Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Kamis, 05 Mei 2011

Waktunya Akan Datang....Cinta....Pernikahan

Kemarin saya ketemu teman sekantor tapi beda divisi.  Saya kenal dia sejak saya pindah ke perusahaan sekarang yang masih satu group dengan perusahaan saya yang dulu.  Dulu, 4 tahun yang lalu teman saya ini, kita sebut saja namanya Dini sudah cukup umur untuk menikah bahkan lebih dari cukup.  Bahkan ada yang "bilang" bahwa dia adalah perawan tua.

Beruntung Dini berjiwa besar selain itu dia punya teman dan keluarga yang mendukung, sehingga kehidupannya tidak berhenti untuk menangisi nasib menjadi perawan tua.  Walaupun begitu deep down in her heart she is always dreaming of her prince charming.

Jadi ketika ada seorang cowok yang lebih muda ngajakin dia pacaran, tentu saja teman saya Dini mengiyakan.  Sayangnya selama pacaran kebanyakan Dini makan hati.  Mulai harus jadi "ibu" yang baik menghadapi sifat childish pacarnya itu sampai berkorban materi yang tidak sedikit.  Saat itu Dini tidak bisa berpikir hanya ingin membuktikan betapa cintanya besar kepada cowok itu.

Kalau teman-teman Dini (termasuk saya) tentu saja mengingikan Dini putus dari cowok itu namun kami tentu saja tidak bisa mengisi kekosongan hati Dini akan kasih sayang dari seorang cowok.  Melihat teman "diinjek-injek" cowok namun kita gak bisa berbuat apa kecuali mengingatkan adalah hal yang paling menyakitkan bagi kami saat itu.  Kami sebagai teman, cuma bisa berharap dan berdoa semoga pada suatu hari Dini bisa kuat untuk melepaskan diri dari pesona laki-laki yang nyebelin ini.

Akhirnya setelah 3 tahun berkutat dengan cowok yang sama, Dini bisa menguatkan hatinya untuk meninggalkan cowok itu, bahkan meninggalkan hubungan on off dan gak jelas sekaligus juga pesona cowok itu.  
Tak lama kemudian, Dini mulai membuka hatinya kepada pria lain.  Sebenarnya dia sudah kenal lama dengan cowok ini melalui Facebook, tapi karena hati Dini masih dipenuhi dengan cowok itu jadinya dia tidak mempedulikan cowok-baik-hati ini.

Setelah Dini melepaskan "semua" yang berhubungan dengan cowok itu, tiba-tiba cowok-baik-hati kembali mengirim message di wall Dini.  Kali ini atas dorongan apa Dini membalas dengan antusias.  Lama-lama mereka menemukan kecocokan dan akhirnya pacaran.  Akhirnya bulan lalu Dini dan cowok-baik-hati menikah di rumah orang tua Dini di Palembang.

Ketika dia mau menikah, saya merinding dan terharu mendengarnya.  Bahkan hampir saja saya nangis saking saya ikut bahagia dengan berita tersebut.  Mungkin karena saya tahu semua yang sudah dia lalui selama ini termasuk juga bagaimana menderitanya dia menghadapi cowok itu dulu.

Kemarin saya bertemu pertama kalinya sejak pernikahan dia.  Saya tak bisa menyembunyikan kebahagiaan saya.  Saya peluk dia dan berkata "Selamatnya, akhirnya".  Dia tersenyum lebar dan berkata "Non, suatu hari kamu akan mendapatkan yang sama dengan aku, sabar aja."  Saya ketawa, yah memang saya juga belum menikah padahal umur sudah lewat 30 tahun, tapi saya tidak ingin umur menjadikan saya "budak" pernikahan karena target ataupun cuma ngejar umur.

Kisah Dini menunjukan bahwa ketika kita ingin mendapatkan cinta yang baru maka kita harus meninggalkan cinta lama kita, kesabaran pasti akan berbuah manis dan waktunya pasti akan datang cepat atau lambat karena hanya Tuhan yang tahu apa yang terbaik bagi kita.


Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini