Majulah masuk ke dalam dunia Noni

Sebuah perjalanan hidup di pertengahan 30 tahunan...single, bahagia dan selalu mencari petualangan baru....Tinggalkan jejak anda dan ikuti jejak saya di @nonibeen

Selasa, 21 Desember 2010

Pekerjaan Penting Kedubes Indonesia di Luar Negeri

Menonton berita tentang usaha Kedubes Indonesia untuk memobilisasi TKI untuk menjadi suporter Timnas Indonesia VS Malaysia Leg 1 di Stadion Bukit Jalil, Malaysia saya jadi teringat cerita Guru Bahasa Perancis saya Bapak Sutanto, seorang Doktor lulusan salah Universitas Perancis yang sekarang mengajar di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Pak Tanto, dulu menetap di Paris, Perancis selama 5 tahun untuk mencapai gelar S2 dan S3 dalam bidang matematika atas bebasiswa Pemerintah Perancis. Kesempatan ini digunakan untuk memperluas wawasannya selain di bidang matematika. Sehingga setiap ada waktu libur atau kesempatan dia gunakan untuk jalan-jalan atau sekedar mengunjungi kawan-kawan Perancisnya. Ini yang membuat dia jarang bergaul dengan sesama orang Indonesia apalagi sekedar absen ke Kedubes Perancis.

Pada suatu hari beberapa hari sebelum malam tahun baru, seorang pegawai Kedubes Indonesia menelpon Pak Tanto. Hal ini membuat Pak Tanto terkejut karena selama beberapa tahun tinggal di Perancis inilah pertama kalinya pegawai Kedubes menelpon Pak Tanto. Usut punya usut ternyata pegawai Kedubes tersebut punya tugas untuk memobilisasi suara untuk memuluskan Anggun menjadi artis terfavorit tahun itu di sebuah program televisi yang tayang setiap malam tahun baru.

Pak Tanto sebenarnya tidak keberatan untuk memilih Anggun karena memang Pak Tanto menyukai Anggun, namun yang dia sayangkan kok yah pegawai Kedubes cuma digunakan untuk memobilisasi massa untuk mendukung Anggun sedangkan di luar itu mencari kabar warga negaranya saja tidak pernah, apalagi menolong warga negara Indonesia yang pernah Pak Tanto temui di stasiun kereta api bawah tanah sedang terlunta-lunta karena diusir oleh suami bule-nya.

Inilah yang saya rasakan ketika menonton Dubes Indonesia untuk Malaysia Da’i Bachtiar yang akan mengkaryakan pegawai Kedubes untuk mengkoordinir TKI agar mau menonton pertandingan sepak bola, dari membeli tiket sampai mengatur posisi tempat duduk.

Kok aneh yah, ketika memobilisasi penonton selurug pegawai Kedubes sampai dikerahkan untuk hal yang sebenarnya gak penting-penting amet daripada kasus-kasus penyiksaan, bunuh diri, upah yang tidak dibayar, diskriminasi sampai hukum yang dihadapi TKI. Sampai berniat sekali menghubungi FAM (PSSI-nya Malaysia) untuk memohon jatah tiket, sedangkan TKi yang sedang menghadapi sidang di pengadilan Malaysia seringkali tidak didampingi oleh Pengacara yang berkompeten plus pegawai Kedubes.

Saya bertanya-tanya nih, sebenarnya pentingan mana sih nonton Sepak Bola atau nasib TKI di Malaysia di mata Pegawai Kedubes Indonesia di Malaysia???? Benar juga kata teman saya, orang Indonesia kalo rame-rame aja kompak mobilisasi TKI tapi kalau dibutuhkan TKI pada pura-pura lupa kalau TKI adalah bagian dari bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini