Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Jumat, 23 November 2012

Tembak Langsung Ke Karimunjawa

Sebenarnya perjalanan ke Karimunjawa sudah lama saya dan adik saya rencanakan.  Bahkan jauh-jauh hari adik saya sudah memesan tiket pesawat menuju Semarang dengan menggunakan promo tiket murah.  Mungkin karena sudah terlalu lama direncanakan membuat adik saya, Cali memilih untuk tidak mengikuti paket yang banyak ditawarkan di internet dengan alasan takut terikat dengan Tour Guide.  Apalagi kemudian grup kami bertambah dengan Mama, yang tiba-tiba ingin ikut ke Karimunjawa setelah perjalanannya ke Thailand.

Akhirnya grup kami terdiri dari enam orang, saya, Cali, Mama, Ruth (teman Cali travelling), Chacha (adik Ruth) dan Kim Heegang (orang Korea, teman Ruth di Jerman) nekat berangkat ke Semarang tanpa memegang tiket Kapal Cepat menuju Karimunjawa.  Bahkan saya dan Cali sudah punya back up plan jika tidak jadi berangkat ke karimunjawa, kami akan keliling beberapa kota di sekitar Semarang.  Sedangkan Ruth, Chacha dan Hee-gang menuju Yogyakarta karena Hee-gang belum pernah kesana.

Begitu sampai Semarang jam 7 pagi, kami langsung menuju Pelabuhan Tanjung Emas untuk tembak langsung membeli tiket KMC Kartini yang kabarnya akan berangkat jam 10 pagi.  Sayangnya begitu sampai di Pelabuhan, informasi yang kami dapat simpang siur.  Bahkan kami sampai tidak percaya dengan keterangan petugas Pelabuhan, karena sempat menyesatkan kami.  Belum lagi orang-orang yang bicara tanpa kami tanya menambah pusing kepala kami.  

Beruntung Ruth menemukan seorang tukang ojek yang mau mengantarkan adik saya untuk mengecek keberadaan KMC Kartini yang tidak jelas berlabuh dimana (bisa dibayangkan kan betapa membingungkannya).  Sekitar 20 menit kemudian adik saya datang lagi dan melaporkan bahwa KMC Kartini penuh sehingga tidak mungkin menambah penumpang lagi (memang kami lupa bahwa kami datang ke Karimunjawa pas dengan long weekend).


Setelah melalui diskusi panjang kami memutuskan untuk langsung ke Jepara, mengejar KMC Bahari yang akan berangkat pkl. 10.30 pagi.  Kami masih punya waktu 2,5 jam, sedangkan jarak antara Semarang dan Jepara 2 jam, maka kami harus cepat mencari mobil rental.  Tanpa menawarkan, kami mengiyakan harga mobil yang sanggup mengantarkan kami ke Jepara dalam waktu 2 jam.

Setelah kurang dari 2 jam perjalanan menuju Jepara kami sampai juga di Pelabuhan Pantai Kartini.  Langsung saja Ruth mencari informasi untuk membeli tiket KMC Bahari (Hebat nih si Ruth).  Sebenarnya saya agak sangsi dengan kapal yang akan membawa kami ke Karimunjawa.  Walaupun Ruth sudah menjelaskan bahwa perjalanan dengan kapal hanya memakan waktu 2 jam, tapi menurut informasi yang saya dapatkan di internet akan memakan waktu 4 - 6 jam.  Mana saya suka mabuk laut jadi agak-agak ngeper juga menghadapi perjalanan laut.  Namun say atabah-tabahin aja karena membayangkan indahnya foto-foto Karimunjawa dan perjuangan kami sampai ke Jepara, apalagi ternyata tiket KMC Bahari tinggal sedikit, sehingga termasuk beruntung bisa mendapatkan 6 tiket ke Karimunjawa pada Long Weekend.

Pas antri masuk ke kapal, saya suprise dengan kapalnya yang bagus (untuk ukuran Indonesia), belum lagi petugasnya walaupun agak-agak kasar tapi tegas dan membantu penumpang banget.  Bahkan kursinya dinomorin sehingga gak ada istilah rebutan tempat duduk.  Patut diacungin jempol nih kapal.  Kalaupun ada kekurangan adalah ketika mau berangkat seorang ABK mulai memasang DVD karaoke yang ada tak jauh dari saya.  Dan keluarlah video klip lagu-lagu cengeng tahun 80-an dibintangi oleh penyanyi aslinya....maaaaaaaakkkkk bayangkan sepanjang perjalanan harus mendengar lagu-lagu macam "Masihkan kau ingat sayaaaannnngggg......".  Herannya ada beberapa penumpang yang semangat mengikuti sesi karaoke itu termasuk Hee-gang, cewek Korea yang duduk disamping saya.....ampun deh...

Saya pun lebih memilih tidur karena sejak semalam saya belum tidur agar tidak terlambat mengejar jam penerbangan Air Asia yang ajaib tapi murah itu.  Saking nyenyaknya tidur, bangun-bangun pulau Karimunjawa sudah terlihat di cakrawala.  Saya lihat di jam tangan saya, jam menunjukan angka 13.15....haaaaaa kurang dari 2 jam kami sudah hampir sampai di Karimunjawa.  Mana perjalanannya lancar jaya, gak ada ombak seperti yang ditakutkan jika musim hujan.

Setelah kami turun dari kapal, urusan kedua yang harus dihadapi adalah mencari penginapan.  Karena tembak langsung, kami tidak dapat penginapan walaupun sudah berusaha menelpon ke hotel-hotel dan homestay di Karimunjawa.  Ruth menyarankan kami untuk cari warung dan makan dulu, sambil makan kita mencari hotel.  Saran Ruth tentu saja disambut baik oleh saya, karena terakhir saya makan jam 5 pagi di Bandara Soekarno Hatta.

Sampai 4 jam kami menelpon kesana kemari, namun tidak ada kamar yang kosong, bahkan sekelas homestaypun penuh.  Kami benar-benar putus asa.  Apalagi ditambah sepasang backpacker dari Chechya yang juga belum mendapatkan kamar, parahnya lagi mereka gak bisa berbahasa Inggris dengan lancar.  Satu-satunya bahasa yang mereka kuasai dengan lancar adalah Jerman.  Untungnya Ruth dan Hee-gang menguasai Bahasa Jerman dengan sangat baik, jadi gak heran akhirnya pasangan ini "nunut" aja sama Ruth.

Dasar emang beruntung atau emang setiap usaha selalu membukakan pintu, kami akhirnya mendapatkan 2 kamar hotel.  Sedangkan pasangan Chechya kami titipkan kepada Ibu warung yang mencarikan kamar homestay.

Begitu kami check in, kami dapat kabar pasangan Chechya itu menolak kamar yang ditawarkan oleh Ibu Warung.  Kami cuma bisa mengelus dada karena kami sendiri bingung mau bantu gimana lagi.  Ruth memutuskan untuk membantu mereka sebisa mungkin, dia menyarankan pasangan tersebut untuk mengiba-iba kepada resepsionis hotel tempat kami menginap.  Karena kasihan sama mereka, oleh resepsionis dikasih kamar dia yang kecil bin pengab itu.  Lumayan lah untuk menghabiskan satu malam dibandingkan harus tidur di luar.

Keesokan pagi, kami baru diberitahu bahwa untuk ikut paket keliling pulau-pulau di Karimunjawa dengan biaya Rp. 100.000 hanya memakan waktu 3 jam.  Kok, rasanya rugi yah.  Kamipun memutuskan untuk menyewa perahu Rp. 550.000 sudah termasuk Tour Guide.  Dan ternyata mencari perahu pada long weekend tidak mudah.  Kami akhirnya mendapatkan perahu agak kecil itupun atas bantuan pelayan hotel.  Kami tetap ambil karena sudah jauh-jauh ke Karimunjawa cuma ikut paket 3 jam kok rugi banget.  Apalagi saya, Cali dan Mama adalah bukan tipe ke laut cuma diam, tapi kami harus berenang di laut.

Adik saya sempat merencanakan untuk diving, tapi ternyata diving di Karimunjawa terhitung mahal dibandingkan dengan Pattaya, Thailand, Bunaken, Bali dan Lombok (ini menurut adik saya).  Penyebabnya adalah diver juga harus menyewakan equipment yang digunakan oleh Dive Master.  Setelah diperhatikan oleh adik saya, Dive Master-nya kurang meyakinkan karena rata-rata baru sampai tingkat advance, tingkat yang sama dengan adik saya dan saya.  Dengan terpaksa kami snorkling aja.

Dari Kiri ke Kanan : Hee-gang, Ruth, Cali, Chacha dan Mama
Walaupun cuma snorkling, keindahan bawah laut Karimunjawa patut diacungin jempol. Cali yang baru saja balik dari Pattaya dan menyempatkan diving kesana sampai gak berhenti bilang bahwa Karimunjawa adalah pemandangan terbaik yang pernah dia lihat.  Bahkan Bunaken, Bali dan Lombok aja kalah jauh.  Ikan-ikan hias warna warni sampai berani mendekati saya, belum lagi terumbu karang yang cantik-cantik membuat saya gak mau naik kalau bukan karena kaki saya kram (maklum jarang olah raga).  Sayangnya Underwater Camera punya Mama rusak ketika dipakai di Pattaya, jadi keindahan Karimunjawa cuma bisa diingat di otak aja.....hiks......



Yang kami tidak perkirakan adalah musim hujan, sehingga kami sempat tertahan di Pulau Cemara selama 2 jam lebih karena hujan terlalu deras dan terlalu berbahaya jika kami nekat untuk berperahu.  Namun biar begitu Pulau Cemara tetap bisa kami nikmati keindahannya.

Sebelum pulang, kami sempat juga mengunjungi tempat dimana bisa berenang dengan Hiu.  Mama dan adik saya pun langsung mencoba tantangan ini.  Ternyata ikan-ikan Hiu-nya bukan tipe agresif dan kecil-kecil.  Kata Mama saya, Ikan Hiu vegetarian.....halaaaahhh ada gitu Hiu vegetarian.

Cali berenang bersama Hiu Vegetarian
 Disini kami ketemu lagi dengan pasangan Chechya.  Sang Istri minta tolong kepada saya untuk mencarikan snorkle-nya yang hilang.  Halaaaahhhh.....lama-lama jadi mikir pasangan ini kalau ketemu kami, pas ada masalah terus.....hehehehehehe....akhirnya saya dan Ruth membantu mencarikan walaupun kami ngerasa gak yakin ketemu.  Untungnya petugas penakaran Hiu menemukan snorkle itu, sehingga kami berdua jadi lega.....beruntung banget nih bule....

Setelah ke laut, kami pun pindah hotel karena di hotel sebelumnya memang hanya untuk satu malam.  Setelah mandi dan makan malam, kami memutuskan untuk mencari Homestay karena hotel yang kami tempati sekarang tiba-tiba menaikan harga berbeda dengan perjanjian awal dengan Ruth.  Setelah tanya Ibu warung yang sering kami datangi, akhirnya kami dapat 2 kamar @ Rp. 75.000.  Kagetnya lagi yang punya Homestay itu ternyata Tour Guide kami Pak Gianto.  Setelah kami mengiyakan kamar tersebut, kami berjanji akan pindah besok pagi, kami pun berpencar.  Saya dan Mama membeli souvenir Karimunjawa, Cali dan Ruth mencari tiket Kapal Cepat, Chacha dan Hee-gang kembali ke kamar karena tampaknya mereka demam.

Lagi asyik-asyiknya belanja, Cali datang memberitahukan bahwa kami tidak mendapatkan tiket Kapal Cepat untuk  besok lusa karena kantornya sudah tutup.  Cali menyarankan untuk mencari bantuan informasi ke Pak Gianto.  Kami bertiga pun akhirnya mendatangi lagi Pak Gianto.  Dari Pak Gianto, kami baru tahu bahwa hari dimana kami merencanakan kembali ke Jepara, dijadwalkan tidak kapal.  Langsung kami panik.  Ternyata Pak Gianto adalah orang yang tepat dimintain tolong, saudaranya Pak Takim langsung menyanggupin untuk mencarikan tiket untuk kapal yang berangkat besok.

Kami pun berkumpul lagi di Hotek untuk memberitahukan info terbaru tersebut.  Sebenarnya saya agak gak terima kalau liburan saya di Karimunjawa harus dipotong sehari, namun apa daya kapal ke Jepara sudah sekali didapatkan, mau gak mau kami harus kembali ke Jepara besok.  Ruth malah mendorong kami untuk mendapatkan tiket malam itu juga agar besok kami gak usah panik.  Langsung Cali menelpon Pak Takim untuk minta tolong mendapatkan tiket.

Pak Takim ternyata tidak berhenti sampai situ saja, malam itu juga dia langsung menjemput Cali dan mereka pergi ke kantor Kapal Cepat.  Kantor yag sudah tutup pun dibuka kembali karena ternyata yang punya kantor masih saudara dengan Pak Takim.  Akhirnya Cali bisa mendapatkan 6 tiket.  Tak lupa Cali memberikan sedikit uang bensin kepada Pak Takim yang sudah berbaik hati untuk menolong kami.

Besoknya kami bersiap untuk kembali ke Jepara.  Saya masih sedih karena hanya sehari menjelajahi Karimunjawa, padahal bagian timur Kepulauan ini belum saya jelajahi.  Dalam perjalanan ke Jepara, saya berharap bisa datang lagi ke Karimunjawa dan memuaskan keinginan saya untuk menikmati keindahan Kepulauan ini.  Tentunya dengan persiapan dan informasi yang lebih matang.

4 komentar:

Unknown mengatakan...

sepertinya seru yaa :)

kapan ke karimunjawa lagi kk?

Unknown mengatakan...

Seru banget ke Karimunjawa mana keren-keren lagi pemandangan bawah airnya...sayangnya gak bisa lama jadi gak puas mudah2an tahun depan bisa ke sana lagi. Terima kasih udah berkunjung ke blog saya.

Ms. BB mengatakan...

wah rencananya saya dan teman2 mau kesana taun baru ini. dan kita ga mau ikut tour yg banyak dtawarin di internet. boleh ga saya minta no telp pak gianto..? siapa tau kami juga terdampar dsana.hehe.. thanks ya..

Unknown mengatakan...

Butuh nomor HP-nya Pak Gianto silakan ke 085227150096. Terima kasih udah nengokin blo saya.

Cari Blog Ini