Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Jumat, 24 Mei 2013

Gagal Paham

Istilah di twitter ini lagi nge-trend banget deh dipakai apalagi ditambah hastag maka kesannya jadi bahan joke yang gak ada habisnya.

Tapi baru saja saya menemukan orang gagal paham yang beneran terjadi.  Jadi saya bingung mau ketawa atau ngelus-ngelus dada saking mirisnya cara berpikir yang bersangkutan terhadap komentar saya.  Mari saya ceritakan dengan singkat kenapa saya bisa terlibat dengan persoalan gagal paham ini.

Beberapa hari yang lalu saya lagi browsing terus menemukan sebuah blog bernama sepatumerah.net ternyata postingan di blog ini banyak sekali yang menarik dan menyegarkan.  Bagus lah untuk bacaan mencari inspirasi.

Salah satu postingan yang menarik adalah berjudul Bukan Salah Toket dan Paha Yang Terlihat tentang keprihatinan Okke, sang blogger tentang maraknya masyarakat yang menyalahkan perempuan yang menjadi korban perkosaan, bahkan jika korban perempuan itu sudah berpakaian yang sopan.

Saya sendiri termasuk perempuan yang mendukung tulisan Okke ini sejak saya membaca buku Letter To My Daughter karya Maya Angelou.  Setelah menbaca postingan Okke saya langsung memberikan komentar dukungan saya atas pemikirannya.

Saya dulu termasuk perempuan yang menyalahkan perempuan yang menjadi korban perkosaan sebagai pemicu perkosaan. Bahkan parahnya saya setuju sama kata-kata guru agama saya, perempuan yang diperkosa itu karena dia mau juga kalau dia gak mau pasti gak bisa diperkosa….parah yah……
Tahun lalu saya baca buku Maya Angelou, Letter To My Daughter. Disitu ada cerita perdebatan Maya dengan salah seorang pria tentang perkosaan. Pria tersebut menyalahkan perempuan yang berpakaian minim sehingga pria terangsang dan terjadilah perkosaan.
Lalu Maya Angelou mematahkan anggapannya dengan “Bayangkan jika ada perempuan cantik, seksi, pakai rok mini gak pakai celana dalam tetapi disampingnya berdiri kakak prianya, orangnya besar dan membawa pemukul baseball siap memukul siapa saja yang mengganggu adinya. Apakah kamu akan memperkosanya juga?” (kaliamatnya gak tepat seperti ini, ini cuma garis besar yang saya ingat).
Sejak itu saya yakin bahwa perkosaan terjadi bukan karena pakaian, korban atau kesempatan, tetapi karena emang niat jahat pelakunya.

Lalu ada pria yang bernama Ilhaq yang selalu berpendapat bahwa perkosaan terjadi karena perempuan tidak memakai pakaian yang menutup aurat.  Bahkan sampai membawa agama dan segala dalilnya.  Tak lupa dia pun mengomentari komentar saya. 

Pendapat pada dialog yang dapat dibantah.  Betapa bodohnya cewek seksi itu yang tidak memakai dalaman tetapi memilih opsi kakaknya untuk menjaga dirinya dengan pemukul atau apalah itu namanya.
Iya kalau itu di rumah, kalau cewek itu keluar rumah, apa kakaknya mengikuti dengan masih membawa pemukul?
Atau lebih parahnya, jelas2 itu cewek itu merangsang, ustad yang bener saja kalau berhadapan dengan cewek seperti itu tetap saja terangsang namun ustad itu berusaha menahan nafsunya agar tidak meledak.
Lalu ngapain si cewek ngajakin kakaknya seperti siap2 ngajakin perang, kalau tahu gitu si cowok lebih baik gak nemuin si cewek atau lebih baik lagi kalau bawa pasukan yang lebih banyak dan lebih garang.
Harapan saya disini mudah2an perempuan di Indonesia tetap menjaga auratnya jangan meniru bangsa Barat. Mudah2an cepet sadar. Kami tahu perasaan perempuan dan kami lebih tahu perasaan laki2. Terima kasih..
Tentu saja saya menganggap pria semacam ini gagal paham apa yang saya maksudkan.  Maya Angelou saja menuliskan dalam bukunya itu kata-kata "Bayangkan jika........" dengan begitu Maya Angelou menjelaskan bahwa rasa takut bisa mengerem nafsu birahi sebesar apapun yang dirasakan laki-laki yang terangsang jika dia melihat perempuan memakai pakaian seksi.

Maya Angelou ingin menunjukan perasaan takut yang dapat meredam nafsu birahi hendak memperkosa adalah rasa takut kepada Tuhan, masyarakat dan keluarga membuat seseorang menghentikan perbuatan pria yang terangsang birahinya itu.  Rasa takut yang membedakan kita manusia dengan hewan.

Bukannya malah menunjukan perempuan bodoh berpakaian seksi dan tidak memakai celana dalam yang menenteng kakak laki-laki yang nyolot bin songong nyari perkara dengan semua pria yang mendekati adiknya.  Sungguh dangkal jika seorang pria berpikiran seperti itu, sehingga saya bisa mengartikan hanya segitu pemikiran pria tentang hasil pemikiran perempuan.  Pria yang memanjakan nafsu birahinya dan sama sekali tidak takut dengan Tuhan (jadi apa gunanya agama yah jika cuma hiasa di KTP?) malah sibuk menimpakan dosa dan ketidaksanggupan menahan nafsu birahinya terhadap perempuan.

Jika saya ingat kutipan di sebuah artikel tentang Sifat Sultan Jawa yang memilih peperangan dan mereka tidak akan maju berperang untuk sesuatu yang diyakini akan menang, maka sebaiknya saya saya memilih untuk tidak "berperang" yang saya yakini gak akan seimbang dan gagal paham apa maksud dan tujuan komentar saya.

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini