang mengejar-ngejar Opa di tahun 50-an.....hehehehehehehehehe.....perang saudara memang aneh yah.  Namun Kakek bilang bahwa Opa saya tidak akan dibunuh, hanya diminta mengajar tentara Kahar Muzakar yang saat itu masih berusia remaja.  Namun Opa saya memilih untuk melarikan diri ke Palopo dengan bantuan teman main Bridge-nya yang seorang TNI.

Ternyata pergi ke Palu walaupun repot tapi tidak sia-sia.  Kepingan perjalanan hidup Opa saya mulai terkumpul dari cerita-cerita kerabat keluarga Maipi maupun Noya.  Rasanya ingin saya tuliskan dalam sebuah buku.  Suatu hari saya ingin menulis buku tentang Opa Noya, karena konon Opa saya termasuk seorang intelektual Ambon yang kemudian memilih untuk mengabdikan hidupnya di dunia pendidikan di sebuah desa kecil di Masamba bernama Maipi.

Selasa, 04 September 2012

Suatu Siang bersama Bapak, Under Fire dan Nick Nolte

Kalau ada yang bisa menghubungkan saya dan Bapak selain berenang, adalah buku dan film.  Kami berdua sama-sama suka buku dan film.  Khususnya film, Bapak agak-agak ambisius memperkenalkan film kepada saya sejak masih kecil.  

Minggu lalu saya akhirnya pasang TV Kabel, karena masih awal jadi semua channel dibuka semua sama operatornya.  Pas juga Bapak ada di Jakarta, jadi Bapak puas deh nonton TV Kabel.  Sebagai orang yang dilahirkan ketika manusia mengandalkan surat dan telegram sebagai alat komunikasi, Bapak itu gaptek (yang kebetulan menurun kepada saya), jadi Bapak gak bisa masang DVD Player apalagi Xbox (bahkan untuk ada SMS yang masuk ke HP bisa bikin Bapak teriak-teriak panik), sehingga hiburan satu-satunya adalah Televisi.

Salah satu channel yang tersedia di TV Kabel adalah MGM.  Channel ini menayangkan film-film klasik, yang kebetulan sebagai anak gaul jaman dulu, hampir semua sudah Bapak tonton dan ingin Bapak tonton.  salah satunya adalah film Under Fire yang bintangi oleh Nick Nolte produksi tahun 1983.  

Film Under Fire ini berdasarkan kisah nyata Billy Stewart, seorang journalist Amerika Serikat yang meliput Perang Saudara di Nicaragua, antara Pemerintah Somoza dan Pemberontak Sandinista pada tahun 1979.  Billy Stewart kemudian tewas ditembak oleh tentara Somoza.  Peristiwa penembakan itu terekam oleh Juru Kamera Jack Clark.  

Rekaman ini kemudian ditayangkan berulang-ulang dan mengakibatkan Pemerintahaan Jimmy Carter mengurungkan niatnya untuk membantu Somoza, sehingga tak sampai sebulan sejak pembunuhan Stewart, pemberontakan Sandinista menang dan menguasai Nicaragua (sadar kan kalau kamera itu mematikan daripada senjata).

Film Under Fire ini tidak 100 persen mengambil kisah Billy Stewart sehingga dibuatlah tokoh rekaan bernama Russel Price seorang wartawan foto yang kemudian tewas ditangan tentara Somoza.  Tipikal film produksi Hollywood yang harus mendramatisasi kisah nyata.

Anyway, setelah aku perhatikan ternyata film ini susah pernah saya tonton waktu saya masih SD bersama Bapak saya tentunya.  Waktu itu saya belum tertarik dengan film-film seperti itu, saya masih "jatuh cinta" sama Rano Karno dan Yessy Gusman.  Walaupun saya gak suka, pas nonton sama Bapak, saya menikmati film Under Fire ini.  Jadi kalau dihitung saya sudah nonton film ini lebih dari 20 tahun yang lalu.....wowwww..... dan sampai sekarang saya masih menikmatinya bersama Bapak......wwwwooooooowwwwwwwww..........

Salah satu adegan yang paling fenomenal menurut saya adalah ketika Russel Price disuruh sama pemberontak Sandinista untuk memotret pemimpin mereka yang sudah tewas namun harus terlihat hidup dan diterbitkan di koran.  Alasannya agar para pengikut dan pasukannya tetap mempunya harapan dan semangat memang, sedangkan bagi dunia mereka mengumumkan bahwa Sandinista masih punya pemimpin mereka.  

Adegan ini penuh dengan dialog lucu, sakarsme dan mengingatkan saya dengan film Janur Kuning, film Indonesia tentang Perang Serangan Fajar atau 6 Jam di Yogyakarta.  Sama-sama ingin menunjukan kepada dunia bahwa pemberontak/TNI/NKRI masih ada di Indonesia.


Rasanya menyenangkan sekali-sekali kita bisa terkoneksi lagi dengan orang tua.  Mereka bisa beda jaman, beda bahasa, beda pergaulan tetapi dengan sedikit usaha kita bisa kembali berkomunikasi dengan mereka. Saya bersyukur bisa berkomunikasi dengan film, karena memang saya dididik melalui media tersebut.  Mudah-mudahan akan banyak lagi hal yang bisa kami bicarakan lagi.




Minggu, 26 Agustus 2012

Mari Menari Tango Dalam Cinta

Judul : Tango
Penulis : Goo Hye Sun
Penterjemah : Dwita Rixky Nientyas
Penerbit : Ufuk Fiction 2012
Halaman : 307 Halaman
Saat menari, seorang harus tahu caranya melepaskan dirinya sendiri.  Dia harus tahu caranya mempercayai pasangannya.  Apalagi saat seseorang menari Tango.  Kau harus melepaskan dirimu sendiri

Tango, Halaman 94

Alasan sesungguhnya saya membeli buku berjudul Tango ini karena sosok penulisnya, Goo Hye Sun.  Sosok cantiknya saya kenal pertama kali di Serial Drama Korea yang berjudul Boys Over Flowers.  Perannya sebagai Geum Ja Di yang tomboy dan temperamental sekaligus baik hati dan naif  telah merebut hati saya.  Jadi saya pikir tidak masalah lah sekali-sekali membeli kucing dalam karung terhadap buku yang terjual 30.000 Copy pada minggu pertama diterbitkan.

Saya sempat berprasangka buruk terhadap kualitas karya mantan personil 2NE1 ini.  Ini berdasarkan kekecewaan saya membaca banyak karya selebriti dalam negeri yang menggunakan bahasa-bahasa sastra namun saya sama sekali tidak mengerti isi dari novelnya tersebut.  Hampir saja saya menemukan kekecewaan yang sama terhadap karya Goo Hye Sun di dua bab awal.  Setelah saya paksa diri saya untuk terus membaca ke bab-bab selanjutnya, saya merasa ikut merasakan perasaan tokoh Yun, perasaan natural ketika patah hati, bimbang dan jatuh cinta.  Akhirnya saya sedikit mengintip ke halaman akhir untuk mengetahui akhir dari perjalanan cinta Yun karena terlalu penasaran.

Karya Artis Korea yang sedang memulai debut menjadi sutradara ini bercerita tentang Yun, seorang perempuan berumur 20 tahunan.  Yun yang bekerja sebagai penterjemah ini diputuskan oleh Joong Won, kekasihnya selama 2 tahun.  Alasan Joong Won memtuskan hubungan mereka karena pria pelukis ini merasa dia sedang menari Tango sendirian selama 2 tahun usia hubungan mereka.  Keputusan Joong Won ini membuat Yun patah hati dan mulai mencari cara agar Joong Won kembali kepadanya.

Dalam proses menyembuhkan patah hatinya, Yun bertemu dengan dua pria yang sama-sama tertarik dengan dirinya yaitu Min Young seorang pria dewasa yang siap untuk menikahi dirinya dan Si Ho yang polos dan spontan dan mantan kekasih dari teman Yun, bernama Eung Yi.

Selain itu ada sahabat setia Yun yang bernama Hee Dae, seorang pelayan Cafe yang gay dan terlihat tidak pernah serius, namun sebenarnya dari Hee Dae lah Yun mendapatkan nasihat-masihat yang selalu tepat dalam menghadapi setiap masalah.
Aku tidak mengartikan gay sebagai orang yang melenceng, melainkan orang yang memperlakukan orang lain yang tulus.  Mereka bukan penyuka sesama jenis, melainkan mereka orang yang mereka sukai kebetulan memiliki jenis kelamin sama dengannya.  Masyarakat yang kejam telah mengasingkan mereka.  Namun mereka juga sangat kuat.  Mereka adalah kelompok yang sangat kokoh menurutku.  Sosok mereka malah terlihat lebih manusia.  Tidak semua penyuka sesama jenis seperti itu, tapi setidaknya temanku bernama Hee Dae seperti itu.  Hee Dae lebih baik daripada orang biasa, dia orang baik

Tango, halaman 124 - 125

Sebagai orang yang ingin menjadi penulis, saya kagum dengan Goo Hye Sun yang menjadikan Tarian Tango sebagai filosofi hubungan percintaan Yun.  Bahkan filosofi Tarian asal Argentina ini membuat saya kembali merenungi arti hubungan antara manusia.  Lancar sekali Goo Hyen Sun menuliskannya seakan Tango dan manusia tidak dapat dilepaskan keduanya.

Walaupun terjemahan buku ini agak kaku, namun buku ini pantas dijadikan bacaan.  Penuh dengan perenungan namun tidak terasa berat ketika membacanya.  Dengan kata-kata yang puitis dan dihiasi ilustrasi karya penulisnya sendiri, buku ini berhasil membawa saya mengerti bahwa cinta itu seperti menari Tango.  Bukan hanya itu, buku perdana Goo Hye Sun ini juga membuat saya mengerti akan masalah sosial dan budaya yang sedang dihadapi oleh masyarakat Korea Selatan khususnya perempuan dan gay saat ini.



Jumat, 17 Agustus 2012

Dirgahayu Indonesia

Rasanya gak adil kalau saya tidak menulis sedikit tentang Hari Kemerdekaan Indonesia, sedangkan saya menulis begitu banyak hal.

Kemarin saya membaca beberapa twit dari adik kelas saya tentang refleksi 67 tahun Kemerdekaan Indonesia.  Sebagai anak yang lahir besar di Bontang, dengan segala fasilitas perusahaan kelas 1 sehingga dia tidak perlu merasa kekurangan dan punya banyak kesempatan dalam hidupnya, bagi saya refleksi negatif untuk Indonesia terlalu dibuat-buat.

Mulai dari masalah korupsi, kemiskinan, pemerintahan sampai sistem pendidikan bahkan pertikaian antar golongan membuat adik kelas saya men-twit-nya seakan-akan dia peduli dengan negara ini.

Inilah masalahnya, menjadi sinis dan negatif adalah keren di negara ini.  Bangga, patriotisme dan Nasionalis adalah basi di negeri ini.  

Ketika melihat kemiskinan, jangan protes jika tidak berbuat sesuatu untuk merubahnya.
Ketika mengetahui korupsi, jangan protes ketika kita diam dan masih membayar uang pelicin untuk mengurus KTPP.
Ketika kita sadar pendidikan kita sudah gak beres, jangan protes ketika kita masih mengharapkan rangking nomor 1 dari anak-anak kita.
Ketika benci dengan pemimpin kita yang kayaknya kok gak beres-beres, jangan protes jika kita sendiri tidak bisa memimpin diri kita sendiri untuk disiplin dan bertanggung jawab dalam menunaikan kewajiban kita.
Ketika kita kecewa dengan pertentang antar golongan atau agama, jangan protes kalau kitanya sendiri masih merasa agama kita yang pantas hidup dan merdeka sendiri di negeri ini.

Jadi daripada protes terus, ngeluh terus mending buatlah sedikit perubahan pada diri kita sendiri. 

Berlayar di Perahu Kertas

Sejak jaman Dewi Lestari menerbitkan buku Akar dan kawan-kawannya, saya bukan dan sama sekali bukan fans penulis yang bersuamikan Reza ini.  Bagi saya karya-karya mantan personil  group vocal Rida, Sita, Dewi ini absurd dan gak bisa dimengerti oleh jalan pikiran saya.

Jadi waktu diajak teman untuk menonton film Perahu Kertas, saya sebenarnya gak berharap banyak.  Lha wong bukunya aja di rak buku saya sampai menguning belum pernah saya sentuh apalagi saya baca.  Tujuan saya nonton biar terhindar dari tugas aja....hehehehehehe.....(maaf yah teman-teman....)

Karena gak berharap banyak jadi pas mau nonton saya sudah pasrah jika nanti tertidur pas filmnya main...parah yah...untungnya pas opening tittle ada nama Hanung Bramantyo tertulis disitu.  Tiba-tiba saya jadi punya sedikit harapan dengan nih film, harapan nih film gak akan terjebak dalam dinamika remaja klise yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan sekejap plus menjual airmata yang gak berhenti sampai akhir film.

Adegan awal masih belum bisa membuat saya tertarik apalagi pas adegan Kugy menggunakan antena Neptunus untuk menemukan Keenan di stasiun Kereta Api menurut saya terlalu dan amat sangat dibuat-buat.  Emang ada cewek segitu polos dan terjebak dalam dunia khayal?  Rasanya gak ada deh.

Saya terus memaksakan mata saya untuk bertahan walaupun kelopak matanya saya juga tidak mau kalah dengan keinginan saya.  Begitu adegan Keenan mengetahui bahwa nama lengkap Kugy adalah Kugy Karma Chameleon, saya langsung tersenyum lebar karena dari situ saya tahu Dewi Lestari bukan penulis novel biasa, beliau adalah penulis novel dengan misi dan visi, yang memberikan hiburan sekaligus pengetahuan kepada pambacanya.  

Karma Chamaleon adalah lagu yang saya suka ketika saya masih kecil.  Saya lupa pertama kali saya dengar lagu itu tetapi irama lagu Karma Chamaleon dan gaya Boy George dalam Music Videonya masih lekat di ingatan saya.  Dan anehnya tidak semua orang yang mengerti lagu itu padahal baca bukunya juga lho.....sayang banget padahal lagu itu seperti mendasari cerita Perahu Kertas.

Dari adegan itulah saya, maka saya bisa melihat titik terang cerita dalam Film Perahu Kertas.  Cerita tentang Kugy dan Keenan yang harus mengalami naik turunnya percintaan mereka.  Kisah mereka tetap menarik dan menyetuh walaupun tanpa ada sentuhan tangisan (norak) khas film romantis produksi tanah air.  Bahkan humor-humor yang terlontar begitu cerdas dan tentunya gak garing.

Saking mulusnya film ini gak sadar 2 jam saya habiskan menonton film ini.  Bahkan editing kasar dan maksa khas film-film Indonesia hampir tidak ada....mulus lus kayak jalan tol Jakarta pas Lebaran.  Sinematografi pun indah dengan gambar-gambar yang mengingatkan saya pada keindahan dunia mimpi ketika saya masih punya mimpi.  Bahkan property yang digunakan seperti HP pun disesuaikan dengan setiap setting yang digunakan sebagai latar belakang.  Bukan hanya itu jam tangan dan miniatur Kura-Kura Ninja bukan hanya menjadi hiasan semata tetapi juga menguatkan karakter Kugy yang memberi nama Gangnya Pura-Pura Ninja.

Kalaupun ada yang kurang adalah akting para pemain yang masih kaku.  Hanya beberapa yang bisa membuat saya mengacungi jempol, seperti akting Tio Pakusadewo yang jadi Pak Wayan begitu meyakinkan, bahkan seperti gak ngelihat Tio Pakusadewo tapi ngelihat Pak Wayan main film.  Lalu akting yang jadi Eko juga bagus dan menyenangkan.  Yang jadi Remmy juga natural, jadi senang ngelihat. Lucunya kemunculan Titi DJ sebagi cameo di film ini mengingatkan saya pada jaman-jaman Titi Dj di Lenong Rumpi.

Yang mengecewakan adalah akting Ira Wibowo yang berkesan kaku dan kelibas sama akting August Melasz dan Tio Pakusadewo.  Saya juga gak suka akting yang jadi Gadis Bali, kaku kayak robot.  Yang jadi Wanda juga aneh banget, sedangkan yang jadi Noni yah so...so lha.  Sedangkan yang jadi Kugy....hhhhhhmmmmmm kalau saya sih kurang puas yah ngelihat aktingnya, apalagi yang jadi Keenan...kayak mereka berdua harus mengeksplor lagi.

Tetapi bukan Hanung Bramantyo jika beliau tidak bisa mengatasi akting pemainnya yang kaku.  Hanung memang jagonya menempatkan pemeran sesuai dengan kelebihan masing-masing.  Mungkin beliau tahu bahwa dia tidak bisa menantang para pemainnya dengan berlebihan seperti layaknya Tio Pakusadewo, jadi suami Zaskia Mecca ini memanfaatkan karakter asli para pemainnya dengan karakter yang harus dimainkan dalam Perahu Kertas.

Hebatnya lagi walaupun dari sisi komersil dapat banget, Hanung juga tidak melupakan sisi artistik dalam film ini, jadi rasanya menyenangkan menonton film ini, bahkan saya sudah gak sabar menunggu bagian kedua film Perahu Kertas.  Ketika saya membaca bagian akhir buku Perahu Kertas, Dewi Lestari menuliskan bahwa beliau ingin menulis tentang proses pendewasaan seorang perempuan yang terinspirasi dari komik Jepang yang berjudul Popcorn.  Wow saya jadi tidak sabar berlayar kembali bersama Kugy dan Keenan menuju titik akhir dalam perjalanan cinta mereka.  Mudah-mudahan tak lama lagi.


Senin, 13 Agustus 2012

Hanya kita.....

Saya akhirnya mengerti mengapa teman saya memutuskan untuk resign dari tempat kami bekerja.  Kadang ketika suatu tempat sudah tidak memberikan apa yang kita inginkan dan tidak ada lagi yang menahan, maka keputusan yang terbaik adalah melangkahkan kaki untuk pindah dari tempat tersebut.

Ketika suatu tempat sudah membuat stuck maka hanya kita sendiri yang mampu membuat diri kita untuk melangkah, entah ke depan, ke samping, entah ke belakang, kemanapun kita melangkah kemanapun tujuan kita, kita harus mendapatkan tempat yang nyaman untuk menjadi diri sendiri dan mengembangkan diri kita sendiri.

Saat kita merasa, kita tenggelam bersama dan orang yang bisa menyelamatkan kita lebih memilih orang lain, maka sudah saatnya kita berenang sendiri menuju tempat lain, jangan sampai menunggu kita tenggelam, kemudian mati dan dienyahkan dari kehidupan kita sendiri.




Minggu, 12 Agustus 2012

Burungpun Ingin Terbang

Burung pun ingin terbang
Walaupun daam sangkar kenyamanan
Kebebasan jiwa
Yang dia kejar

Ketika waktu sudah memenjarakan
Dan tempat sudah membuat dinding
Kebebasan jiwa pun berontak

Burung Gereja terbang
Mengepakkan sayapnya
Bersiul indah diantara kabel dan atap rumah bobrok
Tapi dia bahagia....dia bahagia

Hanya kamu yang mengerti itu
Panggilan Burung-Burung Gereja
Seakan berkata
"Larilah........kejarlah......."

Dan akupun hanya bisa melepaskan
Karena aku bukan sangkarmu
Karena aku bukan tembokmu
Karena aku adalah temanmu.....

Jakarta, 13 Agustus 2012
Untuk seorang teman....

Cari Blog Ini