Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Jumat, 21 Desember 2012

Tiba-Tiba Jadi Miskin di TransJakarta

Naik TransJakarta memang banyak menemukan hal-hal ajaib yang dilakukan penumpang.  Salah satunya yang baru saja terjadi siang ini di Halte Ragunan.

Seperti biasa, pkl. 12.00 saya sudah berada di Halte Ragunan.  Ketika di loket Karcis/ Tiket, ada seorang Ibu tampak berumur 50-an, berpenampilan rapi dengan blus Batik, jilbab hitam dan celana jeans.   Di tangan kirinya memegang tas yang tampak kepenuhan isinya, dijari-jari kelingking, jari manis dan tengah berhiaskan cincin emas besar dengan mata cincin permata yang menyilaukan mata (dan saya tahu emas itu asli bukan imitasi) dan tangan kanannya menggandeng seorang bocah laki-laki yang tingginya melebihin pinggang sang nenek.


Ibu itu terlihat sedang bersitegang dengan petugas penjualan tiket.  Dari dialognya tampak bahwa si Ibu tidak terima dengan perlakuan Petugas Loket.

"Gak bisa Bu, anak lebih dari 3 tahun harus bayar tiket juga", kata Petugas Tiket.

"Cucu saya belum 3 tahun mbak", sahut si Ibu ketus.

"Terserah deh Bu yang pasti cucu Ibu gak bisa masuk.  Lagian pintu tiket itu cuma berlaku satu tiket satu orang jadi cucu Ibu gak bisa masuk kalau gak beli", Petugas Tiket tampaknya sudah tidak sabar menghadapi si Ibu yang tiba-tiba jadi miskin di depan loket TransJakarta.

"Cucu saya masih kecil, saya masih bisa gendong kok.  Saya pangku", Si Ibu tetap keukeuh akan keputusannya tidak membelikan tiket untuk cucunya.

"Terserah deh Bu.  Tapi masa sih Bu anak gede begini mau Ibu pangku?"

"Ini mbak....", sambil mengangsurkan uang Rp. 3500.

Dengan jutek Mbak Penjaga Tiket langsung memberikan 1 tiket kepada si Ibu.

Setelah membayar tiket untuk satu orang, si Ibu pun menarik cucunya menjauh dari loket.  Lalu dikeluarkannya selendang batik, lalu digendong lah cucunya.  Dan cucunya memang sudah besar dan berat banget, itu terlihat dari wajahnya si Ibu yang kepayahan mengendongnya.  Namun dia sempat mampir ke Loket Tiket kemabali.

"Mbak, namanya siapa?" Tanya si Ibu pada petugas tiket yang tadi melayaninya.

"Nisa Bu.  Mau ngaduin yah Bu?  Ya udah Bu aduin aja."  Jawab Petugas Tiket, sambil melayani saya yang sedang mengisi ulang Tiket Berlangganan TransJakarta.  Saya tersenyum mendengar jawab Petugas Tiket....berani juga dia....hehehehehehehe.....

Ketika sampai di Pintu Tiket, si Ibu tidak bisa mendorong palang pintu karena dia tidak memasukan tiket ke lubang tiket yang ada di setiap palang Pintu.  Lalu tiba-tiba ada koor dari Loket tiket.

"Masukin tiketnya Bu", koor suara petugas perempuan di Loket Tiket.

Si Ibu pun memasukan tiket ke lubangnya, lalu degnan langkah cepat dia masuk ke dalam TransJakarta.  Saya menyusul di belakangnya.  Oooohhhh ternyata gak biasa naik Trans Jakarta....pantes......

Saya duduk di dekat pintu, dan si Ibu dan cucunya duduk di bagian khusus wanita.  Lima menit pertama si Ibu masih konsisten memangku cucu laki-lakinya.  Tidak lama kemudian, si Ibu menyerah lalu dia mendudukan cucunya di kursi kosong di sampingnya.

Saya ketawa melihat kelakuan si Ibu.  Lho katanya mau mangku kok sekarang didudukan di kursi.  Ketika penumpang penuh dan ada yang berdiri, si Ibu juga tidak memberikan tempat duduk yang ditempati oleh si Cucu untuk orang lain.  Walaaaahhhhhh Bu....malu dong sama 3 cincin emas di jari dan jilbab hitam besar Ibu.....masa hanya karena Rp. 3500 aja Ibu tiba-tiba jadi orang Miskin di TransJakarta......hahahahahahaha..... Toh akhirnya cucu Ibu menempati hak orang lain kaaaannnn....hehehehehehehe.... Masa Ibu malu denga aurat tapi Ibu gak mau dengan kelakuan Ibu sendiri.

Untuk Mbak Nisa yang tugas di Loket Tiket TransJakarta Halte Ragunan, sabar yah mbak.  Saya yakin si Ibu cuma gertak aja kok Mbak karena mentalnya mental "miskin" mbak.....hehehehehehe.....

2 komentar:

K.A.A mengatakan...

Mental miskin jadi biang permasalahan di ibu kota tercinta, cuma 3500 IDR, Why? Malu Malu

Unknown mengatakan...

@kharis yah begitulah mental kita belum bisa mengalahkan mental kaya-nya orang Jepang.

Cari Blog Ini