Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Jumat, 16 Agustus 2013

Dokter Rese'

Malam Takbiran keluarga saya mendapat musibah, Mama kena serangan darah tinggi.  Mama yang pensiunan perawat merasa kepalanya melayang dan karena usia sudah 60 tahun, Mama langsung beraksi cepat takut ke stroke.

Jadilah saya dan Bapak mengantar Mama ke Rumah Sakit yang ada di kompleks rumah kami di Bontang yang juga memberikan pelayanan gratis kepada pensiunan, termasuk Mama.  Kakak saya, Mas Arief dan adik saya Cali menyusul kemudian karena mereka saat itu sedang menyaksikan pertanding Futsal alumni.

Begitu masuk ruang IGD, Mama langsung menemui dokter yang berjaga.  Seorang dokter pria, agak gemuk dan berkaca mata.  Dilihat dari penampilannya, nampaknya ini dokter muda.  Dokter langsung nanya-nanya Mama sambil mempelajari Medical Record Mama yang tersimpan rapi dalam satu map.  Yang mengejutkan saya ternyata Mama tiap bulan harus rutin cek tekanan darah dan mengkonsumsi obat-obatan untuk mengontrol tekanan darah.  DAAAANNNN Mama sudah 4 bulan belum kontrol......oooohhhhh dear.....kontra sekali dengan kecerewetan Mama terhadap Bapak gara-gara Bapak suka gak jaga makan.....hahahahahahaha......ternyata merawat orang lain lebih mudah daripada merawat diri sendiri yah.....


Saat itu sih saya spanneng banget, karena Mama terlihat pucat dan suaranya hampir gak kedengaran.  Parahnya lagi dokter itu bukannya cepat-cepat menangani Mama, malah ngajakin Mama ngobrol yang menurut saya gak penting.  Mulai dari Apa yang dirasakan Mama, sampai kenapa gak kontrol selama 4 bulan terakhir, sampai yang menurut saya sama sekali gak ada hubungannya adalah ketika Mama ditanya berapa Bahasa yang dikuasai gara-gara Dokternya dapat infromasi Mama pensiunan Rumah Sakit tersebut dan bertugas di Expat Clinic selama 17 tahun.  Aduuuuhhhhhh.....pengen ngamuk deh......

Selama itu saya sabar-sabarin nih Dokter, tetapi sesekali keluar juga jawaban-jawaban ketus saya terhadap pertanyaan yang dia ajukan kepada Mama.  Aduh dokter diapain kek Mama saya jangan ditanya-tanyain terus kata saya dalam hati setiap dokter mengajukan pertanyaan demi pertanyaan kepada Mama.

Kira-kira 3 jam kemudian dan setelah menelan 1 pil penurun tekanan darah, Mama diperbolehkan pulang.  Di mobil, saya menumpahkan kejengkelan saya kepada dokter tersebut.  Tapi oleh keluarga saya yang lain gak ditanggapin sama sekali, mungkin mereka masih shock dengan kesehatan Mama yang sebenarnya.

Beruntung selama Lebaran kesehatan Mama membaik, tapi saya malah merasa gak enak karena Mama baru jelasin, ketika Mama ditanya-tanya sama dokter di IGD, Mama sebenarnya diperiksa apakah Mama terkena stroke atau gak dari jawaban-jawaban yang diberikan Mama.  Kalau pertanyaannya masih nyambung dengan pertanyaannya maka Mama belum terkena stroke, kalau sudah mulai ngaco dan yang parahnya gak bisa menjawab maka stroke sudah mulai menyerang.

Mendengar penjelasan Mama, tanggapan saya cuma "Ya elah mana saya tahu Ma, kan saya gak belajar kedokteran udah gitu spanneng....yah cobalah dokternya ngedeketin saya untuk ngejelasin.....yah maaf deh....."......hehehehehehehehe......buat Dokter di IGD maaf yah sudah disalahartikan yah namanya juga spanneng dan gak ngerti kedokteran......pantes Mama pengen punya menantu dokter.......HAHAHAHAHAHAHAHA........

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini