Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Rabu, 21 Agustus 2013

Moral, Anak Autis dan Tes Keperawanan

Jason McElwain bertemu Presiden George W. Bush. 
Kemarin malam sambil mengelus kucing kesayangan saya Si Ucing, saya menonton satu segment di sebuah acara di TV Kabel.  Cerita tentang seorang penyandang High Functional Austism bernama Jason McElwain yang membuat saya merinding.

Walaupun menyandang autistik, Jason bersekolah di SMA Umum dan ditempatkan di kelas khusus.  Minat terbesar dalam hidupnya adalah bermain basket.  Sehingga dia selalu mengikuti tes masuk tim Basket SMA-nya.  Karena dia bertubuh kecil untuk ukuran Amerika maka dia tidak pernah masuk sebagi Tim Utama.  Akhirnya oleh Pelatih, Jim Johnson, Jason diajak menjadi manager Tim.

Sebagai Manager Tim, Jason tetap selalu antusias dalam setiap pertandingan.  Dia menyiapkan minuman untuk teman-teman setimnya dan tak pernah berhenti memberikan semangat dukungan di pinggir lapangan setiap kali ada pertandingan.

Semangatnya mendukung teman-temannya ternyata diperhatikan oleh Pelatih dan teman-teman setimnya, sehingga mereka memutuskan untuk menurunkan Jason dalam pertandingan.  Keputusan Pelatih Jim Johnson disambut positif oleh seluruh sekolah, bahkan teman-teman sekolah di Greece Athena High School membuat yel-yel dan poster khusus untuk mendukung J Mac julukan Jason di sekolah.


Walaupun Jason diturunkan 4 menit terakhir namun penampilan J Mac dalam pertandingan tersebut tidak mengecewakan.  Putra dari David McEwail secara ajaib berhasil mencetak 20 point yang terdiri dari 6 kali Three Point Shot dan 1 Kali Two Point Shot dalam waktu 4 menit.

Kehebatan Jason langsung disambut histeris oleh seluruh penonton di Athena Greece High School Gym begitu bel tanda  berakhirnya pertandingan berbunyi.  Jason dielu-elukan bak MVP NBA, bahkan tak sedikit yang menangis terharu melihat peristiwayang terjadi pada 15 Februari 2006 ini.

Karena kisah ini dan banyaknya rekaman video amatir yang beredar, membuat Jason terkenal keseluruh Amerika.  Anak yang diagnosa autis ketika berumur 2 tahun ini kerap menjadi bintang tamu di acara-acara Talkshow terkemuka seperti Oprah Winfrey show, menjadi pembicara sampai menjadi tamu untuk Presiden George W. Bush.

Saya iri dengan kisah Jason McElwain, saya iri bagaimana rakyat Amerika khususnya pelajar-pelajar di SMA Greece Athena High School begitu mendukung teman mereka yang terkena autis.  Bagaimana pemerintah Amerika dengan cepat memberikan respon tentang peristiwa ini sebagai dukungan mereka terhadap pendidikan luar biasa.

Saya mempunyai keponakan yang juga High Functional Autism bernama Aryo.  Aryo mempunyai kemampuan luar biasa dengan ingatan, membaca dan menulis.  Diumur yang ke 6 tahun, dia sudah bisa menulis latin, mengingat sedikit-sedikit tabel unsur kimia, hafal banyak Ibukota negara, membaca dengan lancar, hafal kosa kata Bahasa Inggris, bisa membaca jam, mengerti film-film komedi slapstick, menggambar gedung dengan detil, pidato, hafal logo dan mengingat alamat orang-orang yang dikenalnya.

Waktu saya pulang ke Bontang, Bapak bercerita tentang tetangga kakak saya (Aryo anak dari kakak saya) di Samarinda terhadap Aryo.  Ayah muda tetangga kakak saya ini tinggal berdepanan dengan rumah kakak saya di sebuah kompleks perumahan elit di Samarinda.  Kebetulan dia mempunyai seorang anak perempuan yang seumur dengan adiknya Aryo, Ayu yang berumur 5 tahun.  Karena jarang anak-anak di perumahan itu, Ayu dan anak tetangga tersebut menjadi akrab, ayu juga jadi sering main ke rumah tetangga itu.  Sedangkan Aryo, karena anak itu suka sekali mengamati jadi dia juga suka ikutan main bersama mereka.

Beberapa bulan yang lalu, Aryo dan Ayu datang ke rumah tetangga tersebut untuk bermain.  Sang Ayah kebetulan ada di depan rumah nampaknya tidak suka kalau Aryo datang bermain langsung berusaha mengusir Aryo untuk pulang.  Peristiwa ini kebetulan disaksikan oleh Bapak saya.  Oleh Bapak, Aryo dan Ayu langsung disuruh pulang dan gak boleh main ke rumah tetangga.  Sedangkan tetangga tersebut sampai sekarang malu bila ketemu Bapak saya.

Sampai sekarang Bapak masih heran terhadap tetangga.  Dari segi pekerjaan, dia adalah petinggi provider seluler di Bontang yang artinya dia pasti mempunyai latar pendidikan tinggi dan wawasan yang luas, tetapi entah kenapa ketika peristiwa pengusiran itu yang diusir hanya Aryo sedangkan Ayu gak, jadi bisa disimpulkan dia gak suka dengan Aryo.  Padahal Aryo gak pernah kasar, gak pernah mukul, gak pernah ngmong kasar dan selalu sopan.  Jadi bisa disimpulkan satu-satunya kesalahan Aryo di mata Ayah muda tersebut adalah karena keponakan saya itu autis.

Saya sedih mendengar cerita itu dari Bapak, tetapi saya lebih kasihan sama Ayah Muda tersebut betapa kecil dunianya ketika di depan mata terbentang pintu lebar untuk sekedar menambah wawasannya tentang autis.  Autis bukan hal yang menular kepada anak lain, apalagi kepada anaknya tetapi kenapa bisa dia sampai mengusir Aryo seperti itu??

Ironisnya moral bangsa ini hendak dites dengan Tes Keperawanan yang dibiayai oleh uang rakyat, tetapi disisi yang lain moral yang paling mudah dilakukan yaitu menghormati dan berempati kepada orang lain yang mempunyai kebutuhan khusus gak dimiliki oleh bangsa ini.

Moral Bangsa ini bukan dinilai dari banyaknya perawan di negeri ini, tetapi dari cara Bangsa ini memperlakukan sesama manusia.  Saya lebih rela jika pajak yang saya bayarkan habis untuk mendidik anak-anak kita untuk bersikap empati kepada yang lain, membuat kelas khusus bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah umum, menambah ruang kelas sehingga satu kelas bisa lebih sedikit murid yang harus diajar oleh seorang guru, memberikan beasiswa bagi para tuna netra agar hidup mereka gak berakhir hanya menjadi tukang pijat sampai membiayai pendidikan seks yang baik.

Dimana muka kita ketika kita membicarakan moral tetapi kita sendiri belum memanusiakan saudara-saudara sebangsa kita yang berkebutuhan khusus dengan memberikan mereka fasilitas umum yang layak.  Tapi apa daya karena muka kita sudah tebal maka hal yang lebih penting selalu berakhir di selangkangan perempuan.

Saya sadar Amerika Serikat bukanlah negeri yang sempurna, bukan juga bangsa yang sebesar mereka katakan tetapi mereka membangun moral mereka bukan berdasarkan standart keperawanan sekelompok orang atau pemerintah.  Mereka membangun moral mereka dengan bersama-sama melakukannya baik tua dan muda, perempuan dan laki-laki.  Jadi jangan heran banyak kisah-kisah inspiratif berasal dari negeri Paman Sam, bukan dari negeri kita.

Di masa depan harapan saya gak muluk-muluk, saya berharap dengan pendidikan moral yang benar, gak ada lagi orang-orang yang nyata-nyata mempunyai latar belakarang pendidikan tinggi malah mendiskriminasikan anak-anak autis bahkan mengusir mereka seperti yang terjadi dengan Aryo.....Amin.....  



Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini