Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Selasa, 16 November 2010

Sarinande....Putri Sarinande

Waktu saya masih kecil, Bapak saya masih menjadi orang tua yang idealis maklum saya anak kedua. Kakak dan saya hanya beda 15 bulan. Kebetulan juga saya lahir ketika Bapak saya sudah cukup berumur pada saat itu, sehingga saya cukup “dimanja”.

Salah satu bentuk kasih sayang Bapak saya adalah tiap malam saya selalu dikelonin tidur sambil Bapak menceritakan dongeng atau cerita rakyat, kalau lagi kumat ribetnya Bapak saya akan menceritakan cerita Mahabrata terlepas saya mengerti atau tidak, maklum masih batita. Kalau malas untuk bercerita, Bapak saya akan menyanyikan lagu. Sebenarnya suara Bapak saya out of tune alias tidak merdu sama sekali, namun saat itu bagi saya suara beliau paling bagus sedunia dan semua lagu yang dia nyanyikan membuat saya terhibur.

Lagu yang dipilih pun lagu-lagu daerah seperti Padang Bulan dan Gundul-Gundul Pacul, maklum Bapak saya 100 persen aseli Jawa Timur. Saat itu Bapak saya hanya berbahasa Indonesia sekitar 30 persen, selebihnya Bahasa Jawa.

Namun biarpun saya sudah di-brainwash dengan lagu-lagu Jawa. Lagu kesukaan saya waktu kecil adalah Sarinande, lagu Maluku. Seingat saya, pada umur 3 tahun lagu itulah yang pertama kali saya ingat dan hapal liriknya. Bukan hanya ikut-ikutan, tapi saya bisa menyanyikannya dengan baik. Mungkin sel-sel dalam otak saya dalam diri saya ingin menyatakan sebagian dari diri mereka adalah dari Maluku, karena Mama saya adalah orang Ambon.

Sayangnya lagu tentang seorang Putri bernama Sarinande ini jarang sekali diperdengarkan ketika saya dewasa. Jadi ketika di youtube, ada bule yang memainkan lagu ini dengan gitarnya dan mengatakan lagu ini adalah lagu dari Malaysia, saya tidak heran. Karena siapa yang tahu dengan lagu ini di jaman sekarang dimana lagu-lagu daerah hanya menjadi raja di daerah masing-masing.

Saya sedikit memiliki keberuntungan karena tumbuh di masa TVRI masih jaya dengan siaran-siaran kedaerahannya, seperti musik daerah dan drama daerah produksi TVRI Stasiun Pusat dan daerah. Saya jadi bisa tahu banyak lagu daerah dan cerita. Ketika saya ditugaskan pada program dengan sentuhan tradisional, saya harus mencari lagu-lagu daerah untuk dinyanyikan sinden maka saya punya banyak referensi lagu daerah melebihi rekan sekerja saya yang tumbuh pada saat TV swasta sudah merajai layar kaca, berkat siaran TVRI jaman dulu.

Ini membuat saya prihatin, pada suatu hari lagu Sarinande akan menjadi lagu daerah Belanda karena seringnya penyanyi Belanda keturunan Ambon menyanyikannya bahkan lagu ini sudah seperti lagu wajib masyarakat Belanda. Bersamaan itu lagu itu “punah” di Indonesia.

Impian saya ketika saya punya anak, saya ingin lagu yang pertama kali mereka kenal, tahu dan nyanyikan adalah lagu Sarinande seperti saat saya masih kecil. Bukan lagu-lagu band yang liriknya saja sudah tidak pantas mereka tahu, apalagi dinyanyikan…..semoga……

Tulisan ini juga dipublikasikan di the30ssomethingwoman.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini