Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Rabu, 29 Desember 2010

Olah Raga dan Politik

Sebelum saya menulis, saya ingin menyatakan terlebih dahulu bahwa tulisan ini merupkan pemikiran saya namun berdasarkan fakta yang saya ketahui sedangkan datanya memang kurang lengkap.  Namun semoga tulisan ini bisa membuka pikiran dan hati kita bersama betapa olah raga bisa dijadikan sebuah inspirasi sebuah bangsa untuk maju.
 Waktu saya masih kelas 5 SD, Mama membelikan kami (saya dan ketiga saudara saya) kaset-kaset seri Dokumenter Perang Dunia II.  Salah satu peristiwa yang saya saksikan adalah Olimpiade Berlin, dimana Hitler membawa Olimpiade itu ke ajang politik yaitu dengan menanamkan supremasi bangsa Arya.  Memang saat itu Jerman menjadi juara umum, namun mereka dipermalukan dengan telak pada cabang 100 meter lari.  Pelari merea dikalahkan oleh seorang Afrika Amerika bernama Jesse Owens yang ironisnya prestasi atlit Amerika tersebut tidak diakui oleh negaranya yang masih memakai sistem diskriminasi warna kulit.  Itulah pertama kalinya saya mengenal Politik dalam Olah Raga.

Ketika saya kuliah, saya baru mengetahui arti kata Politik dari Mata Kuliah Komunikasi Politik.  Kira-kira pengertiannya begini, Politik adalah cara seseorang  dan atau kelompok agar masyarakat mengikuti apa yang individu atau kelompok tersebut inginkan.  Saat itu saya mengerti mengapa Hitler amat menginginkan Olimpiade diadakan di Berlin sebelum dia menyerukan “perang” terhadap bangsa lain, karena dia ingin menunjukan kepada rakyatnya bahwa Bangsa Arya adalah bangsa yang lebih hebat daripada bangsa manapun dan mereka akan menjadi pemimpin dunia.  Itulah yang kemudian membuat Rakyat Jerman PD mendukung Hitler dalam kampanye panaklukan dunia.

Selain Jerman, Amerika pun pernah membonceng Olimpiade untuk mendukung supremasi blok NATO-nya ketika Perang Dingin.  Seingat saya pada Olimpiade 1984, Uni Soviet dan Negara-Negara Blok Komunis lainnya menyatakan tidak mengikuti Olimpiade tersebut karena diadakan di Amerika Serikat, negara musuh bebuyutan mereka.

Lalu pada Olimpiade 1976 di Berlin ada peristiwa Black Septemeber dimana semua kontingen Israel dihabisi oleh Gerakan Orang Jerman yang Pro Palestina.  Disinilah dunia mulai sadar bahwa ada sebuah Bangsa bernama Bangsa Palestina yang ditindas oleh Bangsa Israel.

Diluar Olimpiade, Presiden Pertama RI, Soekarno pun pernah melakukan hal yang sama yaitu dengan mengadakan Pekan Olah Raga Negara-Negara Asia Afrika (maaf saya lupa namanya ada yg bisa bantu).  Pekan Olah Raga ini lah yang akhirnya menjadi titik tolak pembangunan komplek Senayan termasuk juga Gelora Bung Karno.  Saat inilah Bung Karno ingin menunjukan pada dunia bahwa negara-negara Asia dan Afrika juga bisa berdiri sama tinggi dengan negara-negara maju.

Presiden Nelson Mandela pun pernah melakukan hal yang sama dengan menggunakan Timnas Rugby Afrika Selatan untuk menyukseskan program Rekonsiliasi pasca Pemilu pertama non-apartheid di Afrika Selatan.  Saat itu Timnas Rugby Afrika Selatan hanya beranggotakan satu kulit hitam dan bukan olah raga populer di kalangan kulit hitam, namun Nelson Mandela yakin bahwa Timnas Rugby bisa dijadikan inspirasi seluruh rakyat Afrika Selatan jika mereka mampu bangkit dan menang dalam Piala Dunia Rugby.  Mereka pun menang.  Peristiwa ini diabadikan dalam film Invictus.

Jika anda penggemar Sepak Bola anda pasti ingat peristiwa perang dua negara di Amerika Latin, gara-gara pertandingan Sepak Bola di Piala Dunia tahun 70-an.  Atau Pemerintah China yang akhirnya merubah politik Isolasinya dengan mengikuti Olimpiade 1984, agar dunia dapat melihat bahwa China sudah kondusif untuk investor asing.  Masih banyak lagi…..seingat saya hanya Olimpiade 2000 Athena yang 80 persen bersih dari politik.  Bagaimana menurut anda???

Sumber gambar dari Kennyside.blogspot.com dan sportillustrated.cnn.com

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini