Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Kamis, 04 Juli 2013

Ikatan Janji di 30 Juni

30 Juni kemarin akhirnya teman baik saya , Upit menikah dengan Mas Insan, pacarnya selama lima tahun ini.  Saya pun hadir untuk menyaksikan pernikahan mereka, mulai pemberkatan di Gereja St. Petrus Wonosari sampai resepsi mereka di Balai Desa Wonosari.  

Dari semua acara yang saya ikuti selama prosesi pernikahan, saya terkesan sekali dengan pemberkatan pernikahan di Gereja.  Sebagai penganut Agama Islam, saya baru dua kali menyaksikan teman saya menikah di Gereja.  Pertama Mbak Yayuk yang menikah di Gereja Katholik Sragen dan yang kedua, yah Upit ini.  Bukan karena saya baru menyaksikan dua kali tetapi janji mereka berdua sebelum saling memasangkan cincin pernikahan, tetapi (mungkin karena saya semakin tua) saya menjadi meresapi setiap kata yang terkandung dalam janji pernikahan itu

Dihadapan imam dan para saksi saya, ......(nama), menyatakan dengan tulus ikhlas, bahwa........ (nama mempelai wanita) yang hadir di sini mulai sekarang ini menjadi istri saya. Saya berjanji setia kepadanya dalam untung dan malang, dan saya mau mencintai dan menghormatinya seumur hidup. Demikianlah janji saya demi Allah dan Injil suci ini.

Ketika Pastur mulai mengajak masuk Calon Pengantin dan keluarganya memasuki Gereja, saya jadi teringat perjalanan hati Upit yang panjang dan berliku untuk sampai berjalan berdua dengan Mas Insan menuju Pemberkatan.

Yang paling saya ingat ketika hatinya sempat galau, mempertanyakan hubungan mereka berdua.  Saya sendiri gak bisa ngasih saran yang lebih baik kecuali bertanya pada diri sendiri, karena ini masalah hati, masalah masa depan, masalah hidup mati Upit di kemudian hari.

Ketika Upit mulai galau lagi dengan segala masalah yang dihadapi dalam hubungan mereka, saya cuma bisa bilang "sekali-sekali kita fokuslah pada sesuatu yang besar, paketnya bukan hal-hal yang kecil.  Ok lah dia ngeselin kalau lelet tapi dia selalu datang ketika kamu membutuhkan dia.  Ok lah dia memang nyebelin kalau dimintai pendapat, tetapi dia selalu mendengarkan kamu".  Saat itu Upit hanya diam mendengarkan kata-kata saya.

Gak lama setelah itu akhirnya Upit dan Mas Insan memutuskan untuk menikah.  Saya menyambut baik perkembangan hubungan mereka.  Memang sudah waktunya mereka memasuki babak baru dalam hubungan mereka.  Saya ikut bahagia sambil tak sabar menantikan pernikahan mereka.

Akhirnya 39 Juni 2013, jadi hari yang bersejarah buat mereka.  Walaupun yang menghadiri pemberkatan di Gereja gak banyak tapi khusuk dan khikmatnya terasa sekali.  Bahkan ketika Upit sungkem kepada orang tuanya, saya pun menahan keharuan saya.  Kebalikan ketika resepsi undangan yang hadir sampai antri mau salaman sama Pengantin.....hehehehehehehe.....

Selamat yah Upit dan Mas Insan, semoga pernikahan kalian bukan dari akhir cerita cinta kalian tapi awal cerita indah cinta kalian.  Semoga cobaan dan rintangan dalam pernikahan bukannya menjadi batu sandung tetapi menguatkan ikatan kasih kalian.

*Perjanjian Nikah dikutip dari http://www.imankatolik.or.id/liturgi-perkawinan.html


Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini