Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Jumat, 15 Maret 2013

Sabah, Kesultanan Sulu dan Indonesia

Beberapa hari ini media Indonesia lagi ribut-ribut soal Gerakan Seperatis di Sabah yang mengklaim akan merebut Sabah dari Malaysia karena Sabah adalah wilayah Kesultanan Sulu, sebelum akhirnya disewakan kepada Inggris dan akhirnya oleh Inggris dimasukan ke Wilayah Federasi Malaysia.

Saya sih gal terlalu tertarik dengan Perlawan Kesultanan Sulu kepada Tentara Diraja Malaysia, saya lebih tertarik dengan komentar masyarakat Indonesia tentang peristiwa ini di forum-forum internet.  Banyak yang meminta Pemerintah Indonesia untuk membantu Sultan Sulu melawan Malaysia sehingga wilayah Sabah terbebas dari negara Mahathir Mohammad ini.

Biasanya yang mendukung adalah mereka yang punya sentimen terhadap Pemerintah Malaysia atas perlakuan TKI, wilayah yang direbut Malaysia di Kalimantan Timur sampai peninggalan masa-masa Konfrontasi Malaysia - Indonesia di tahun 60-an.

Bahkan tak jarang yang mendukung mengejek SBY sebagai Presiden pengecut tidak mau membantu Sultan Sulu merebut Sabah, apalagi salah seorang dari tiga orang yang mengaku Sultan Sulu berani menjanjikan Sabah akan menjadi wilayah Indonesia jika Indonesia membantu.  Menggiurkan sekali memang.


Belum lagi media Indonesia yang memberitakan reaksi Tentara Diraja Malaysia yang menurut mereka tidak berprikemanusiaan dengan membunuh para gerilyawan Sulu seakan mereka "kerasukan" mesin pembunuh.

Saya bukan orang Malaysia, saya orang Indonesia asli, lahir di Jakarta besar di Kalimantan Timur, Bapak dari Jawa Timur dan Ibu saya dari Ambon.  Dari lahir sampai besar di Indonesia belum pernah keluar negeri sekalipun, KTP dari Keluarahan Cilandak.  Jadi saya beneran kan Indonesia, tetapi saya mendukung apa yang dilakukan oleh Malaysia dan sikap diam Pemerintah Indonesia.

Mengapa?

Pertama, kalau saya jadi Warga Negara Malaysia saya pun gak suka kalau ada gerakan separatis yang asalanya dari negara lain masuk ke negara saya dan mengklaim wilayah negara saya sebagai wilayah mereka.  Ingat waktu ada gerakan RMS, dimana mereka dituduh sebagai penyusup dan antek-antek Belanda  yang ingin memecah belah Indonesia. Atau Gerakan Papua Merdeka yang sampai sekarang masih menjadi luka yang tak pernah sembuh Bangsa ini.

Kedua, ada 3 orang yang mengklaim diri mereka sebagai Pemegang Tahta Sultan Sulu.  Dan semuanya menurut saya tidak memiliki kejelasan yang kuat, sehingga perkataan mereka tidak bisa dipegang secara hukum.  Aneh kan??  Bahkah silsilah keluarga saja sudah gak jelas.

Ketiga, janji mereka jika Sabah merdeka akan bergabung dengan Indonesia adalah janji orang yang "mabuk".  Kenapa saya bilang "mabuk" karena kalau saya jadi Sultan Sulu mana mau saya bergabung dengan Indonesia mending saya bikin negara sendiri maka saya akan bisa mengalahkan Brunei.   

Keempat, kalaupun ternyata Indonesia tertarik membantu terus wilayah Sabah jadi nih wilayah Indonesia.  Apakah Sabah akan jadi lebih baik?  Jawabannya sih kayaknya sudah tau semua karena selama ini pun Pemerintah Pusat tidak pernah bisa meningkatkan pembangunan di wilayah perbatasan.  Yang ada dengan masuknya Sabah akan menjadi "masalah" baru seperti nasib Timor Timur.  

Kelima, mereka (maksudnya masyarakat sabah) tidak lagi sebangsa dengan Bangsa Indonesia.  Kenapa saya sebut mereka tidak sebangsa.  Dulu waktu saya mendapatkan Mata Kuliah Kewiraan, disitu ada pengertian Bangsa.  Bangsa adalah kumpulan orang-orang yang dipersatukan oleh wilayah secara geografis, nasib, masa lalu dan tujuan yang sama.  Ok lah Sabah secara geografis masuk dalam wilayah yang sama tetapi nasib, masa lalu dan tujuan mereka sudah berbeda jauh dengan Bangsa Indoensia.  Ideologi mereka sudah ideologi yang ditanamkan Malaysia sehingga jika dipaksakan masuk ke dalam Indonesia maka masalah yang akan dihadapi akan lebih besar daripada Aceh.

Keenam, biaya perang mahal boooooo.....mau itu diplomasi, bantuan sampai menurunkan tentara di Sabah itu butuh biaya.  Mending biayanya untuk memperbarui peralatan perang TNI atau nambah-nambah fasilitas TNI di perbatasan jadi mereka lebih maksimal untuk menjaga wilayah Indonesia yang sudah ada.  Jadi gak ada lagi tuh wilayah Indonesia dicaplok sama Malaysia.

Ketujuh, setelah mereka bergabung apakah ada yang bisa menjamin Sultan Sulu gak akan memberontak lagi?  

Saya jadi ingat ketika Canada di tahun 90-an terbagi menjadi dua Kubu.  Ada yang ingin berpisah menjadi Republik dan tetap dibawah Pesemakmuran Inggris yaitu tetap dikepalai oleh Ratu Elizabeth II.  Setelah timbul perdebatan panjang, akhirnya diputuskan untuk mengadakan PEMILU khusus untuk menentukan nasib Canada.  

Akhirnya yang menang adalah Kubu yang masih ingin dibawah Pesemakmuran Inggris, karena sebagian warga negara Canada merasa biarpun mereka di bawah Inggris tetapi hak dan kesehjahteraan mereka tidak pernah dibawah warga Inggris yang ada di Inggris.  Bahkan mereka memiliki kebebasan untuk berpendapat yang lebih besar daripada Indonesia yang Republik.  Jadi buat apa berubah jika nasib mereka gak lebih baik atau malah menjadi lebih buruk.

Bagi saya mendukung Gerakan Separatis Sulu bukan pilihan yang bijak bagi Pemerintah Indonesia.  Apalagi masalah yang dihadapi oleh Indonesia semakin banyak, membutuhkan konsentrasi lebih dan biaya yang tidak sedikit.  Namun jika anda sebagai individual ingin membantu atau mendukung Geraka itu silakan, tapi terimalah kenyataan bahwa ini akan jadi gerakan sia-sia. 



Gambar dari http://shinubiwang.files.wordpress.com/2013/02/mapoftheroyalsultanateofsulu-750719.png?w=632&h=420


5 komentar:

Anonim mengatakan...

hi, i'm from malaysia

Saya kesal apabila membaca artikel-artikel dari merdeka.com mengenai isu sabah dan sulu. Saya berpendapat artikel-artikel di situ kebanyakannya hanya berat sebelah dan membangkitkan sentimen bencikan Malaysia. Sekarang saya sudah tidak hairan mengapa ramai Indonesians yang membenci Malaysians, kerana sudah di api-apikan dengan berita palsu oleh media.

Kami penduduk Malaysia tidak mahukan sebarang pertumpahan darah, apatah lagi dengan sesama Muslim. Kami hanya mempertahankan kedaulatan wilayah kami. Rundingan tidak berjaya dicapai malah anggota polis kami dibunuh dengan kejam. Miss boleh google sendiri tentang serangan di Kampung Tanduo dan serangan hendap di Semporna.

Kesultanan Sulu adalah kesultanan yang tidak diiktiraf. Sabah telah memilih untuk menyertai Malaysia melalui suara undian rakyat. Jelas, tindakan mereka masuk ke Sabah yang selama ini aman dengan mengangkat senjata adalah perbuatan yang bodoh.

Unknown mengatakan...

Hai Anonim....

salam damai dari Indonesia....hehehehehe....
Kalau saya jadi anda, saya lebih baik gak baca merdeka.com daripada baca malah nyaikitin hati. Masih banyak kok orang Indonesia gak termakan sama berita Sulta Sulu.

Unknown mengatakan...

Anonim from malaysia, Bullshit, TDRM bNYK bunuh pejuang SULU.

Unknown mengatakan...

@Lalu Raditya

Terus apa bedanya TNI terhadap GAM, Gerakan Papua Merdeka, RMS dan Fretilin?

konk mengatakan...

Saya sayang Atjeh saya

Cari Blog Ini