Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Selasa, 14 Mei 2013

Tentang Aku dan Dia



Aku mengangkat gelas plastic berisi Ice Blended Mocca kesukaanku, sambil berusaha untuk fokus mendengarkan cerita dia tentang apa yang sedang dikerjakannya sekarang.  Yah dia adalah pria yang dulu aku cintai, yah kami pernah menorehkan kenangan manis di hati kami masih masing-masing.

Enam belas tahun yang lalu si Gadis Manja, begitu dia menjulukiku mengikat janji dengan dia, seorang Ketua Pecinta Alam dan Aktivis Mahasiswa Sayap Kiri.  Kami mengukir romantisme sepasang kekasih ditengah-tengah perjuangan mahasiswa untuk menurunkan Soeharto.

Saya si Gadis Manja, yang tidak pernah tahu apa-apa tentang tertindasnya bangsa ini demi kata pembangunan dan  tidak boleh berbeda pendapat atas nama persatuan.  Dia yang keluarganya adalah bagian dari kaum petani di daerah Bantul harus menerima akibat kebijakan-kebijakan salah kaprah pemimpin orde baru itu.

Kami disatukan oleh kutub-kutub sifat yang berbeda, sehingga ketika kami pacaran banyak teman-teman kami tidak percaya bahkan menyangsikan kekuatan cinta kami.  Tetapi kami seperti tertantang untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa kekuatan cinta kami cukup untuk menghadapi dunia.

Di masa itu saya berusaha tabah, bila dia tidak ada kabar berhari-hari setelah demo mahasiswa di kampus UGM dibubarkan dengan paksa oleh Aparat Keamanan.  Saya berdoa akan keselamatannya ketika mendengar berita mahasiswa dipukuli, ditodong senjata bahkan ditembak oleh Aparat.

Setiap dia keluar dari persembunyiannya, saya hanya bisa menatap dadanya yang naik turun seakan meyakinkan diri saya bahwa yah saya tidak mimpi kalau dia masih hidup.  Saya hanya bisa tersenyum getir ketika mendengar ceritanya yang berapi-api setelah menghadiri rapat dengan teman-teman aktivisnya yang kekiri-kirian itu.

Dan ketika saya mengungkapkan kekuatiran saya, dia hanya tertawa dan berkata betapa manjanya saya, lalu memberi contoh teman-teman perempuannya yang juga aktivis.  Mereka tanpa rasa takut maju melawan Polisi bahkan TNI.  Seharusnya saya lebih aktif, mendukung dan lebih sensitif dengan perjuangannya membela kaum terpinggirkan oleh pemerintah Orba.

“Eh kamu kan masih kerja di tempat yang dulu?”  Pertanyaan mengembalikanku dari lamunan nostalgia.

“Masih lah.  Kan bisa dibaca di facebook.”  Jawabku sambil menngembalikan gelas plastic berisi minuman favoritku itu.

“Aku ada proyek untukmu”, kembali dia bersemangat bercerita.

Aku kembali hanya mendengarkan kata demi kata yang keluar dari bibir yang dulu selalu aku rindukan untuk menyentuh bibirku.  Entah kenapa sekarang bibir itu hanya menjadi sebuah pelengkap bagi wajahnya saja….hhhhmmmmmm…….

Aku jadi teringat lagi ketika kata-kata dari bibirnya bukan lagi kata-kata yang aku harapkan untuk mengobati kerinduanku.  Ketika itu dia sudah terlalu tenggelam dalam aktivitasnya sebagai aktivis mahasiswa.  Bahkan ketika aku terkena demam berdarah, dia tidak sempat menjengukku.

Tak lama kemudian, aku mendengar gosip, dia sudah berpacaran dengan seorang aktivis perempuan yang namanya seringkali dia sebut-sebut.  Parahnya aku lah orang terkahir yang tahu akan berita ini karena teman-temanku menutupinya.  Aku tidak menangis saat itu, aku hanya terdiam, kaget dengan semua itu.

“Hei kamu masih suka melamun”, Dia mencolek tanganku yang dari tadi aku diatas meja.

Colekannya membuat aku tersentak. “Ah nggak, terus apa yang akan kamu lakukan dengan kampanyemu?” Aku berusaha mengikuti ribuan kata-kata yang sudah keluarkan selama satu jam kami duduk di Coffee Shop ini.

“Jadi aku ingin kamu…….” Kembali dia melanjutkan kata-katanya, dan kembali kata-katanya tenggelam dalam kenangan masa lalu kami berdua.

Akhirnya dia mengakui semuanya bahwa dia memang sudah dekat dengan perempuan lain.  Dia memohon agar aku masih menerimanya sebagai pacar dan dia memberikan jaminan bahwa hubungan kami terlalu kuat hanya untuk hancur oleh perempuan lain.

Dia menganggap kisahnya dengan perempuan itu hanyalah intermezzo di tengah perjuangan mereka mereformasi negara ini, karena dia membutuhkan seorang perempuan yang mengerti dan memahami dia.  Rajutan kasih yang kami miliki lebih penting daripada kisah cinta sesaatnya itu.

neo-ui yaegil deureosseo
neoneun beolsseo samsip pyeonge saneunguna
nan maeil ramyeonman meogeo
na-ireul meogeodo ipmasi an pyeonae

I heard about you recently
I heard that you already live in a large apartment
I still eat ramen every day
I’m getting older but my tastes haven’t changed


“Ah, bosan juga dengar lagu Korea.” Tiba-tiba dia mengomentari lagu yang sayup-sayup terdengar di Coffee Shop ini.

“Tapi aku suka” Kataku sambil tersenyum, “Apalagi aku tau lagu ini”.

“Paling lagu mendayu-dayu kesukaan kamu itu?  Dulu kan kamu suka nangis sendiri nonton drama Korea apa tuh?”

“Oh Endless Love…..” Jawabku sambil tersenyum

“Iya, menyebalkan melihat kamu nangis untuk hal yang gak patut ditangisi.  Mana mati lagi dua-duanya.”  Dia mencibirkan bibirnya ketika mengingat itu.

“Kamu tau gak ini lagu tentang apa?” Aku balik bertanya.
“Mana aku tau.  Ini Bahasa Korea.”

“Ya sudah”, aku jadi malas membahas lagu Korea yang sedang dimainkan itu, “Jadi kamu partaimu jadi berkoalisi dengan partai lain?”

“Iya, jadi aku mencalonkan diri jadi Gubernur dan wakilnya akan dari partai lain.  Yah biasalah negoisasi kalau ingin didukung oleh partai lain” Jawabnya “Makanya tolong dukung aku………”

Kembali dia bicara dan bicara.  Sesekali aku menimpali dengan senyuman dan anggukan kepala walaupun aku tidak mengerti penjelasan absurdnya sama sekali.

Seabsurd kata-katamu ketika meminta aku untuk bertahan di Yogya setelah aku lulus dari D3 UGM.  Aku memang Gadis Manja tapi aku punya cita-cita dan orang tua yang ingin melihat aku bahagia mencapai cita-citaku.  Aku sempat bertahan untuk tinggal di Yogya tetapi ada kegelisahan di hatiku.  Ada pikiran untuk memberontak.  Orang tuaku juga tidak merestui aku tenggelam dalam cinta, padahal masih banyak hal yang bisa aku capai.

Aku juga sudah bosan menunggu dia setiap hari.  Menunggu dengan cemas kabar dia ketika ada demonstrasi mahasiswa yang berakhir dengan keributan dengan Polisi dan TNI.  Sabar ketika harus menunggu dia di kampus ketika dia harus menghadiri rapat darurat bersama teman-teman aktivisnya. 

Akhirnya aku memilih untuk melanjutkan kuliahku.  Mengambil program ekstensi di sebuah Universitas di Jakarta.  Berusaha meraih impianku sendiri tanpa persetujuan dia.  Aku tidak peduli, aku juga punya masa depan dan aku tidak mau meraih masa depan orang lain karena itu bukan masa depan yang aku inginkan.

Pelan-pelan hubungan kami merenggang, tanpa kata-kata cinta kami memudar dengan sendirinya.  Aku meraih mimpi-mimpiku dan aku dengar diapun meraih mimpi-mimpinya.

Beberapa tahun yang lalu kami terhubung kembali lewat Facebook namun baru kali ini kami sempat bertemu setelah berkali-kali janji dibatalkan.

joeun chareul satdeora
nega beoreutcheoreom malhan bissan cha
nado unjeoneul baewo
irido eoryeo-un geonji moreugo

I heard you bought a nice car
An expensive car that you always talked about
I am also learning how to drive
I didn’t know how hard it was


Waktu ternyata menuliskan skenario aneh buat kami berdua.  Dia sekarang tampak gagah dan rapi dengan celana pantaloon, sepatu pantovel dan kemeja batik lengan pendek yang aku tahu motif dari designer kenamaan Indonesia.  Berbeda sekali dengan penampilannya ketika masih kuliah yang begitu bersahaja dengan sandal gunung, T-shirt dan celana jeans yang warna birunya sudah pudar.

Yah dia sekarang harus menjaga penampilannya agar berwibawa.  Setelah reformasi, dia menjadi kader partai.  Bukan partai yang berhaluan kiri tetapi partai yang konon kabarnya membela nasib rakyat miskin dan nasionalis.  Dan nampaknya dengan kecerdasan dan pengalamannya sebagai aktivis, karir politiknya menanjak bahkan menjadi anggota DPR/ MPR. 

Lalu dia juga menikahi anak perempuan seorang Jendral TNI.  Bayangkan dia menikahi anak perempuan dari orang yang bekerja pada lembaga yang dulu dibencinya demi karir politik, sebuah langkah besar untuk dirinya yang dulu berhaluan kiri.  Bahkan perempuan aktivis yang dulu mencintainya harus mau dijadikan selingkuhannya.

Dan sekarang dia akan mencalonkan dirinya menjadi Gubernur di sebuah Propinsi yang terkenal akan kekayaan alamnya.  Wow sudah hebat dia.

Sedangkan aku si Gadis Manja, malah bekerja menjadi reporter berita di sebuah televisi swasta nasional.  Aku sudah melangla buana bahkan aku meliput ke perbatasan dan daerah-daerah terpencil agar aku bisa memberitakan kepada Indonesia, bahwa masih banyak rakyat negara ini yang belum merasakan “kekayaan” bumi Indonesia.

Aku juga sudah pernah terjun untuk meliput dalam perang antar agama, antar suku bahkan dengan mata kepala sendiri aku menyaksikan hilangnya rasa kemanusiaan pada bangsaku.

Sudah berapa kali programku mendapat penghargaan baik nasional maupun internasional.  Bahkan tak jarang tema programku dijadikan perdebatan seru di tengah masyarakat.  Aku sekarang berusaha membantu bangsaku dengan cara yang aku bisa dan aku mengerti.  Akhirnya aku menemukan idelisku sendiri.

“Ah kamu kenapa belum menikah?”  Kembali dia mengembalikan kosentrasiku kepadanya.

“Untuk apa kamu harus tahu?”  Tanyaku kembali.

“Aku takut itu salahku jadinya kamu trauma menjalin hubungan dengan pria lain.”

Wuih sudah berani GR dia sekarang, kataku dalam hati.

“Nggak lah.  Aku belum menikah karena aku belum menikah.  But thanks for asking”.

“Sebenarnya aku takut kalau aku yang menyebabkan kamu gak menikah”.

“Hahahahahahahahaha……jangan sok prihatin……..” Geli aku mendengarkan kata-katanya.

“Tapi sudah ada calon kan?”

“Kalaupun ada bukan urusan kamu kan?” Akupun balik bertanya.

“Ah kamu sekarang beda yah, kamu sudah lebih mandiri dan kuat.”  Sambil menghela napas.

“Hahahahaha tenang aja…saya bahagia atau gak itu tanggung jawab saya kok bukan tanggung jawab kamu.”  Sambil aku minum lagi Ice Blended.

Dia pun terdiam mendengar jawabanku.  Mungkin dia kaget si Gadis Manja yang masih suka makan Indomie Goreng pakai Telur, makanan kesukaan yang masih sama dengan masa-masa kuliah. Yang masih suka minum teh manis ketika semua orang seusianya meminum bercangkir-cangkir kopi pahit, ternyata sudah berubah, jauh berubah di luar perkiraannya.

Kamipun akhirnya larut dalam diam…..ah kami memang punya kenangan yang indah tetapi kami masing-masing punya masa depan yang berbeda.  Sayup-sayup lagu Korea itu mengiringin diam kami…..dan aku tersenyum, ah lucunya waktu sudah mempermainkan kisah kami.

I'm fine thank you thank you and you
uri yetnare sarangeul haetdani useuwo

naneun jeongmallo gwaenchana haengbokae
nae geokjeong malgo jalsara

I'm fine thank you thank you and you
uri yetnare sarangeul haetdani useuwo
I’m fine thank you thank you and you
I can’t believe we used to be in love long ago, it’s so funny

I’m really doing fine, I’m happy
Don’t worry about me and have a good life

I’m fine thank you thank you and you
I can’t believe we used to be in love long ago, it’s so funny

*Lirik Lagu dari FINE THANK YOU, THANK YOU AND YOU? oleh 10 cm


Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini